11 Transfer Paling Aneh: Ada Legenda Madrid 'Nyasar' ke Tim Medioker Inggris

18 November 2021 15:24 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nicklas Bendtner saat masih membela Arsenal Foto: AFP/ANDREW YATES
zoom-in-whitePerbesar
Nicklas Bendtner saat masih membela Arsenal Foto: AFP/ANDREW YATES
ADVERTISEMENT
Pada musim 2021/22, dunia sepak bola dikejutkan dengan sejumlah transfer tak terduga yang terjadi. Sebut saja Dani Alves yang kembali ke Barcelona, di mana dikabarkan hanya mendapat gaji sebesar 1 euro (sekitar Rp 16 ribu) sebulan.
ADVERTISEMENT
Kemudian, ada sosok mantan pemain Liverpool, Andy Carroll, yang kini kembali memiliki klub usai dipinang Reading. Anehnya, penyerang 32 tahun ini hanya mendapatkan kontrak selama dua bulan.
Berangkat dari hal tersebut, The Sun melansir terdapat sejumlah transfer pemain lainnya yang paling tak terduga dan aneh yang terjadi dalam sejarah dunia ‘si kulit bundar’. Berikut ini daftarnya.

Nicklas Bendtner

Menjalani musim 2012/13, Juventus sempat alami kondisi di mana mereka kekurangan penyerang tengah. Beberapa pemain pun menjadi incaran, namun secara tak terduga, pada hari terakhir bursa transfer musim panas, Bianconeri memutuskan untuk memboyong striker Arsenal, Nicklas Bendtner dengan status pinjaman.
Padahal, pemain asal Denmark itu tak memiliki track record yang apik sebagai ujung tombak. Di musim sebelumnya pun, ia hanya mencetak delapan gol dalam 30 penampilan lintas ajang saat jalani masa peminjaman dengan Sunderland.
ADVERTISEMENT
Perjudian itu pun tak berjalan mulus. Benar saja, Bendtner gagal total bersama Juventus. Ia hanya berlaga sebanyak 11 penampilan tanpa sekalipun menciptakan gol. Tak mengherankan, raksasa Italia tersebut tak mempermanenkan status Bendtner.

Bojan Krkic

Bojan (kiri) saat masih membela Barcelona. Foto: Jorge Guerrero / AFP
Pada musim 2014/15, Stoke City secara mengejutkan memboyong eks wonderkid Barcelona, Bojan Krkic, dengan mahar yang terbilang rendah, yakni 1,8 juta poundsterling (sekitar Rp 34 miliar dengan kurs saat ini).
Pelatih Stoke saat itu, Mark Hughes beranggapan bahwa keberadaan Bojan di Stoke bisa kembali mengantarkannya untuk menemukan permainan terbaiknya usai jalani masa-masa kelam selepas meninggalkan Blaugrana.
Nyatanya, Bojan tak mampu membuktikan kualitasnya sebagai sosok penyerang. Hanya ada 16 gol yang berhasil diciptakannya selama tampil dalam 85 penampilan. Bojan pun kerap dipinjamkan ke klub lain, sebelum akhirnya di 2019/20 dilepas permanen ke Montreal Impact secara cuma-cuma.
ADVERTISEMENT

Steven Caulker

Pada Januari 2016, Liverpool meminjam Steven Caulker dari Queens Park Rangers. Mirisnya, tak ada yang peduli dengan kepindahan tersebut.
Caulker jarang mendapat kepercayaan Juergen Klopp untuk turun merumput. Tercatat, dirinya hanya tampil dalam enam laga. Ada satu momen, di mana Caulker sempat mengajukan permintaan yang aneh, yakni ia meminta untuk dimainkan di lini depan.
Pada periode tersebut, Caulker juga sempat direhabilitasi karena kecanduan alkohol dan perjudian yang mengancam kariernya di lapangan hijau. Liverpool pun pada akhirnya memulangkan Caulker ke klub asalnya di akhir musim 2015/16.

Carlos Tevez dan Javier Mascherano

Carlos Tevez (kiri) saat baru diperkenalkan West Ham United. Foto: AFP/SHAUN CURRY
Pada jendela transfer musim panas 2006, West Ham United membuat gebrakan yang dinilai paling berani dalam sejarah Liga Inggris. The Hammers kala itu memboyong dua pemain asal Argentina yang belum pernah merasakan tampil di Eropa, yakni Carlos Tevez dan Javier Mascherano.
ADVERTISEMENT
Kebersamaan itu pun hanya berlangsung sebentar. Tevez pada musim berikutnya bergabung dengan Manchester United dan Mascherano justru pergi lebih awal, yakni pada Februari 2007 dengan bergabung ke Liverpool dengan status pinjaman sebelum akhirnya dipermanenkan di tahun 2008.

