Zulhas Dampingi Jokowi Tinjau Pompanisasi di Kalimantan Tengah

26 Juni 2024 15:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meninjau program pompanisasi di Desa Bapeang, Kalimantan Tengah, Rabu (26/6/2024). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau program pompanisasi di Desa Bapeang, Kalimantan Tengah, Rabu (26/6/2024). Foto: Kris/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi didampingi Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo meninjau program pompanisasi di Desa Bapeang, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah (Kalteng). Di sana, pemerintah telah menyalurkan 34 pompa untuk mengairi 435 hektare sawah. Padahal, luas sawah di Kotawaringin Timur mencapai 7.600 hektare.
ADVERTISEMENT
"Tepatnya 31 pompa untuk harusnya untuk 7.600 [hektare]. Tapi ini baru bisa untuk 435 hektare," kata Jokowi, Rabu (26/6).
Jokowi juga sempat berbincang dengan sejumlah petani. Para petani mengaku semenjak ada pompa, jumlah produksi pertanian mereka meningkat.
"Ya, yang dulunya dua bisa jadi tiga, yang sebelumnya satu bisa jadi dua atau tiga. Ini, kan, menaikkan produktivitas para petani dan bagus. Selain masalah-masalah yang lain yang berkaitan dengan pupuk terus agar tepat waktu," jelasnya.
Kotawaringin Timur menjadi salah satu daerah penyangga pangan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Sehingga produktivitas panen bisa bertambah karena pompanisasi, dan kelebihan produksinya itu yang nantinya akan dibawa ke IKN.
"Kalau nanti indeksnya naik dari yang biasanya panen satu kali menjadi tiga kali artinya ada kelebihan produksi, dari situlah nanti akan dibawa ke IKN. Tidak hanya Kotawaringin Timur saja tapi kabupaten-kabupaten yang lain yang kelebihan produksi akan ditarik ke sana dengan pompanisasi," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Jokowi mengungkapkan BMKG memprediksi Indonesia akan menghadapi gelombang panas mulai bulan Juli hingga Oktober mendatang.
"Gini, jadi hampir semua negara sekarang ini terkena yang namanya gelombang panas, kekeringan panjang. Sehingga semua negara produktivitas turun, produksi berasnya turun, banyak negara yang sebelumnya ekspor beras menjadi dipakai untuk dirinya sendiri," kata Jokowi dalam keterangannya, Rabu (26/6).
Ia mengungkapkan untuk tahap pertama akan dibagi sekitar 20 ribu pompa ke seluruh wilayah Indonesia.
"Kemudian berikutnya akan menuju angka 70 ribu. Untuk apa, ya, seperti ini. Air yang di bawah, sawahnya agak ke atas, [air] enggak bisa naik ke atas gara-gara enggak ada hal kecil [seperti] pompa tapi jadi sangat krusial sekali," katanya.
ADVERTISEMENT