5 Kesalahan Fatal Jose Mourinho Sepanjang Kariernya

16 Agustus 2021 17:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho, saat laga Tottenham Hotspur vs Arsenal di Stadion Tottenham Hotspur, London, Inggris. Foto: Tim Goode/Pool via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Manajer Tottenham Hotspur Jose Mourinho, saat laga Tottenham Hotspur vs Arsenal di Stadion Tottenham Hotspur, London, Inggris. Foto: Tim Goode/Pool via REUTERS
ADVERTISEMENT
Pelatih asal Portugal, Jose Mourinho, telah membawa klub yang dilatihnya meraih berbagai gelar juara. Sejumlah klub ternama seperti Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, dan Manchester United, pernah ia latih. Terbaru, ia telah menandatangani kontrak dengan AS Roma hingga akhir musim 2023/24.
ADVERTISEMENT
Sang juru taktik itu selalu menekankan para pemainnya untuk tidak membuat kesalahan. Namun, kali ini The Special One telah membuat kesalahan selama karier kepelatihannya. Dikutip dari Sportskeeda, berikut kesalahan yang telah diperbuat oleh Jose Mourinho.
1. Teori Konspirasi
Jose Mourinho, manajer Spurs. Foto: Ben STANSALL / AFP
Selama karier kepelatihannya, Mourinho tak segan untuk mengkritik pihak manapun yang berselisih dengannya. Ia juga akan membuat teori konspirasinya sendiri agar tim asuhannya tidak disalahkan.
Pada laga Chelsea dengan Barcelona 2005, Mourinho pernah membuat tuduhan palsu kepada seorang wasit yang bernama Anders Frisk. Mourinho mengatakan bahwa Frisk telah merencanakan konspirasi dengan Frank Rijkaard, pelatih Barcelona kala itu.
Akibatnya, Frisk dan keluarganya mendapat ancaman pembunuhan dari suporter Chelsea. Namun, tuduhan tersebut tidak terbukti. Mourinho akhirnya harus membayar denda sebesar 8.900 euro (sekitar Rp 150 juta) karena membuat tuduhan palsu.
ADVERTISEMENT
2. Taktik Kuno
Jose Mourinho. Foto: Glyn Kirk/REUTERS
Mourinho lebih menyukai tipe permainan bertahan ketimbang menyerang. Namun, taktik ini dianggap sebagai salah satu kesalahan yang pernah ia lakukan. Terlebih saat dirinya menuntut para pemain yang berbakat dalam menyerang seperti Cristiano Ronaldo dan Eden Hazard, untuk membantu pertahanan tim.
Fans pun lebih menyukai permainan yang atraktif karena dianggap menghibur. Di sisi lain, Mourinho tetap menganut taktiknya tersebut.
Akan tetapi, saat di Real Madrid, Mourinho mulai mengombinasikan tipe permainan bertahan dan menyerang. Hasilnya, ia menjuarai La Liga dengan rekor poin.
3. Premier League 2015/16
Jose Mourinho. Foto: Ben Hoskins/Getty Images
Liga Inggris musim 2015/16 menjadi mimpi buruk bagi Mourinho. Setelah berhasil memimin Chelsea di posisi teratas pada musim sebelumnya, Mourinho cuma mampu membawa The Blues di posisi 16 sebelum dipecat pada Desember 2015.
ADVERTISEMENT
Sejumlah alasan muncul kenapa Mourinho dan Chelsea bisa begitu terpuruk. Salah satunya adalah transfer-transfer yang buruk. Situasi juga diperburuk ulah Mourinho yang mengkritik pemain-pemainnya sendiri dan bahkan dokter tim Chelsea.
4. Bertengkar dengan Pemain
Mourinho menarik keluar Pogba. Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Para pemain seringkali tertekan karena cara melatih Mourinho yang unik. Mourinho bahkan tak ragu untuk bertengkar dengan tim asuhannya sendiri. Seperti saat di Real Madrid, pelatih kelahiran Portugal itu mengkritik Iker Casillas. Ia juga berniat untuk mengganti kapten starting XI dengan Diego Lopez.
Pun saat di Chelsea, ia mengkritik laporan ketidakpuasan yang ditujukan kepadanya. Bahkan, saat di Manchester United, Mourinho kerapkali memberikan komentar permusuhan kepada pemainnya, diantaranya yaitu Paul Pogba dan Luke Shaw.
Mourinho sendiri merupakan orang yang tidak suka basa-basi. Apabila tidak suka terhadap sesuatu, ia akan mengatakannya langsung dan tidak segan untuk mengkritiknya secara keras. Kendati begitu, sifatnya tersebut selalu berujung dengan perselisihan.
ADVERTISEMENT
5. Gagal Kembangkan Pemain Muda
Pelatih Tottenham Hotspur Jose Mourinho saat laga melawan RB Leipzig, Rabu (11/3), Foto: Reuters/Matthew Childs
Mourinho menuntut pemain yang dilatihnya untuk bisa berprestasi dan memenangkan trofi sebanyak mungkin. Ia tak akan sembarangan dalam merekrut pemain-pemainnya. Mourinho juga berhasil mengamankan sejumlah talenta muda seperti Romelu Lukaku, Kevin de Bruyne, dan Mohamed Salah.
Namun, di bawah bimbingannya, para pemain tersebut tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang dan secara bergiliran memutuskan untuk pindah ke klub lain.
Penulis: Nurul Azzahra