Luther Blisett

Luther Bliseett adalah sosok legenda Watford dan merupakan pencetak gol terbanyak sepanjang masa The Hornets di pentas liga. Di balik capaian itu, ada momen yang tentunya tak mungkin dilupakan Blissett.
Pada 1983, Blissett dipinang raksasa Italia, AC Milan dengan mahar 1 juta poundsterling (sekitar Rp 19 miliar dengan kurs saat ini) usai meraih Golden Boot semusim sebelumnya bersama Watford di level tertinggi sepak bola Inggris.
Namun, Blissett gagal menunjukkan maginya di ‘Negeri Pizza’. Performanya menurun drastis dan hanya mampu mengemas lima gol dalam 30 penampilan. Di musim berikutnya, Blissett pun dilepas Rossoneri kembali ke Watford.
ADVERTISEMENT

Edgar Davids

Edgar Davids (kiri) saat berkostum Inter Milan. Foto: AFP/CARLO BARONCINI
Edgar Davids bisa dibilang sebagai salah satu gelandang terbaik di generasinya. Sejumlah klub kenamaan pernah menggunakan jasanya, sebut saja Barcelona, Inter Milan, Juventus.
Namun, eks penggawa Timnas Belanda ini harus mengalami pil pahit di penghujung kariernya. Sempat break sekitar dua tahun, pada 2012 Davids menerima pinangan dari Barnet yang tampil di League Two (kasta keempat sepak bola Inggris).
Di sana, ia ditunjuk menjadi pemain-pelatih. Hal aneh pun dilakukan oleh Davids, ia memutuskan untuk mengenakan jersey bernomor punggung 1 yang biasanya dikenakan oleh penjaga gawang.
Pria berpenampilan nyentrik ini bersikeras bahwa ingin menjadikan hal itu sebuah tren bagi seorang gelandang. Pada 2014, Davids meninggalkan Barnet dan resmi pensiun sebagai pemain.
ADVERTISEMENT

Fernando Hierro, Youri Djorkaeff, dan Jay-Jay Okocha

Fernando Hierro meratapi nasib buruk yang memayungi Spanyol. Foto: Albert Gea/Reuters
Pada rentang waktu 2002-2004, pelatih Bolton Wanderers, Sam Allardyce secara mengejutkan memboyong sosok-sosok yang telah melewati masa keemasannya, yakni Fernando Hierro, Youri Djorkaeff, dan Jay-Jay Okocha.
Okocha adalah sosok yang paling muda di antara dua nama lainnya. Saat diboyong pada 2002, ia masih berusia 29 tahun dan dirinya pun langsung menjadi favorit penggemar Bolton.
Djorkaeff hanya bertahan dua tahun bersama tim medioker hingga 2004. Selama itu, eks kampiun Piala Dunia 1998 bersama Prancis ini berhasil mengemas 21 gol dari 81 penampilan.
Sementara itu, Hierro baru didatangkan pada 2004. Legenda Madrid itu hanya berkostum The Trotters selama satu musim dan kemudian memutuskan gantung sepatu.
ADVERTISEMENT

Roberto Mancini

Roberton Mancini kala berseragam Leicester City. Foto: Twitter @WhatIf_YouTube
Roberto Mancini sewaktu aktif menjadi pemain memiliki karier yang menawan, khususnya kala berseragam Sampdoria. Selama merumput 15 tahun (1982-1997), berhasil mempersembahkan empat gelar Coppa Italia serta satu Piala Winners Eropa.
Kemudian, ia bergabung ke Lazio. Di tim asal ibu kota, Mancini hanya bertahan tiga musim sebelum memutuskan untuk rehat dari dunia ‘si kulit bundar’. Pada Januari 2021, Mancini kembali merumput dengan bergabung ke Leicester City. Hal yang mengejutkannya adalah, di sana ia hanya bertahan selama satu bulan.
Hanya lima laga yang dilakoni Mancini bersama The Foxes. Dikabarkan bahwa Leicester mencabut kontrak Mancini lantaran sang pemain ingin melatih Fiorentina. Kini, sosok Mancini dikenal sebagai salah pelatih kenamaan di dunia. Pria berusia 56 tahun ini baru saja mengantarkan Timnas italia merengkuh gelar Euro 2020.
ADVERTISEMENT