15 Pemain Liga Inggris Gagal Tes Obat-obatan Terlarang

18 April 2022 17:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Premier League (Ilustrasi) Foto: Getty Images/Laurence Griffiths
zoom-in-whitePerbesar
Logo Premier League (Ilustrasi) Foto: Getty Images/Laurence Griffiths
ADVERTISEMENT
Kabar mengejutkan muncul kala Badan Anti-Doping Inggris (UKAD) mengatakan ada 15 pesepak bola Liga Inggris yang gagal dalam tes obat-obatan terlarang. Bahkan, 12 di antaranya menggunakan obat peningkat kinerja tubuh atau doping.
ADVERTISEMENT
Menurut pemaparan Marca, jumlah tersebut didapat dari investigasi yang digelar sejak 2015 hingga 2020. Hal itu menambah total pesepak bola Liga Inggris yang menggunakan doping dari tahun 2013 menjadi berjumlah 88 orang.
Beberapa obat doping yang digunakan mereka antara lain Ritalin dan penguat testosteron Human Chorionic Gonadotropin (HCG). Namun, UKAD melaporkan bahwa ada pemain yang juga mengkonsumsi obat-obatan terlarang seperti morfin, ganja, kokain, dan semacamnya.
Suasana pertandingan Crystal Palace. (Foto: Reuters/Matthew Childs )
Kendati demikian, (UKAD) mengatakan bahwa tidak akan ada sanksi berarti jika obat itu digunakan secara tak sengaja oleh pemain. Selain itu, mereka yang berada di dalam fase pemulihan sebab sebelumnya terikat dengan kasus doping tersebut juga tak akan diberi hukuman.
The Sun melansir Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) telah mendesak UKAD untuk tidak membeberkan secara rinci perihal kasus doping tersebut. Itu berarti nama-nama yang terlibat dalam penggunaan obat-obatan terlarang tersebut tidak akan terungkap.
Bola resmi Premier League 19/20. Foto: Reuters/Matthew Childs
Penggunaan doping memang dilarang dalam dunia si kulit bundar. Bahkan, FA juga sempat menetapkan aturan-aturan baru menyoal konsumsi doping yang disahkan sejak 1 Januari 2021.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman resmi FA, regulasi anti-doping itu diberlakukan dengan tujuan untuk menjaga kesehatan fisik & integritas pemain, menjunjung tinggi etika dalam berolahraga, dan memastikan bahwa setiap pesaing punya kesempatan yang sama.
Penulis: Hamas Nurhan R T