6 Pemain Gaek Tumpuan Klub Liga 1 2020

26 Maret 2020 20:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Persib Bandung, Supardi Nasir (kiri), berebut bola dengan pemain Persela Lamongan, Rafael Oliviera (kanan). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Persib Bandung, Supardi Nasir (kiri), berebut bola dengan pemain Persela Lamongan, Rafael Oliviera (kanan). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
Untuk mereka yang akan kumparanBOLA sebut di bawah, usia benar-benar tak lebih dari sekadar angka. Semuanya sudah berkepala tiga: Ada yang 34 tahun, 36 tahun, bahkan 39 tahun.
ADVERTISEMENT
Namun, jangan salah. Performa mereka masih terbilang ciamik. Atas dasar itu tak heran bila klub-klub yang masing-masing bela menjadikan mereka sebagai tumpuan di Liga 1 2020 sejauh ini.
Siapa saja, sih, mereka tersebut?

Alberto Goncalves (Madura United)

Alberto 'Beto' Goncalves tak pernah lupa dan tak bosan mencetak gol. Di usianya yang ke-39, dia masih nangkring sebagai salah satu kandidat pencetak gol terbanyak Liga 1 2020.
Penyerang Madura United, Alberto Goncalves. Foto: Dok. LIB
Jumlahnya bahkan sudah mencapai angka tiga cuma dari tiga laga. Catatan tersebut cuma kalah satu gol di bawah penyerang Persib, Wander Luiz, yang berstatus topskorer sementara.
Kalau ada satu yang perlu disesali, itu adalah capaian Madura United musim ini. Tiga gol yang dicetak Beto cuma mampu membawa mereka bertengger di urutan kedelapan Liga 1 2020.
ADVERTISEMENT

Leonard Tupamahu (Bali United)

Stefano Cugurra lihai menyulap pemain gaek menjadi sosok kukuh di lini belakang. Setelah Maman Abdurrahman di Persija, sejak musim lalu hingga kini giliran Leonard Tupamahu di Bali United.
Leonard (36 tahun) sudah bermain tiga kali musim ini. Pada kesempatan itu dia tampil apik dan berperan membawa Bali United menjadi tim dengan pertahanan terbaik kedua (2 kali kebobolan).
Bali United sendiri saat ini juga berada di urutan kedua klasemen Liga 1 2020. Mereka tertinggal dua angka di belakang Persib Bandung yang punya sembilan poin.

Fakhrurrazi Quba (Persiraja Banda Aceh)

Skuat Persiraja di Liga 1 2020. Foto: dok. Media Persiraja
Garis pertahanan rendah membawa Persiraja terbang tinggi. Mereka berada di urutan ketujuh Liga 1 2020 dan urutan teratas untuk statistik pertahanan terbaik, yakni belum pernah bobol.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, bukan cuma hal demikian yang membuat catatan tersebut mereka raih. Khususnya dalam bertahan, sosok yang juga perlu dikedepankan adalah Fakhrurrazi Quba, 39 tahun.
Musim ini, dia selalu jadi andalan di bawah mistar gawang. Dia pun berpeluang menyamai catatan nirbobol legendaris milik Kurnia Meiga jika berhasil melanjutkannya pada pekan keempat nanti.

Supardi (Persib Bandung)

Ini musim ketiga Supardi di Persib Bandung dan dia masih jadi andalan di sisi kanan pertahanan tim. Tak cuma itu, performanya pun terbilang masih prima, meski telah berusia 36 tahun.
Hal itu misalnya dia buktikan lewat kemampuannya mengirimkan crossing. Dari sini, berulang kali peluang bagi Persib tercipta. Salah satunya bahkan berujung gol yang dicetak Wander Luiz.
ADVERTISEMENT
Terlepas dari itu, yang terpenting dari segalanya adalah apa yang dia bersama Persib raih sejauh ini. Mereka menjadi pemuncak klasemen sementara lewat tiga kemenangan dalam tiga laga.

Fadil Sausu (Bali United)

Fadil Sausu, kapten Bali United. Foto: dok. Media Bali United
Sempat tampil buruk pada laga perdana melawan Persita Tangerang, Fadil Sausu lekas bangkit. Di laga berikutnya dia langsung menunjukkan apa yang membuat dirinya terpilih sebagai kandidat pemain terbaik Liga 1 2019.
Melawan Barito Putera, sosok berusia 34 tahun ini mencatatkan dua assist yang membawa Bali United menang 2-1. Pada laga berikutnya pun, meski tak bikin assist atau pun gol, keberadaan Fadil di lini tengah tim begitu dominan.
Dia mengatur tempo, mengawali serangan membantu pertahanan, dan sesekali menciptakan peluang lewat eksekusi tendangan bebas yang memang jadi andalan utamanya.
ADVERTISEMENT

Yustinus Pae (Persipura Jayapura)

Jacksen F. Thiago musim ini menjadikan transisi dari bertahan ke menyerang yang cepat sebagai senjata utama Persipura. Dari situ, perpindahan bola mesti dilakukan secepat mungkin.
Nah, di sinilah peran Yustinus Pae (36 tahun). Tak seperti musim-musim sebelumnya saat usianya masih muda, Tinus memang tak begitu sering merangsek ke lini depan.
Namun, tiap kali mendapat bola, dia bakal dengan cepat mengirimkannya ke lini tersebut. Sementara itu, saat bertahan, posisinya yang tak terlalu naik membuat Tinus sukar dilewati.