Zulhas Buka-bukaan soal Iklan di Media Nasional Beralih ke Medsos

12 Agustus 2023 17:53 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam program "Info A1 kumparan". Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam program "Info A1 kumparan". Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) buka suara soal maraknya peralihan iklan dari media nasional ke media sosial (medsos) atau beberapa pelaku di industri digital.
ADVERTISEMENT
"Ya belum, coba saja nanti. Saya enggak kepikir, baru kepikiran saya," kata Zulhas dalam talkshow Info A1 kumparan yang tayang Jumat (11/8) malam.
Secara umum Zulhas menjelaskan, iklan di medsos mampu memperkuat UMKM. Namun ia juga menegaskan, pemerintah akan terus menjaga agar dunia usaha di dalam negeri semakin kuat.
"Nah saya melakukan apa yang kita sebut dengan empat pilar, tapi bukan MPR ini. Satu, kita kumpulkan, ekosistemnya kita bangun, UMKM, ritel modern, e-commerce. Satu lagi perbankan. Ini harus jadi satu kesatuan," ujarnya.
Zulhas menuturkan, perpaduan ekosistem itu dibangun guna UMKM maju. Contohnya, ritel modern bisa mendapat produk murah, sehingga pemilik UMKM bisa mendapat untung.
"(UMKM) Malang kalau ada ritel modern, ngapain dia beli kerupuk ke Jakarta. Apa itu, sambal ke Jakarta, kemahalan ongkosnya. Dia harus ambil dari UMKM yang ada di Malang. Win win kan? Ritel modern-nya dapat barang murah, UMKM-nya untung, gitu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ia memprediksi ritel modern sudah untung 15 persen dibandingkan ritel tradisional yang pasokannya berasal dari warung sekitar.
"Sebaliknya ritel modern, warung-warung emak-emak dia harus supply. Disuplai sama dia. Sehingga warungnya ini, warung emak-emak ini, harganya sama dengan ritel modern, dia sudah untung 15 persen," sambung Zulhas.
Menurut Zulhas, produk UMKM jika dijual offline maka tidak maju-maju. Oleh karena itu e-commerce menjadi kunci.
"Kita temukan e-commercenya, ada di situ juga, hari itu juga. Nanti mereka daftar, dilatih, enggak bayar. Dilatih motonya, dilatih packaging-nya, isinya kripiknya tapi packaging-nya sama dengan Jepang, kan keren," tambahnya.