AIA Championship: 2 Tim Sepak Bola Wanita Indonesia ke Perempat Final

7 Maret 2019 23:50 WIB
clock
Diperbarui 20 Maret 2019 20:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Drupadi di AIA Championship 2019 Foto: Ahmad Fuad Sufyan/Dok.Footballicious-AIA
zoom-in-whitePerbesar
Tim Drupadi di AIA Championship 2019 Foto: Ahmad Fuad Sufyan/Dok.Footballicious-AIA
ADVERTISEMENT
AIA Championship 2019 sampai pada fase regional championship. Pada Kamis (7/3/2019), Stadion Muangthong, Bangkok, menjadi tempat digelarnya fase gugur yang diikuti oleh 34 tim yang akan memperebutkan tiket untuk berlaga di putaran final di London, Inggris.
ADVERTISEMENT
Itu artinya, hanya para finalislah yang berhak untuk berlaga demi merengkuh gelar juara AIA Championship 2019 yang sesuai rencana akan digelar di Enfield Training Center yang merupakan lapangan latihan Tottenham Hotspur pada 9-13 Mei 2019.
Nah, regional championship ini mempertandingkan tiga kategori sekaligus: AIA League (karyawan dan tenaga pemasar AIA), AIA Partners League (kemitraan eksternal AIA), dan AIA Championship for Women (tim sepak bola wanita).
Indonesia sendiri mengirim lima wakil pada laga regional di Bangkok: Tim Arjuna (AIA League), Tim Bimasena dan Tim Yudistira (AIA Partners League), serta Tim Drupadi dan Tim Anjani (AIA Championship for Women).
Tim Arjuna
Membuka regional championship dengan kekalahan 0-2 dari Wealth Path (Thailand), Arjuna yang tergabung dalam Grup B kategori AIA League menutup laga kedua dan ketiga masing-masing dengan kemenangan 2-0 atas AIAHK CS (Hong Kong) dan 5-0 atas Go Men 2 (AIA Office Group).
ADVERTISEMENT
Tim Arjuna di AIA Championship 2019. Foto: Ahmad Fuad Sufyan/Dok. AIA/Footballicious
Sayangnya, laga keempat justru berakhir dengan kekalahan 1-3 dari TEAM AK 2019 (Korea Selatan). Raihan tadi mengantarkan Arjuna berdiri di peringkat keempat klasemen Grup B dengan koleksi enam poin.
Kabar baiknya, kesempatan untuk berlanjut ke babak gugur masih terbuka mengingat fase grup masih menyisakan dua pertandingan pada Jumat (8/3/2019).
Tim Bimasena
Berbeda dengan Arjuna, Bimasena membuka laga babak grup regional championship dengan kemenangan. Bertanding melawan Real Lanna (Thailand), kekalahan 4-0 menjadi penutup laga.
Tim Bimasena di AIA Championship 2019. Foto: Ahmad Fuad Sufyan/Dok.Footballicious/AIA
Setelah bermain imbang tanpa gol pada laga kedua dengan Easy Win (China), Bimasena yang tergabung dalam Grup A kategori AIA Partners League menelan kekalahan 0-4 dari FC Madness (Korea Selatan). Lantas, laga terakhir fase grup pun selesai dengan kekalahan 0-3 dari Tottenham Hot Pho (Vietnam).
ADVERTISEMENT
Ya, begitulah. Langkah Bimasena di regional championship memang tak panjang. Berbekal empat poin, mereka menutup fase grup di posisi ketiga. Itu artinya, Bimasena berhak berlaga ke babak perempat final pada Jumat (8/3/2019).
Tim Drupadi
Asa Indonesia untuk menancapkan tiang pancang di putaran final meninggi. Ini berkat raihan gemilang Drupadi yang menutup babak grup kategori AIA Championship for Women dengan tiga kemenangan dan satu kekalahan.
