Analisis: Adu Kuat Sayap Persebaya dan PS TNI Berakhir Imbang

18 Januari 2018 21:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Persebaya Surabaya merayakan gol. (Foto: M Risyal Hidayat/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Persebaya Surabaya merayakan gol. (Foto: M Risyal Hidayat/Antara)
ADVERTISEMENT
Persebaya Surabaya memulai persiapan menjelang Liga 1 2018 dengan hasil minor. Melawan PS TNI pada laga Grup C Piala Presiden 2018 di Stadion Gelora Bung Tomo, Kamis (18/1/2018), tim asuhan Alfredo Vera hanya bermain imbang 1-1.
ADVERTISEMENT
Bermain dengan sepuluh pemain sejak menit ke-15, Persebaya lebih dulu tertinggal lewat sontekan Manahati Lestusen, yang tercipta pada menit ke-68. Delapan menit berselang atau tepatnya menit ke-76, Persebaya mampu menyamakan kedudukan lewat sepakan keras Ferinando Pahabol, yang memanfaatkan bola liar buah dari sepakan pojok.
***
Ketidakhadiran dua pemain sayap Persebaya, Osvaldo Haay dan Irfan Jaya, yang sedang menjalani pemusatan latihan bersama Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-23, tidak membuat pelatih Alfredo Vera mengubah pakem 4-2-3-1. Dia menjadikan Rendi Irawan sebagai otak permainan dan memasang Ferinando Pahabol serta Oktafianus di kedua sisi sayap.
PS TNI menduplikasi formasi tersebut. Pelatih Eka Rudy Priyambada mengandalkan serangan dari sayap kiri, yang dikawal oleh Wawan Febrianto dan Abduh Lestaluhu.
ADVERTISEMENT
Keunggulan kualitas pemain memudahkan klub berjulukan "Bajul Ijo" untuk mengatur tempo permainan dengan melakukan umpan-umpan pendek di lini tengah. Rendi Irawan yang bergerak ke kanan dan ke kiri, membuat aliran bola ke lini depan cukup deras.
Bersama Ferinando Pahabol dan Nelson Alom, Rendi beberapa kali mengirimkan bola daerah yang mengejutkan ke lini pertahanan PS TNI. Rendi sukses menjalankan perannya sebagai otak serangan Persebaya.
Terdapat pola serangan yang serupa di sisi sayap Persebaya. Ketika Rendi mengirimkan bola ke sayap kanan, Pahabol memanfaatkan kecepatan untuk masuk ke kotak 16. Adapun, saat bola mengalir ke sayap kiri, Oktafianus bersama Ruben Sanadi akan bermain melebar dan mengirimkan umpan silang ke depan gawang sembari berharap pada postur jangkung Rishadi Fauzi.
ADVERTISEMENT
Dengan pola seperti itu, Persebaya mampu merepotkan pertahanan PS TNI, bahkan Abduh Lestaluhu enggan untuk naik membantu serangan. Namun, pola serangan tersebut hanya berlaku hingga menit ke-15. Saat penjaga gawang Persebaya, Miswar Saputra, mendapatkan kartu merah, jalan permainan berubah total.
Alfredo Vera merespons hal tersebut dengan menarik bek kanan Abu Rizal, meminta pemain menahan bola selama mungkin di lini tengah, dan membangun serangan dari sayap. Namun, itu tidak berjalan lancar dan PS TNI mulai membangun serangan.
Yang berbeda dari kedua tim selama babak pertama ialah umpan-umpan pendek di lini tengah dan penguasaan bola. PS TNI enggan untuk menguasai bola terlalu lama dan langsung mengirim bola ke sisi sayap. Di sisi lain, serangan PS TNI di sayap kiri lebih berbahaya daripada Persebaya karena lubang yang ditinggalkan Abu Rizal.
ADVERTISEMENT
Selain meninggalkan lubang, ketidakhadiran Abu Rizal membuat aliran bola Persebaya tidak mulus. Sebab, tidak ada sosok yang menopang Pahabol dari belakang.
Perbedaan ini sangat jelas terlihat dari statistik yang dilansir oleh Labbola. Selama babak pertama, Persebaya mampu menguasai bola hingga 55 persen dan melakukan 169 umpan sukses, sedangkan PS TNI hanya 133 umpan.
Memasuki babak kedua, PS TNI mulai mengubah gaya permainannya. Keunggulan pemain membuat skuat arahan Eka Rudy berani membangun serangan dari lini tengah dan melakukan umpan-umpan pendek. Melihat anak asuhnya kesulitan mengimbangi sebelas pemain PS TNI, Alfredo Vera mulai mengubah strategi dengan menarik Rendi Irawan dan Adam Maulana pada menit ke-54, kemudian memasukkan Rendi Irawan dan M.Sidik Saimina.
ADVERTISEMENT
Perubahan yang dilakukan tidak mengubah cara bermain. Kedua tim masih mengandalkan serangan dari sisi sayap. Pahabol dan Wawan menjadi andalan timnya masing-masing dan kecepatan mereka merepotkan lini belakang lawannya. Melalui sisi sayap, kedua tim mampu menciptakan peluang. Cuma, lagi-lagi PS TNI memanfaatkan lubang di sisi kanan Persebaya.
Gol pertama yang tercipta pada laga ini berasal dari sisi tersebut. Pemain sayap PS TNI yang tidak mendapatkan kawalan, mampu mengirimkan umpan silang apik kepada Ahmad Nurfiandani, yang bertindak sebagai pemantul. Manahati Lestusen berdiri bebas dan menuntaskan serangan ke gawang Persebaya.
Setelah gol tersebut, Alfredo Vera mulai mengubah gaya bermain dengan mengganti dua pemain pada menit ke-75. Rishadi Fauzi yang beberapa kali gagal memanfaatkan peluang, digantikan oleh Ricky Kayame, sedangkan Nelson Alom digantikan oleh Andri Muladi.
ADVERTISEMENT
Dua pergantian tersebut mengubah formasi Persebaya menjadi 4-4-2, dengan menyimpan Pahabol dan Kayame berdampingan. Kendati demikian, aliran bola tetap diarahkan ke sisi sayap, di mana kecepatan Kayame dan Pahabol sangat diandalkan. Satu menit setelah pergantian tersebut, Persebaya mampu menyamakan kedudukan lewat sepakan keras Pahabol, yang memanfaatkan bola liar hasil sepakan pojok.
Perubahan gaya bermain kedua tim terlihat jelas dari statistik pertandingan. PS TNI unggul dalam penguasaan bola dan jumlah umpan sukses. Dicatat dari Labbola, PS TNI mampu melakukan 353 umpan sukses, sedangkan Persebaya hanya 274.
Kedua tim terus beradu kuat lini sayap hingga pertandingan rampung. Kehilangan satu pemain jelas membuat Persebaya kerepotan dalam membangun dan menutup lubang di sisi kanan. Akan tetapi, PS TNI pun gagal memaksimalkan jumlah pemain. Duel sengit sayap dalam laga ini pun hanya menghasilkan satu poin buat masing-masing tim.
ADVERTISEMENT