Zulhas Pede Negosiasi dengan AS Lancar, RI Bisa Tawarkan Telur

8 April 2025 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) di kantornya, Selasa (8/4/2025). Foto: Widya/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) di kantornya, Selasa (8/4/2025). Foto: Widya/kumparan
ADVERTISEMENT
Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) percaya diri langkah Menko Bidang Perekonomian Airlangga yang akan bertolak ke AS, bisa menyelesaikan permasalahan tingginya tarif yang diteken Presiden Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Dia memastikan, Indonesia tidak akan meneken tarif balasan dan memilih jalur diplomasi usai mendapat bea masuk 32 persen dari negara tersebut.
Dia juga menanggapi isu soal dampak tingginya tarif ini terhadap impor kedelai dari AS hingga harga produk turunan komoditas tersebut.
“Ya, makanya nanti dibicarakan. Negosiasi, kita kan soal balas membalas, itu kita gak begitu. Kita melakukan pembicaraan diplomasi,” kata Zulhas di kantornya, Selasa (8/4).
Zulhas melihat hubungan perdagangan antara AS dan Indonesia termasuk saling membutuhkan. Dia juga mengaku telah berkoordinasi dengan Menko Airlangga mengenai negosiasi ini.
“Karena kita lihat, kita ini saling membutuhkan, ya saya kira diplomasinya Pak Menko (Airlangga) akan menyelesaikan semuanya,” tuturnya.
Selain itu, dengan hubungan perdagangan yang menguntungkan ini, menurut dia banyak jalan untuk Indonesia menyelesaikan permasalahan tarif dengan AS. Dia menyoroti banyaknya komoditas yang diimpor Indonesia dari AS, termasuk kedelai dan minyak.
ADVERTISEMENT
“Banyak jalan, misalnya kita impor minyak, terigu, kedelai besar. Saya kira bisa dibicarakan, bisa dinegosiasikan oleh karena itu perlu untuk melakukan diplomasi atau negosiasi perdagangan dengan US. Dan saya dengar Pak Menko akan berangkat mungkin 1-2 hari,” jelasnya.

Zulhas Dorong Telur Jadi Alat untuk Negosiasi

Zulhas juga menyoroti fenomena langkanya telur di AS. Dia melihat tingginya produksi telur di Indonesia bisa dimanfaatkan untuk bahan negosiasi dengan negara tersebut.
“Iya (dorong telur jadi alat negosiasi) , banyak lah ya (komoditas unggulan ekspor-impor ke AS),” tuturnya
Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat produksi telur nasional saat ini surplus sekitar 288,7 ribu ton atau setara 5 miliar butir per bulan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menuturkan pihaknya telah menghitung potensi produksi telur nasional tahun 2025 mencapai 6,5 juta ton, sementara kebutuhannya 6,2 juta ton atau potensi surplus 288,7 ribu ton. Menurut Agung, potensi ini masih bisa ditingkatkan.
ADVERTISEMENT
Dia melihat, dengan kelebihan produksi ini, Indonesia berpotensi memasok telur ayam konsumsi di negara yang sedang mengalami gangguan produksi akibat wabah HPAI atau flu burung, termasuk AS.