4 Trisula Maut yang Gemparkan Liga Indonesia: Ada Trio ABG Persija

19 Juli 2021 11:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pembukaan kompetisi Sepak Bola Liga-1 Indonesia 2020 di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/2).  Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pembukaan kompetisi Sepak Bola Liga-1 Indonesia 2020 di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/2). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
ADVERTISEMENT
Kompetisi sepak bola Indonesia memang memiliki daya tarik tersendiri bagi sebagian besar lapisan masyarakat. Hal itu tak lepas dari penampilan gemilang beberapa pemain yang pernah merumput di Liga Indonesia.
ADVERTISEMENT
Liga Indonesia merupakan kompetisi yang digelar sejak musim 1994/95. Kompetisi ini merupakan peleburan dari era Galatama dan Perserikatan.
Sepanjang sejarah perjalanannya itu, Liga Indonesia memiliki beberapa trisula penyerang top yang mentas bersama tim-tim besar. Mereka-mereka inilah yang menjadi pembeda di sepak bola Indonesia.
Lantas, siapa saja pemain-pemain tersebut? Berikut kumparan sajikan 4 trisula maut yang sempat menggemparkan Liga Indonesia. Silakan disimak.

Aliyudin, Bambang Pamungkas dan Greg Nwokolo (Persija Jakarta)

Bambang Pamungkas, Aliyudin dan Greg Nwokolo saat bermain bersama di Persija tahun 2009-2011. Foto: Instagram @bepe20 @aliyudin15 @greg11n
Persija pernah punya trisula lini depan mematikan yang diisi Aliyudin, Bambang Pamungkas dan Greg Nwokolo. Ketiganya dikenal dengan 'Trio ABG', yang merujuk kepada nama mereka.
Kendati tak mempersembahkan gelar apa pun untuk Persija, Trio ABG tetap merupakan salah satu trisula yang ditakuti di zamannya. Ketiganya bermain bersama pada 2007 hingga 2011. Dalam rentang tahun itu, Greg sempat hengkang lebih dahulu sebelum pulang kembali ke Persija.
ADVERTISEMENT
Trisula yang satu ini memang saling melengkapi. Aliyudin adalah pemain yang mengandalkan kecepatan dan Greg punya kebolehan skill gocekan di atas rata-rata. Sementara, Bambang Pamungkas bertugas sebagai target man.
Urusan mencetak gol, ketiganya tak perlu diragukan lagi. Jika dirata-rata, Trio ABG setidaknya menyumbang 30 gol Persija per musim selama mereka bermain bersama.

Danilo Fernando, Cristian Gonzales dan Ronald Fagundez (Persik Kediri)

Cristian Gonzales. Foto: AFP/Bay Ismoyo
Cristian Gonzales adalah salah satu penyerang paling subur di Liga Indonesia. Ia punya empat gelar top skor Liga Indonesia di usia produktifnya.
Ketajaman Gonzales tak lepas dari kontribusi maksimal Danilo Fernando dan Ronald Fagundez. Ketiganya pernah memberi nuansa 'Amerika Latin' di lini depan Persik Kediri.
Salah satu momen yang tak terlupakan adalah kala Gonzales, Danilo dan Fagundez membela Persik di kompetisi Liga Champions Asia 2007.
ADVERTISEMENT
Tergabung di Grup E bersama tim sekelas Urawa Reds, Sydney FC dan Shanghai Shenhua, Persik mampu menyulitkan tim-tim besar tersebut dengan finis di posisi ketiga lewat catatan 2 menang, 1 imbang dan 3 kalah.

Boaz Solossa, Beto Goncalves dan Ernest Jeremiah (Persipura Jayapura)

Pemain Persipura Jayapura Boaz Solossa. Foto: Dok. Liga Indonesia
Liga Indonesia 2008/09 boleh jadi merupakan musim yang tak akan pernah dilupakan kubu Persipura Jayapura. Kala itu, mereka diperkuat trisula mematikan: Boaz Solossa, Beto Goncalves dan Ernest Jeremiah.
Ketiganya berhasil membawa Persipura menjadi juara sekaligus memastikan satu tiket ke Liga Champions Asia musim depan.
Selain itu, baik Boaz, Beto maupun Ernest juga sama-sama produktif. Boaz menjadi top skor kompetisi dengan 28 gol, diikuti Beto dengan 23 gol dan Ernest 16 gol.
ADVERTISEMENT

Anoure Obiora, Keith Kayamba Gumbs dan Zah Rahan Krangar (Sriwijaya FC)

Anoure Obiora, Keith Kayamba Gumbs dan Zah Rahan Krangar adalah trisula asing yang menjadi sosok penting di balik keberhasilan Sriwijaya FC merengkuh titel Liga Indonesia di musim 2007/08.
Zah Rahan, yang berperan sebagai playmaker, memiliki skill di atas rata-rata. Ia selalu memberi umpan manis kepada Anoure Obiora dan Keith Kayamba Gumbs.
Ketiganya pun sama-sama mencetak gol kemenangan di partai final saat mengalahkan PSMS Medan 3-1. Ketika itu, format kompetisi masih menggunakan dua wilayah.
***