Akhir Cerita "Si Mozart Kecil", Tomas Rosicky

20 Desember 2017 20:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tomas Rosicky gantung sepatu. (Foto: AFP/Chris Young)
zoom-in-whitePerbesar
Tomas Rosicky gantung sepatu. (Foto: AFP/Chris Young)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa orang memang lebih suka mengutarakan kenyataan secara terang-terangan daripada membalutnya dengan kata-kata yang lebih halus agar tak begitu menyakitkan. Salah satu dari orang itu adalah Emmanuel Adebayor.
ADVERTISEMENT
Kala jurnalis The Independent menanyakan opininya soal Thomas Rosicky, Adebayor langsung mengatakan apa adanya bahwa sang pemain lebih sering berada di meja operasi daripada di lapangan.
“Chelsea punya Michael Essien dan Michael Ballack di lini tengah. Kami punya Rosicky. Kalau kau tegur dia, lalu kau bilang, “Apa kabar?” kepadanya, ia akan langsung cedera dua setengah bulan,” kelakar Adebayor.
Ya, kalimat seperti itu memang menyakitkan. Tapi, mau bagaimana lagi?
Memang pada akhirnya, cedera-cedera yang Rosicky derita itu membuat orang-orang lupa dengan bakatnya dalam mengatur serangan dengan begitu elegan. Membuat orang-orang lupa bagaimana kiprahnya di Borussia Dortmund dari 2001 s/d 2006, terutama bagaimana perannya membantu Dortmund menjadi juara Bundesliga pada musim 2001/02 hingga akhirnya disebut sebagai "Si Mozart Kecil". Membuat orang-orang abai mengapa di Arsenal ia diberi nomor 7, nomor warisan Robert Pires.
ADVERTISEMENT
Sehingga, begitu sulit menulis soal perjalanan karier Tomas Rosicky tanpa nuansa sendu.
Dalam satu dekade bersama Arsenal, ia hanya mencatatkan 170 penampilan dengan 19 gol. Sedikit betul, karena ia telah menghabiskan hampir tiga tahun (tepatnya 990 hari) di meja operasi.
Semua kesuraman yang terjadi pada kariernya sebagai pesepak bola, bermula karena sebuah kesialan. Pada 31 Januari 2008, ia mengalami peradangan di bagian saraf kakinya.
Cedera itu, kalau tak ditangani dengan baik, akan mengkhatamkan kariernya lebih dini dari yang ia bayangkan. Dokter-dokter di Arsenal butuh satu tahun lebih untuk menyembuhkan sakitnya itu. Akhirnya, setelah melewatkan 69 laga, ia kembali ke lapangan pada 9 April 2009.
Sialnya, ia tak pernah betul-betul sembuh dari cedera. Pada 3 Agustus di tahun yang sama, ia mengalami cedera di pahanya. Dari situ, ia harus absen dalam enam pertandingan yang dilakoni Arsenal. Lalu, pada hari terakhir di 2009, ia mengalami cedera pangkal paha. Untungnya, cedera tersebut bisa diatasi dalam waktu hanya tujuh hari.
ADVERTISEMENT
Kalau ada musim yang dilalui Rosicky tanpa cedera, itu adalah musim 2010/11. Di musim itu, ia bermain selama 21 kali sebagai starter, sementara 13 laga ia bermain sebagai pemain pengganti.
Sialnya, pada musim berikutnya masalah itu datang lagi. Rosicky mengalami cedera betis sehingga harus dtepikan selama 14 hari. Lalu, pada musim 2014/15, ia mengalami cedera lutut yang membuatnya harus ditepikan selama 21 hari.
Cedera paling parah yang ia derita, selain cedera horornya pada 2008 itu, adalah cedera yang terpaksa harus membuatnya menepi selama hampir semusim pada musim 2015/16. Total, ada 304 hari Rosicky harus keluar-masuk kamar operasi. Hal ini membuatnya memutuskan untuk menyudahi kariernya di Arsenal. Ia pulang kampung, kembali ke Republik Ceko dengan membela klub masa kecilnya, Sparta Praha.
ADVERTISEMENT
Saat Rosicky berharap nasib akan membuat segalanya membaik, Tuhan seakan menyatakan bahwa memang ia harus berhenti. Ia diturunkan di laga kontra Mlada Boleslav pada September tahun lalu. Baru 20 menit bermain, pemain berumur 37 tahun ini sudah cedera. Cedera itu membuatnya absen dalam 22 laga bersama Sparta.
Dalam situasi seperti itu, Rosicky hanya mampu menghibur diri dengan kata-kata yang begitu klise. “Seperti dalam kehidupan saja,” ujar Rosicky, sebagaimana dilansir FourFourTwo International. “Kalau ada harapan, kamu harus bertarung untuk itu. Aku akan memberikan satu kesempatan lagu (untuk diriku).”
Namun, situasi tak betul-betul membaik. Dalam setahun terakhir, cedera tetap menjadi musuh terbesar Rosicky. Ia pada akhirnya harus menerima bahwa kaki-kakinya tak mampu lagi bermain sepak bola. Sehingga, keputusan bulat itu mau tak mau dibuatnya juga. Hari ini, Rabu (20/12/2017), Tomas Rosicky mengumumkan bahwa ia akan pensiun.
ADVERTISEMENT
“Setelah mempertimbangkan secara hati-hati, aku sadar bahwa aku tak mampu untuk benar-benar mempersiapkan tubuhku sebagaimana sepak bola profesional inginkan,” ujar Rosicky, lirih. “Aku ingin berterima kasih kepada AC Sparta karena telah membuatku tumbuh, menjadi awal mula karierku di klub besar, dan untuk membuatku mengucapkan salam perpisahan di tempat yang aku cintai.”
Ya, setelah-setelah usaha itu, akhirnya beginilah akhir karier Rosicky. Tak mencapai puncak, meski punya talenta besar. Sehingga kami hanya bisa berharap, apa pun langkah yang akan diambil Rosicky setelah ini, ia akan berhasil, karena ia sudah cukup menderita sepanjang kariernya sebagai seorang pesepak bola.