Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Dia menyoroti seharusnya MinyaKita dibeli oleh kalangan yang sering berbelanja di pasar tradisional, bukan kalangan yang mampu membeli minyak goreng premium di supermarket.
“Memang MinyaKita itu kan untuk pasar. MinyaKita itu kan minyak curah yang dikemas kan. Tapi sekarang orang kan semuanya nyari MinyaKita, harusnya kan yang lain itu yang premium. Di supermarket premium. Tapi semua sekarang ini,” kata Zulhas di kantornya, Selasa (8/4).
Menurut dia, popularitas MinyaKita sebagai minyak goreng yang diproduksi hasil Domestik Market Obligation (DMO), membuat banyak kalangan mencari dan menggunakan MinyaKita, termasuk pada periode Lebaran tahun ini.
“MinyaKita ini kan yang di pasar, untuk ibu-ibu yang belanja di pasar, mestinya. Tapi begitu populer MinyaKita, semua orang nyari Minyakita,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dia menyoroti periode Lebaran kali ini produsen dan distributor bahu membahu meningkatkan pasokan hingga dua kali lipat. Tujuannya agar MinyaKita tidak langka di pasaran.
“Khususnya minyak goreng. Itu lebaran kemarin mereka memberikan dua kali pasokan yang lebih besar daripada biasanya. Nah itu semua saya lihat deliver mereka,” jelasnya.
Selain MinyaKita, Zulhas juga memastikan pasokan dan harga pangan terjaga selama periode Ramadan dan Lebaran pada tahun ini.
Menurut dia, langkah ini dilakukan sebab pemerintah belajar pada pengalaman soal pasokan dan harga pangan, termasuk MinyaKita.
“Intinya kemarin itu, kita belajar dari pengalaman yang Lama, memang pasar itu dipenuhi dulu. Pasar, saya kira pasar kemarin dipenuhi,” kata Zulhas.