Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Perjalanan Mikel Arteta di sepak bola adalah salah satu yang menarik. Berawal dari pemain muda yang tak mengesankan, Arteta menjelma menjadi pelatih yang menjanjikan.
ADVERTISEMENT
Kiprah Arteta tak bermula dengan baik. Ia sempat menjadi bagian dari La Masia, akademi Barcelona yang termasyhur itu. Namun, Arteta gagal bersinar dan dipinjamkan ke Paris Saint-Germain (PSG).
Bersama PSG, Arteta awalnya kesulitan. Namun, seiring waktu, ia sukses nyetel. Sial untuk PSG, Rangers membuat tawaran yang mengesankan untuk Barcelona dan sukses merekrut Arteta pada 2002.
Arteta mekar di Tanah Britania. Performanya bersama Rangers membuat Everton terkesan. Ketika usianya mau memasuki kepala tiga, Arteta akhirnya memperkuat tim besar Premier League setelah diakuisisi Arsenal .
Bersama Arsenal, Arteta menua layaknya anggur. Ia sempat menjadi kapten ‘Meriam London’ sebelum akhirnya pensiun pada 2016 ketika usianya baru 34 tahun.
Selepas pensiun, Arteta menerima banyak tawaran melatih. Mulai dari menjadi Kepala Akademi Arsenal, staf kepelatihan PSG, hingga menjadi tangan kanan Pep Guardiola di Manchester City .
ADVERTISEMENT
Arteta memilih tawaran terakhir dan itu adalah keputusan yang tepat. Ia belajar banyak dari Guardiola sampai akhirnya dianggap mampu menjadi pelatih kepala Arsenal di usia 38 tahun.
Nah, tentu saja Arteta memiliki beberapa hal menarik lainnya selain perjalanan kariernya. kumparanBOLA telah mengumpulkan lima di antaranya. Simak di bawah ini.
Operasi Jantung
Kondisi tersebut terbilang langka dan hanya ada sedikit dokter di Spanyol yang bisa menangani itu. Namun, Arteta muda memiliki tekad yang kuat untuk menjadi pesepak bola profesional dan bersikeras untuk menjalani operasi. Kini, sisanya adalah sejarah.
ADVERTISEMENT
Sobat Karib Xabi Alonso
Orang terdekat Arteta di sepak bola bukanlah Arsene Wenger, David Moyes, atau Pep Guardiola, melainkan Xabi Alonso .
Arteta dan Alonso memang sama-sama besar di San Sebastian. Mereka kerap bermain bersama di tepi pantai La Concha sebelum akhirnya masuk ke Antiguoko, akademi sepak bola di San Sebastian.
Dari situ, hubungan Arteta dan Alonso semakin erat. Yang menarik, mereka tak pernah bermain di klub yang sama setelah beranjak dewasa. Malah, mereka sempat menjadi rival ketika Alonso bermain buat Liverpool dan Arteta memperkuat Everton.
Kini, baik Arteta maupun Alonso sudah menjadi pelatih kepala dari sebuah tim. Alonso saat ini tercatat sebagai pelatih tim B Real Sociedad.
ADVERTISEMENT
Perfeksionis dan Detail
Banyak hal yang membuktikan bahwa Mikel Arteta adalah sosok yang detail dan perfeksionis.
Nacho Monreal, bek kiri Real Sociedad yang pernah bermain bersama Arteta di Arsenal, menyatakan bahwa eks rekan setimnya itu tak pernah puas sampai segalanya tepat.
Sikap Arteta itu dipahami betul oleh Leroy Sane. Penyerang sayap Manchester City itu pernah bercerita bagaimana Arteta memintanya untuk melakukan sesuatu dan tak mengalihkan fokusnya sampai Sane melakukan apa yang ia minta dengan benar.
Satu hal lagi. Perhatikan rambut Arteta ketika bermain, melatih, menjawab konferensi pers, maupun berteriak di pinggir lapangan. Selalu sempurna, bukan?
Pep Guardiola 2.0
Oke, Xabi Alonso memang sahabat Arteta. Namun, Pep Guardiola -lah yang memiliki pengaruh besar dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
Guardiola memang sudah menjadi panutan Arteta semenjak mereka di Barcelona. Namun, masa-masa di City-lah yang membentuk Arteta sebagai pelatih.
Dalam konferensi pers perdananya sebagai pelatih Arsenal, Arteta mengakui bahwa bekerja sebagai asisten Guardiola adalah hal yang luar biasa. Ia mempelajari visi, etos kerja, taktik, sekaligus pendekatan Guardiola terhadap pemain-pemain dan staf.
Kini, Arteta benar-benar menjadi kloning Guardiola. Tak hanya soal taktik, filosofi permainan, ataupun perlakuan terhadap pemain, tetapi juga setelan, yang sama-sama necis, di pinggir lapangan.
Dekat dengan Pemain
Kisah Sane sebenarnya sudah cukup untuk menjadi bukti bahwa Arteta mudah untuk merangkul pemain-pemainnya.
Kemampuan Arteta itu semakin terbukti di Arsenal . Menurut David Ornstein dari The Athletic, tak ada pemain Arsenal yang memanggil Arteta dengan sebutan “Boss”. Mereka memanggil sang pelatih dengan panggilan “Mister” atau “Mikel”.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Arteta tak segan untuk memberlakukan peraturan yang ketat. Menariknya, hukuman yang diberikan atas pelanggaran tersebut diputuskan lewat sistem yang inovatif.
Kembali menurut Ornstein, Mikel Arteta memperkenalkan ‘wheel of fortune’ yang berisikan berbagai hukuman kepada pemain-pemainnya. Apabila satu pemain melakukan pelanggaran ringan, seperti terlambat rapat, hukuman bakal ditentukan lewat ‘wheel of fortune’ itu.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.
------
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi 1 unit SmartTV dan 2 Jersi Original klub Liga Inggris. Buruan daftar di sini .