Zulhas Desak Perjanjian Dagang I-EU CEPA Segera Rampung

26 September 2024 15:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) melaporkan hasil temuan berupa produk baja tidak memenuhi SNI dan NPB di Kawasan Kp Bangkong Reang, Wangunharjo Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis (26/9/2024). Foto: Ghifari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) melaporkan hasil temuan berupa produk baja tidak memenuhi SNI dan NPB di Kawasan Kp Bangkong Reang, Wangunharjo Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis (26/9/2024). Foto: Ghifari/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan Zulhas mendesak perjanjian dagang antara Indonesia dengan Eropa atau Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agre ement (I-EU CEPA) segera rampung.
ADVERTISEMENT
Zulhas berharap perjanjian dagang tersebut dapat segera rampung sebelum masa pemerintahan Presiden Jokowi berakhir. Menurut mendag menegosiasikan perjanjian dagang I-EU CEPA pada saat Presiden terpilih Prabowo menjabat akan lebih sulit karena akan meningkatkan konsumsi CPO dalam negeri.
"Nggak ultimatum, kita kasih tahu. Karena kalau pemerintah baru, nanti akan lebih sulit lagi, saya kira. Pak Prabowo kan tahu sendiri, kalau Pak Prabowo kan ingin agar CPO jadi B50, kan. Jadi kita penuhi soal CPO nggak penting lagi," kata Zulhas di Kawasan Kp Bangkong Reang, Wangunharjo Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Kamis (26/9).
Zulhas bilang bahwa Indonesia telah banyak memenuhi permintaan dari Uni Eropa. Menurutnya, jika permintaan tersebut bertambah lagi, tentu negosiasi perjanjian kerja sama ini akan semakin alot.
ADVERTISEMENT
"Udah dilaporkan, kita kasih tahu. Kita sudah banyak memenuhi permintaan. Kalau nambah lagi-nambah lagi, ya tentu repot ya. Kita ingin ini I-EU CEPA selesai. Tapi kan tergantung sananya juga kan," ungkapnya.
Sebelumnya, Zulhas menyebut proses perampungan perjanjian yang sudah terkatung-katung selama 7 tahun tersebut telah mencapai 90 persen. Sehingga dia yakin kerja sama perdagangan ini akan selesai pada September 2024.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas ekspor produk home decoration cermin dan lampu dari bahan serat alami CV Palem Craft Jogja di Kelurahan Trirenggo, Kapanewon Bantul, Kabupaten Bantul, Sabtu (6/7). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dengan selesainya I-EU CEPA, Kemendag percaya akses pasar Indonesia ke Uni Eropa akan semakin terbuka lebar. Untuk merealisasikan hal itu, Pemerintah Indonesia belajar dari bagaimana cara Vietnam mencapai kesepakatan dengan Uni Eropa.
Berdasarkan catatan kumparan, perundingan Indonesia dan Uni Eropa tengah berunding untuk mencapai kesepakatan I-EU CEPA sudah berlangsung selama 7 tahun, namun belum juga menuai kesepakatan.
ADVERTISEMENT
Proses perundingan IEU-CEPA sudah berjalan selama 7 tahun sejak pertama kali melalui joint announcement di Jakarta dan Brussels, Belgia pada Juli 2016. Di saat yang sama, Eropa dikenal dengan kebijakan-kebijakan dagangnya yang disebut merugikan Indonesia. Misalnya Undang-undang Anti Deforestasi Uni Eropa (European Union Deforestation Regulation/EUDR.
EUDR ini akan dimulai tahun 2025, di mana kebijakan ini menerapkan uji tuntas pada perusahaan yang menempatkan barang-barang yang terkait dengan deforestasi dan degradasi hutan di pasar Uni Eropa.
Barang-barang tersebut antara lain seperti daging sapi, coklat, kopi, minyak sawit, karet, kedelai dan kayu. Salah satu komoditas tersebut, minyak sawit, menjadi andalan ekspor Indonesia saat ini.