news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Akankah Empat Stadion Asian Games Terbengkalai?

3 September 2018 14:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Empat stadion di Asian Game 2018. (Foto: Kumparan dan Instagram @ stadionsijalakharupat)
zoom-in-whitePerbesar
Empat stadion di Asian Game 2018. (Foto: Kumparan dan Instagram @ stadionsijalakharupat)
ADVERTISEMENT
Asian Games 2018 baru saja usai. Indonesia mampu menunjukkan menjadi tuan rumah yang baik dengan segala fasilitas dan pelayanannya. Tak hanya itu, status sebagai tuan rumah juga semakin lengkap menyusul torehan prestasi dengan menempati peringkat keempat di klasemen akhir perolehan medali.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, kesuksesan menggelar hajatan olahraga terbesar se-Asia itu bukannya tak menyisakan masalah. Salah satunya ialah mengenai kelanjutan penggunaan venue yang dipakai untuk menyelenggarakan berbagai cabang olahraga (cabor) di Asian Games 2018, khususnya sepak bola.
Di Asian Games 2018, sepak bola menggunakan empat stadion sebagai venue yakni Stadion Patriot (Kota Bekasi), Stadion Wibawa Mukti (Kab. Bekasi), Stadion Pakansari (Kab. Bogor), dan Stadion Si Jalak Harupat (Kab. Bandung).
Keempat stadion itu sebelumnya telah mengalami renovasi cukup besar, mulai dari lapangan hingga tribune. Pertanyaannya kini, bagaimana kelanjutan nasib keempat stadion tersebut?
Indonesia, terlepas dari kondisi sepak bola yang masih maju-mundur, sejatinya memiliki sejumlah stadion bertaraf internasional yang tersebar di berbagai daerah. Akan tetapi, masalah klasik seakan terus menghantui yakni soal perawatan. Contoh konkret bisa ditemui pada Stadion Palaran (Kalimantan Timur) dan Stadion Utama Riau (Pekanbaru).
ADVERTISEMENT
Stadion Palaran merupakan venue untuk menggelar upcara pembukaan dan penutupan di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008. Sementara, Stadion Utama Riau menjadi venue utama bagi PON 2012.
Keduanya memiliki fasilitas nomor wahid. Dari mulai lapangan yang telah sesuai standar FIFA, hingga tribune tertutup dengan single seat. Akan tetapi, bertahun-tahun berlalu, kondisi dua stadion itu tak terawat, bahkan banyak bagian yang sudah rusak.
Pada beberapa tahun belakangan ini, sejumlah foto yang memperlihatkan buruknya kondisi kedua stadion tersebut beredar luas. Kesan megah pun seketika hilang menyusul lapangan yang tak lagi hijau serta kursi-kursi yang diselimuti lumut. Belum lagi keadaan luar stadion yang banyak ditumbuhi rumput ilalang.
Tak dapat dimungkiri, kekhawatiran serupa kini juga tertuju kepada keempat stadion yang pernah dipakai menghelat Asian Games 2018. Apalagi, keempat stadion tersebut sejatinya tak bertuan alias tak ada klub mapan yang bermarkas di sana.
ADVERTISEMENT
Ya, harus diakui kehadiran klub yang berkompetisi secara rutin seperti Liga 1 dan 2, secara tak langsung akan membantu perawatan stadion. Karena, ada uang sewa yang mengalir ke pihak pengelola stadion yang kemudian akan dialokasikan untuk biaya perawatan.
Jika tak ada klub, maka salah satu sumber yanag bisa diandalkan adalah pihak-pihak swasta yang menyewa untuk berbagai acara. Jika tak ada keduanya, maka seluruh biaya perawatan akan ditanggung oleh pemerintah daerah setempat.
Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Timur, Jawa Barat, menjadi satu dari empat venue yang digunakan cabang olah raga sepak bola Asian Games 2018 (14/8). (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Stadion Wibawa Mukti, Cikarang Timur, Jawa Barat, menjadi satu dari empat venue yang digunakan cabang olah raga sepak bola Asian Games 2018 (14/8). (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
Kepada kumparanBOLA, Project Manager PT Harapan Jaya Lestarindo (PT HJL), Agus Atok Urohman, mengatakan perlu biaya sekitar Rp 50 juta per bulan untuk merawat stadion. Itu pun hanya digunakan untuk merawat lapangan.
PT HJL merupakan kontraktor yang ditugasi untuk merenovasi dan merawat lapangan Stadion Patriot, Wibawa Mukti, Jakabaring, dan Bumi Sriwijaya untuk keperluan Asian Games 2018. Tak hanya itu, mereka juga merenovasi lapangan Stadion Persikabo dan Padjadjaran yang digunakan sebagai lapangan latihan.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kekhawatiran akan terbengkalainya stadion yang dipakai saat Asian Games 2018 coba ditepis oleh Kepala Pengelola Stadion Pakansari, Rudy Achdiyat. Ia menjamin stadion berkapasitas 30 ribu tempat duduk itu tak akan ditinggalkan begitu saja. Menurutnya, akan ada beberapa pekerjaan yang rutin dilakukan selepas Asian Games.
"Kalau untuk rumput masih akan rutin disiram dua hingga tiga kali sehari layaknya sebelum penyelenggaraan Asian Games. Perawatan akan intens dilakukan seperti pemotongan rumput dan pemupukan. Fasilitas lainnya juga akan sama perawatannya, baik itu di dalam stadion, bangku-bangku di tribune, loker room sampai sisi luar stadion. Jadi, walaupun nantinya tidak dipakai, akan terus dirawat dan dijaga," ucap Rudy ketika dihubungi kumparanBOLA, Senin (3/9).
ADVERTISEMENT
Rudy mengatakan perawatan itu juga sejalan dengan aktivitas yang akan berlangsung di Stadion Pakansari. Hingga akhir tahun ini, lanjut Rudy, sejumlah event berskala nasional dan internasional sudah menanti. Karena itu, pihaknya juga tak khawatir meski Persija Jakarta yang awalnya berniat menjadikan Pakansari sebagai home base di Liga 1, belakangan mengurungkan niatnya.
"Pada 6 sampai 15 Oktober nanti ada Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat. Setelah itu akan digunakan juga untuk babak penyisihan grup Piala Asia U-19 dan katanya ada juga rencana akan sampai final. Setelah itu, akan ada Pekan Paralimpik Daerah yang akan diselenggarakan pada 4 hingga 12 November," ucapnya.
Suasana Stadion Patriot Candrabraga dari tribune media. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Stadion Patriot Candrabraga dari tribune media. (Foto: Alan Kusuma/kumparan)