Oh ya, sepak bola yang dipertandingkan di sini bukan laga antara 11 pemain, tapi five-a-side-football. Sebenarnya, jalannya laga mirip dengan futsal, hanya dilakukan di lapangan terbuka. Jadi, satu lapangan sepak bola reguler dibagi menjadi empat lapangan. Di sinilah talenta-talenta muda sepak bola wanita itu berlaga selama 2x7 menit.
ADVERTISEMENT
Rangkaian kemenangan Drupadi yang tergabung di Grup B dibuka dengan meyakinkan. Laga pertama melawan City Women Soccer (Thailand) tuntas dengan kemenangan telak 6-0.
Lain wakil Thailand, lain pula wakil Australia. Pertahanan lawan membikin keran gol Drupadi sempat pampat hingga awal-awal babak kedua.
Tim Drupadi di AIA Championship 2019. Foto: Ahmad Fuad Sufyan/Dok.AIA/Footballicious
Namun, agresivitas menjadi jawaban bagi kebuntuan ini. Adalah sang kapten, Zahra Muzdalifah, yang memborong dua gol dan membawa tim pada kemenangan 2-0 atas Kozzies (Australia-Selandia Baru).
Catatan nirkemenangan Drupadi harus putus saat berhadapan dengan wakil China, The Strikers. Kekalahan 0-3 sebagai akhir laga menjadi penyebab mengapa catatan mentereng itu mesti berakhir.
Kabar baiknya, kemenangan acap menjadi milik siapa pun yang menolak untuk terpuruk di hadapan kekalahan. Itu pulalah yang dibuktikan oleh Drupadi lewat permainannya dalam laga fase gugur kali ini.
ADVERTISEMENT
kumparanBOLA yang juga hadir dalam sesi latihan pada Rabu (6/3/2019) bahkan mendengar ini dari mulut sang kapten sendiri. “Perempuan juga bisa hebat di sepak bola, kok.”
Kapten Tim Drupadi, Zahra Muzdalifah (kostum putih-ungu), di AIA Championship 2019. Foto: Ahmad Fuad Sufyan/Dok.Footballicious-AIA
Dan omongan itu pulalah yang mereka buktikan di sepanjang laga. Tak ada permainan bertele-tele, semuanya serba cepat dan efektif. Tak perlu mempersulit diri dengan atraksi dan aksi individu. Yang bertanding di atas lapangan adalah tim, maka berlagalah mereka sebagai tim yang padu.
Lesakan empat gol tanpa balas di laga penutup melawan wakil Hong Kong, Go Ladies 1, menjadi bukti. Drupadi bersorak-sorai di akhir pertandingan, menatap fase gugur dengan letupan asa.
Tim Anjani
Di hadapan siapa pun yang menonton dan berteriak-teriak heboh di pinggir lapangan, Anjani membuktikan bahwa satu-dua kekalahan tak cukup hebat untuk membuatmu memasuki laga lainnya dengan mental kerdil.
ADVERTISEMENT
Toh, sepak bola memang karib dengan cerita comeback. Siapa yang menutup laga dengan kekalahan masih bisa bangkit dan merebut kemenangan di pertandingan selanjutnya. Seperti itulah adagium yang dihidupi oleh Anjani lewat catatan dua kekalahan dan dua kemenangan.
Tim Anjani (kiri) di AIA Championship 2019. Foto: Ahmad Fuad Sufyan/Dok.Footballicious-AIA
Membuka babak grup melawan perwakilan tuan rumah, North Chiangmai FC, Anjani mesti berhadapan dengan kekalahan tipis 0-1. Kedua tim memang bertanding sama kuatnya, sama-sama gigih menggempur lawan dengan serangan mengancam.
Yang sempat membikin khawatir, cerita kekalahan ini berlanjut pada laga kedua. Berhadapan dengan wakil China, Chili Peppers (iya, nama timnya memang jenaka seperti itu), Anjani kembali menelan kekalahan. Telak pula, sampai 0-4.
Tapi, sepak bola--apa pun jenisnya--bukan persoalan mengalahkan tim rival melulu. Ia juga bercerita tentang upaya melawan diri sendiri. Bagian melawan diri sendiri inilah yang menjadi masalah terbesar Anjani di awal-awal laga.
