Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
8 April 2000: Hattrick Roy Makaay Bawa Deportivo La Coruna ke Ambang Gelar Juara
8 April 2020 14:23 WIB
Keberhasilan Deportivo La Coruna menjadi juara La Liga 1999/2000 adalah buah pengorbanan panjang seorang politisi lokal bernama Augusto César Lendoiro.
Lendorio mengambil alih tampuk kepemimpinan klub pada 1988. Kala itu Deportivo La Coruna tengah terpuruk di Divisi Dua. Sudah 15 tahun mereka terlempar dari level tertinggi dan utang klub menggunung hingga 600 juta pesetas (sekitar 3,6 juta euro).
Langkah pertama yang dilakukan Lendorio adalah membenahi jajaran manajemen. Ketika itu Deportivo tidak memiliki struktur organisasi yang benar dan tak heran jika prestasinya amburadul.
Dengan segera, Deportivo mulai menggeliat. Pada musim 1988/89 bahkan mereka bisa langsung mencapai semifinal Copa del Rey meski masih berstatus tim Divisi Dua. Raihan itu kemudian jadi pijakan bagi Lendorio untuk membangun kesuksesan di A Coruna.
Rezim Lendorio ini nantinya akan bertahan sampai 26 tahun ke depan. Akan tetapi, ujungnya tidaklah menyenangkan. Di masa-masa akhir kepemimpinan Lendorio, Deportivo kembali memasuki masa suram hingga akhirnya terlempar lagi dari Divisi Satu.
Ketika diwawancarai soal kejatuhan Deportivo, Lendorio berucap bahwa dia menyesal tidak menjual pemain-pemain bintangnya lebih cepat untuk menstabilkan keuangan klub. Ketika Lendorio lengser, utang Deportivo tidak menggunung lagi, tetapi sudah meroket sampai 160 juta euro.
Utang sebesar itu adalah harga yang harus dibayar dari keberhasilan Deportivo La Coruna mengangkat trofi La Liga pada 2000. Titel itu merupakan puncak dari segala prestasi yang pernah dipersembahkan Lendorio untuk klub kampung halamannya tersebut.
Pada 1994/95, berbekal pemain-pemain macam Bebeto, Donato, Miroslav Djukic, dan Fran Gonzalez, Deportivo sukses mengangkat trofi Copa del Rey untuk kali pertama. Dari empat nama itu, dua di antaranya, Donato dan Fran, masih ada di skuat juara La Liga 2000.
Melirik pemain dari negara lain sudah dilakukan Lendorio sejak awal masa kepemimpinannya dan pada musim 1999/2000 itu skuat Deportivo semakin berwarna saja. Dari total 28 pemain tim utama, separuhnya berasal dari negara lain.
Untuk mendapatkan Makaay, Deportivo harus mengeluarkan dana hampir 8 juta poundsterling. Tidak terlalu mahal, memang, tetapi tak bisa juga disebut murah. Transfer ini kemudian terbukti jadi faktor kunci di balik keberhasilan Deportivo menyegel gelar juara liga.
Berbekal nama-nama besar di skuatnya, Deportivo La Coruna bisa bersaing dengan Real Madrid, Barcelona, Valencia, serta Real Zaragoza di La Liga. Pada pekan ke-32, Deportivo memuncaki klasemen dengan keunggulan 5 angka atas Barcelona di urutan kedua.
Makaay sudah berhasil membuktikan ketajaman sejak pekan pertama, di mana dia mencetak hattrick ke gawang Deportivo Alaves. Pada pekan ke-32 itu, Makaay kembali membukukan hattrick, kali ini ke gawang Atletico Madrid.
Pelatih Deportivo kala itu, Javier Irureta, doyan menggunakan pakem 4-4-2 dan pada laga melawan Atletico tadi Makaay diduetkan dengan Turu Flores. Flores sendiri membuka keunggulan Deportivo pada menit ke-19 lewat golnya ke gawang Jose Molina yang di kemudian hari bakal jadi kiper Deportivo.
Setelah Flores membuka keunggulan Deportivo, giliran Makaay yang menggila. Dia mencetak dua gol tambahan untuk membawa Deportivo unggul 3-0 pada babak pertama.
Pada awal babak kedua, Atletico sempat mencuri satu gol melalui aksi striker Belanda lain, Jimmy Floyd Hasselbaink. Namun, saat laga tinggal menyisakan lima menit, Makaay menggenapi hattrick-nya untuk memenangkan Deportivo 4-1.
Kemenangan ini amatlah krusial bagi Deportivo La Coruna dalam upaya mereka merebut gelar juara La Liga pertama. Pasalnya, di pertandingan lain, secara mengejutkan Barcelona takluk 0-3 di Camp Nou dari Real Mallorca.
Berkat hasil itu, Deportivo La Coruna pun mendapatkan momentum untuk terus menjaga keunggulan di puncak klasemen sampai akhirnya mereka keluar jadi juara dengan raihan 69 poin, unggul lima angka atas Barcelona.
Makaay sendiri mengakhiri musim itu dengan raihan 22 gol yang membuatnya duduk di peringkat ketiga daftar topskorer La Liga di bawah Salva Ballesta, Hasselbaink, serta Catanha. Bagi Deportivo sendiri, Makaay-lah topskorer klub musim itu.
Selama empat musim memperkuat Deportivo La Coruna, Makaay tampil 172 kali dengan torehan 94 gol. Ini membuat Bayern Muenchen kepincut dan pada 2003 dia diboyong ke Olympiastadion Muenchen dengan biaya transfer 18 juta poundsterling.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!