Zulhas Bertemu Mendag China, Sebut RI Penuhi Syarat Jadi Negara Maju 2045

21 Agustus 2024 11:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Zulhas saat membuka acara Forum Koordinasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pusat Perdagangan dan Daerah, di Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024).  Foto: Widya Islamiati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Zulhas saat membuka acara Forum Koordinasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pusat Perdagangan dan Daerah, di Jakarta Pusat, Rabu (21/8/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia disebut memiliki semua persyaratan untuk dikategorikan sebagai salah satu negara maju di dunia. Hal ini diutarakan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) China, Wang Wentao, kepada Mendag Zulkifli Hasan (Zulhas) saat gelaran Asia Pacific Economic Cooperation (APEC).
ADVERTISEMENT
Zulhas bilang, Wang Wentao menyebut semua persyaratan untuk menjadi negara maju telah dimiliki Indonesia, baik dari sisi Sumber Daya Alam (SDA) maupun Sumber Daya Manusia (SDM). Bahkan, Wang Wentao mengeklaim China telah memiliki data-data tersebut.
“Indonesia akan negara maju 2045, saya di APEC ketemu sama Menteri Perdagangan Tiongkok, dia bilang, excellency (Zulkifli) Hasan, kami punya data lengkap, Indonesia punya semua persyaratan untuk menjadi negara maju, sumber daya alamnya, sumber daya manusianya. Pendek kata seluruh persyaratan kita punya,” kata Zulhas saat membuka acara Forum Koordinasi Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pusat Perdagangan dan Daerah, di Jakarta Pusat, Rabu (21/8).
Zulhas kemudian mengamini pernyataan pejabat China tersebut, dia menyoroti kinerja ekspor impor Indonesia yang menurutnya dalam keadaan baik. Hal ini dibuktikan dengan surplusnya neraca perdagangan RI selama 51 bulan berturut-turut.
ADVERTISEMENT
“Dan terbukti kita 51 bulan perdagangan itu surplus terus dengan segala kekurangannya kita masih surplus di atas 5 persen,” imbuh Zulhas.
Dia menilai baik pemerintahan maupun Aparat Penegak Hukum (APH) harus bekerja sama untuk mengejar Indonesia emas 2045 ini. Zulhas mengibaratkan Indonesia sebagai satu kesatuan dalam tim sepak bola.
“Dan saya minta kita ini satu tim, seperti sepak bola, jadi kalau satu tim untuk melakukan tugas, harus solid, kerja sama yang kuat karena kalau ada satu orang yang gol bunuh diri, sudah, bubar. Jadi kita mesti menyadari bahwa kita ini satu tim, tujuannya menjadikan Indonesia negara maju 2045 sebentar lagi dan kita punya semua persyaratan,” terang Zulhas.
Meskipun di sisi lain, Zulhas bilang, salah satu penghambat perekonomian Indonesia adalah underground economy atau ekonomi bawah tanah yang tidak terdata, salah satunya impor ilegal.
ADVERTISEMENT
Gelontoran produk impor ilegal yang masuk ke Tanah Air tersebut mengganggu kinerja industri dalam negeri dan tidak menguntungkan negara dari sisi penerimaan pajak. Meskipun, Zulhas tidak menjelaskan dari mana asal negara produk impor ilegal tersebut.
“Salah satunya hambatannya itu adalah underground economy, Menteri UKM Pak Teten mengatakan hampir 30 persen hingga 40 persen pasar kita itu di pangsa pasar apa yang disebut dengan underground economy. Artinya di situ dikatakan ilegal, negara gak dapat pajak,” ujar Zulhas.
Mendag Zulkifli Hasan saat kunjungan kerja ke China. Foto: Kemendag RI
“Oleh karena itu tax rasio kita kecil dibanding negara ASEAN lainnya, kalau pajak kita tax rasionya kecil pendapatan negara sedikit bagaimana kita membangun, bagaimana kita memperkuat alutsista (alat utama sistem senjata), bagaimana kita membangun SDM dan lain-lain,” tutup Zulhas.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, China disebut-sebut sebagai negara yang kerap mengimpor produk secara ilegal ke Indonesia. Dalam catatan kumparan, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Akhmad Akbar Susamto, terdapat potensi impor ilegal Indonesia dari China yang jumlahnya mencapai ratusan juta dolar Amerika Serikat (AS).
"Ini fenomena berkelanjutan dan ini masih terjadi, bahwa masih ada impor ilegal oleh China ke Indonesia," kata Akbar saat webinar yang digelar CORE, Kamis (25/4).
Pada kuartal I 2022 nilai impor mencapai USD 498,8 juta, melesat menjadi USD 1,41 miliar pada kuartal II 2022. Kemudian angkanya melandai menjadi USD 1,26 miliar di kuartal III 2022, dan mengecil lagi menjadi USD 415,7 juta di akhir tahun, atau kuartal IV 2022.
ADVERTISEMENT
Memasuki 2023, angka impor ilegal dari China ke Indonesia memang tidak pernah tembus USD 1 miliar seperti yang terjadi di tahun 2022. Tercatat angkanya pada kuartal I mencapai USD 962,9 juta, turun jadi USD 615,5 juta di kuartal II, turun lagi jadi USD 481,5 juta di kuartal III, dan menjadi USD 422,1 juta di kuartal IV 2023.
Menurut Akbar, praktik impor ilegal ini membuat susut kinerja neraca perdagangan Indonesia sehingga membuat angka ekspor Indonesia mengecil. "Impor ilegal ini juga menekan data ekspor impor kita, sehingga konsekuensinya ekspor kita menipis," urainya.
Selain pengamat dari CORE, Ketua Umum, Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, mengatakan perkiraan produk impor ilegal dari China yang masuk ke Indonesia bisa mencapai USD 1,4 miliar, berdasarkan perbedaan data ekspor-impor Indonesia-China antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan data dari International Trade Centre (ITC).
ADVERTISEMENT
"Data dari China sendiri impor tekstil berbeda sama yang diterima. Jadi ada potensi ilegal kalau enggak salah datanya selisihnya USD 1,4 miliar. Ini baru tadi pagi Hippindo dapat datanya. Jadi USD 1,4 miliar itu potensi ilegalnya," kata Budi di Sarinah Jakarta, Jumat (5/7).
Dari data tahun 2004 sampai 2023 yang dicatat Hippindo, ekspor China ke Indonesia yang tercatat di ITC nilainya lebih besar dibanding data impor asal China ke Indonesia yang tercatat di BPS. Misalnya pada 2004 ekspor China ke Indonesia berdasarkan data ITC nilainya USD 46,4 juta, sementara impor yang diterima Indonesia dari sana berdasarkan BPS hanya USD 1,8 juta. Kemudian di tahun 2012 ekspor China berdasarkan ITC ada 1,08 miliar, sedangkan impor yang diterima Indonesia berdasarkan BPS hanya USD 80,9 juta.
ADVERTISEMENT
Kemudian di tahun 2020, ekspor China berdasarkan ITC ada USD 358,0 juta, sedangkan impor yang diterima Indonesia dari China berdasarkan BPS hanya USD 162,9 juta. Di tahun 2023 ekspor China berdasarkan ITC USD 269,5 juta, sedangkan impor yang diterima Indonesia berdasarkan BPS hanya USD 118,8 juta.