ADVERTISEMENT
“Grogi, Mbak. Masih takut-takut mainnya,” seperti itu mereka kompak menjawab ketika ditanya kumparanBOLA soal apa, sih, yang menjadi penyebab kekalahan pada dua laga pertama.
Tim Anjani di AIA Championship 2019. Foto: Ahmad Fuad Sufyan/Dok. AIA/Footballicious
Namun, itu cuma kisah tentang satu dan dua laga. Pertandingan keempat melawan Go Ladies 2 (AIA Office Group) dituntaskan dengan kemenangan super telak 14-0. Sontak, torehan ini memecahkan rekor turnamen edisi 2019. Ini menjadi kemenangan terbesar yang berhasil direngkuh oleh tim mana pun yang berlaga.
Hebatnya, rekor baru kembali dipecahkan oleh Anjani pada pertandingan keempat. Melawan Cynq Syncs (Hong Kong), kemenangan 15-0 menjadi epilog yang ditulis lewat giringan bola dari kaki-kaki yang berdiri di atas Tim Anjani.
Berkat rangkaian catatan laga ini pula, Anjani berhak untuk melanjutkan laga ke babak perempat final. Dan yang menjadi lawan adalah…. Drupadi. Ya, Indonesia akan berhadapan dengan Indonesia pada laga memperebutkan tiket semifinal kategori wanita.
ADVERTISEMENT
Tim Yudistira
Di antara semua tim Indonesia yang berlaga di regional championship, Tim Yudistira yang paling mentereng. Bagaimana tidak, Yudistira yang tergabung dalam Grup B kategori AIA Partners League, berisikan legenda-legenda sepak bola Indonesia.
Adapun ketujuh (mantan) pesepak bola yang berlaga di tim ini adalah Markus Horison, Muhammad Ridwan, Matias Ibo, Budi Sudarsono, Handi Ramdhan, Ponaryo Astaman, dan Vennard Hutabarat. Oke, nama terakhir memang merupakan mantan kapten Timnas Futsal Indonesia.
Tim Yudistira di AIA Championship 2019. Foto: Ahmad Fuad Sufyan/Dok.Footballicious-AIA
Walau diisi oleh sosok-sosok yang tak asing dengan lapangan hijau, bukan berarti kemenangan melulu yang menjadi bagian mereka. Buktinya, fase grup ditutup tanpa kemenangan sama sekali.
Dari empat laga yang sudah dilakoni hasil terbaik adalah skor imbang 2-2 di laga kedua, saat berhadapan dengan Air Asia All Stars. Sementara, pertandingan pertama selesai dengan kekalahan 2-3 dari wakil China, Elite Journey.
ADVERTISEMENT
Nah, berlanjut ke pertandingan ketiga melawan Southern Supremacy (Malaysia) mereka kembali mengecap torehan minor, kali ini dengan skor 1-3. Tak banyak perubahan yang bisa dilakukan di laga keempat. Wakil Korea Selatan, FS Spirit, berhasil merengkuh kemenangan 3-0 atas Yudistira.
Tim Yudistira di fase grup AIA Championship 2019. Foto: Ahmad Fuad Sufyan, Dok. AIA/Footballicious
Namun, laga kelima yang bakal berlangsung pada Jumat (8/3/2019) masih memberikan peluang bagi Yudistira untuk menjejak ke perempat final.
Pasalnya, Yudistira yang menjadi juru kunci alias peringkat lima Grup B mengumpulkan poin yang sama dengan peringkat keempat, Air Asia All Stars: sama-sama satu poin. Kalau wakil Thailand ini ada di posisi satu setrip di atas Yudistira, itu karena selisih gol.
Melihat tabel klasemen, Yudistira mencatatkan selisih gol -6, sementara Air Asia All Stars unggul dengan selisih gol -6. Jika laga fase grup terakhir melawan Easy Win dimenangi, Yudistira berhak untuk bertanding di perempat final.
ADVERTISEMENT