Ada Lampu Hijau untuk European Super League, Bagaimana Respons Tim Top Eropa?

22 Desember 2023 19:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sosok logam pemain sepak bola dengan bola terlihat di depan tulisan "Liga Super Eropa" dalam ilustrasi yang diambil 20 April 2021. Foto: Dado Ruvic/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Sosok logam pemain sepak bola dengan bola terlihat di depan tulisan "Liga Super Eropa" dalam ilustrasi yang diambil 20 April 2021. Foto: Dado Ruvic/Reuters
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kans European Super League dapat terlaksana kian terbuka. Akan tetapi, kompetisi tandingan di Benua Eropa itu tidak mendapat dukungan dari sejumlah klub besar, bahkan klub yang sebelumnya sempat mendukung kompetisi ini juga menyatakan sikap menolak.
ADVERTISEMENT
Pada Kamis (21/12) sore WIB, Pengadilan Tinggi Eropa (The Grand Chamber of the European Court of Justice) telah memutuskan bahwa FIFA dan UEFA bertindak melanggar hukum persaingan saat melarang pembentukan European Super League. Tindakan itu dinilai bertentangan dengan hukum Uni Eropa.
Keputusan ini disambut antusias oleh pihak yang pro pada European Super League, termasuk A22 Sports Management sebagai promotor kompetisi. Akan tetapi, tak sampai 24 jam setelah putusan itu, sejumlah klub ambil sikap.
Manchester United (MU), Manchester City, Arsenal, Chelsea, dan Tottenham tidak tertarik pada European Super League. Mereka akan tetap berkomitmen pada kompetisi UEFA dan FIFA. Ofisial Premier League bahkan tegas menolak.
Son Heung-min duel dengan Manuel Akanji saat Manchester City vs Tottenham Hotspur dalam laga pekan ke-14 Liga Inggris 2023/24 di Stadion Etihad pada 3 Desember 2023. Foto: Action Images via Reuters/Lee Smith
"Putusan itu tidak mendukung apa yang disebut 'European Super League' dan Premier League terus menolak konsep semacam itu. Para suporter sangat penting bagi permainan dan mereka memiliki waktu dan sekali lagi memperjelas oposisi mereka terhadap kompetisi tandingan yang menyiratkan hubungan antara sepak bola domestik dan Eropa," jelas ofisial Premier League.
ADVERTISEMENT
Enggak hanya di Inggris, Bayern Muenchen di Jerman pun demikian. Badan operator Bundesliga (DFL) juga merasa legalitas European Super League adalah hal yang harus dibahas terpisah.
Beberapa klub di Italia juga menyatakan sikap. Misalkan AS Roma yang tegas menolak, sedangkan Inter Milan mendorong adanya kolaborasi penyelanggara European Super League dengan UEFA dan FIFA.
Ide European Super League sudah ada sejak 2021. Pada waktu itu digagas oleh 12 klub top Eropa, yakni Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, Juventus, Inter, Milan, Manchester United, Man City, Tottenham Hotspur, Arsenal, Chelsea, dan Liverpool.
Pemain Real Madrid Dani Carvajal beraksi bersama pemain FC Barcelona Alejandro Balde di Stadion Olimpic Lluis Companys, Barcelona, Spanyol, Sabtu (28/10/2023). Foto: Albert Gea/REUTERS
Lalu, satu per satu para penggagas itu mundur. Akhirnya, hanya Real Madrid dan Barcelona yang memperjuangkan European Super League. Mereka pun menyambut keputusan pengadilan dengan antusias.
ADVERTISEMENT
"Di Real Madrid kami menyambut dengan kepuasan besar keputusan yang diambil oleh Pengadilan Kehakiman Uni Eropa, yang bertanggung jawab untuk menjamin prinsip, nilai, dan kebebasan kami," kata Presiden Real Madrid, Florentino Perez, dalam keterangan resmi.
"FC Barcelona ingin mengungkapkan kepuasannya dengan hukuman Pengadilan Kehakiman Uni Eropa (CJEU) yang menilai proyek Liga Super seperti yang diusulkan oleh A22 Sports," ujar Presiden Barcelona, Joan Laporta, di situs web resmi klub.