Zulhas soal Rupiah Anjlok: Cadangan Devisa Kuat, Kita Tak Perlu Khawatir

25 April 2024 13:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendag Zulhas sampaikan bahwa konsumen Indonesia secara bertahap semakin cerdas. Foto: Dok. Kemendag
zoom-in-whitePerbesar
Mendag Zulhas sampaikan bahwa konsumen Indonesia secara bertahap semakin cerdas. Foto: Dok. Kemendag
ADVERTISEMENT
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas buka suara terkait pelemahan nilai tukar rupiah memengaruhi sektor perdagangan nasional. Dia meminta masyarakat tidak terlalu khawatir.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Bloomberg per hari ini Kamis (25/4) pukul 13.00 WIB, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih bertengger di level Rp 16.210 per dolar AS.
Zulhas menyebutkan, pemerintah mempercayakan kebijakan moneter yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI). Terlebih, Indonesia masih memiliki cadangan devisa yang kuat.
"Cadangan devisa kita kan kuat, jadi tidak perlu terlalu khawatir. Kita percayakan kepada yang punya otoritas untuk mengatasi perubahan kenaikan nilai tukar itu," ujarnya saat halal bi halal di kantor Kemendag, Kamis (25/4).
Zulhas menegaskan, baik BI maupun Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani sudah menegaskan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kondisi pelemahan nilai tukar ini. Menurutnya, hal ini memang menguntungkan bagi eksportir.
ADVERTISEMENT
"Memang ada dua sisi kalau yang eksportir senang, cuma ya importir teriak gitu. Nah mengatur tengah-tengah itulah kira-kira akan dilaksanakan oleh yang memiliki otoritas," pungkas dia.
Seorang Teller menghitung uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di Bank Mandiri, Jakarta, Senin (7/1/2018). Rupiah ditutup menguat 1,26 persen menjadi Rp14.085 per satu Dolar AS. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi nilai tukar rupiah akan bertengger di level Rp 16 ribu per dolar AS hingga kuartal III 2024. Kemudian menguat di level Rp 15.800 per dolar AS di kuartal IV.
"Kami meyakini rupiah akan tetap stabil di sekitar Rp 16.200 di kuartal II ini, dan akan menguat ke arah rata-rata Rp 16.000 di kuartal III, dan bahkan akan menguat rata-rata Rp 15.800 pada kuartal IV-2024," kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (24/4).
Perry menjelaskan, kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate pada April ini sebesar 25 basis poin (bps) menjadi Rp 6,25 persen dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah meningkatnya risiko global.
ADVERTISEMENT
"BI Rate naik 25 bps itu untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan meningkatnya risiko global ke arah potensial risk agar tetap stabil ke depannya. Dan juga untuk pre-emptive dan forward looking untuk memastikan sasaran inflasi 2,5 persen plus 1 persen," ungkapnya.