Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Ada Keterpaksaan Saat Figo Gabung Real Madrid
6 April 2018 20:00 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB

ADVERTISEMENT
Suporter Barcelona pasti membenci Luis Figo karena keputusannya menyeberang ke Real Madrid pada 2000. Namun, transfer ke Bernabeu sejatinya bukanlah pilihan, melainkan keterpaksaan bagi Figo.
ADVERTISEMENT
Cerita bermula ketika Figo mendapatkan tawaran dari Florentino Perez yang hendak mengikuti Pemilihan Presiden Real Madrid. Figo menerima tawaran itu dan meraup sejumlah uang. Dengan begitu, kalau Perez menang, Figo harus hengkang. Sebaliknya jika Perez kalah, sang pemain bertahan di Camp Nou sekaligus berhak menyimpan uang yang diberikan Perez.
Bukan maksud Figo untuk berkhianat kepada Barcelona. Saat itu, dia melihat bahwa peluang Perez tergolong kecil. Pemain sayap Portugal itu sekadar tergiur dengan nominal uangnya.
"Saya dan Jose Veiga (agen Figo) tidak mengira bahwa Perez akan memenangi pemilihan. Maka itu, ketika Perez menang, Veiga menangis dan saya merasa begitu khawatir," tutur Paulo Futre, eks pemain Atletico Madrid yang menjadi teman dekat Figo, kepada El Chiringuito.
ADVERTISEMENT
Kemenangan Perez saat itu lantas menjadi kenyataan pahit buat Figo. Apabila melanggar kesepakatan, pihaknya harus membayarkan uang sebesar 35 juta euro. Tidak ada pilihan bagi Figo selain hijrah ke rival abadi klubnya.
Ketika mengetahui kenyataan harus pindah ke Madrid, Figo tengah berlibur di Sardinia, Italia. Liburannya menjadi suram hingga Futre dan Veiga harus menjemputnya ke sana.
"Bahkan, Figo memukul seorang fotografer yang coba mengambil foto anak laki-lakinya," kata Futre.

Dituturkan pula oleh Futre, transfer Figo bak 'durian runtuh' buat Madrid. Guna merekrutnya, Los Blancos memang harus mengaktifkan klausul dalam kontrak Figo bersama Barcelona, yakni senilai 62 juta euro atau sebuah rekor transfer dunia saat itu. Namun, perihal gaji, Madrid tidak perlu membayar mahal.
ADVERTISEMENT
Di daftar bayaran tertinggi pada kepempimpinan Perez saat itu, Figo masih kalah dari bintang-bintang lainnya seperti Raul Gonzales, Zinedine Zidane, Ronaldo, dan David Beckham. Padahal, rekam jejak Figo tidak bisa dianggap enteng: memenangi Ballon d'Or 2000.
"Padahal, Figo mendapatkan tawaran enam kali lebih tinggi daripada apa yang diberikan Madrid. Namun, lagi-lagi ini menyangkut meja hijau karena (kalau melanggar) Figo dan Veiga harus membayar," kata Futre.
Hingga akhirnya, Figo harus menghabiskan lima tahun kariernya bersama Madrid. Sekaligus, dia harus menerima kebencian dari suporter Barcelona semasa bermain di Spanyol. Paling parah, dia mendapatkan lemparan kepala babi saat Madrid berkunjung ke Camp Nou.
Untung buat Figo, setengah dasawarsa di Madrid tidaklah buruk dalam hal gelar. Dia memenangi dua trofi La Liga dan satu titel juara Liga Champions.
ADVERTISEMENT