Zulhas Keluhkan Ekspor Makanan ke Arab Saudi Minim

4 Januari 2024 18:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hotel di Mekkah, Arab Saudi Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hotel di Mekkah, Arab Saudi Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengeluhkan banyaknya jemaah haji dan umrah dari Tanah Air tidak mendorong Arab Saudi untuk mengimpor makanan utamanya lauk pauk dari Indonesia. Padahal, menurutnya, Indonesia dengan Arab Saudi memiliki hubungan diplomasi yang baik dan cukup dekat.
ADVERTISEMENT
Zulhas menilik, hal ini dikarenakan Indonesia belum memiliki perjanjian dagang dengan Arab Saudi, sehingga perdagangan ke negara di Timur Tengah tersebut. Sementara, Arab Saudi lebih memilih negara tetangga seperti Thailand dan Vietnam untuk mendapat cipratan rezeki importasi ini.
“Walaupun kita dekat dengan Arab Saudi, (jemaah) haji banyak, umrah banyak, makan itu lauknya dari Thailand, ikan pindang dari Thailand, sayuran dari Vietnam. dari kita gak ada," kata Zulhas dalam acara Laporan Capaian Kinerja Kemendag 2023 dan Outlook 2024 di Kantor Kemendag pada Kamis (4/12).
Indonesia diketahui belum menjalin kerja sama di sektor perdagangan dengan Arab Saudi, sehingga wajar jika RI tidak dilirik dalam impor makanan. “Padahal kan yang haji kita 3 juta (jemaah), yang haji kita yang untung Vietnam dan Thailand ini karena kita belum ada perjanjian,” tambah Zulhas.
ADVERTISEMENT
Mendag Zulhas lepas ekspor pinang ke Arab Saudi. Foto: Kemendag RI
Lebih lanjut Zulhas menjelaskan, sepanjang pertengahan Juni 2022 hingga kini, Kemendag telah meneken beberapa perjanjian dagang dengan berbagai negara, meliputi Indonesia-UAE CEPA yang ditandatangani pada 1 Juli 2022 dalam proses ratifikasi pada 1 September 2023, lalu Indonesia-Chile CEPA ditandatangani pada 21 November 2022.
Kemudian Indonesia-Iran PTA ditandatangani pada 23 Mei 2023, juga Perubahan Protokol Asean-Australia-New Zealand FTA ditandatangani pada 22 Agustus 2023, dan Indonesia-Malaysia BTA ditandatangani pada 8 Juli 2023.
Sementara yang sudah diimplementasikan meliputi Indonesia-Korea CEPA pada 1 Januari 2023, RCEP Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) atau perjanjian seluruh negara Asean pada 2 Januari 2023.
Sedangkan yang baru dalam proses negosiasi adalah Indonesia-Eurasia FTA pada 5 Desember 2022, juga Indonesia-Peru CEPA rilis negosiasi pada 15 Agustus 2023.
ADVERTISEMENT
"Misi dagang merupakan komitmen kemendag untuk melakukan promosi pada pasar-pasar tujuan ekspor non tradisional," kata Zulhas.