Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Segalanya terjadi begitu tiba-tiba buat Angga Saputra . Di usia 25 tahun, tiba-tiba saja ia berada di klub yang jadi salah satu kandidat juara liga. Di usia itu pula panggilan Timnas Senior Indonesia tiba-tiba datang untuknya.
ADVERTISEMENT
Dua hal tersebut sama-sama serba pertama buat Angga. Ia tak pernah mengalami itu sebelumnya. Namun, bagi dirinya, yang terakhirlah yang memiliki kesan lebih mendalam.
Selain karena merupakan impiannya sejak lama --sebagaimana para pesepak bola lain, Angga belum sekali pun merasakan Timnas level junior. Hal ini berbeda dengan sebagian besar pemain yang kini dipanggil Timnas.
Singkat kata, penjaga gawang Tira-Persikabo tersebut benar-benar langsung 'loncat' ke level senior. Atas dasar itulah ia bangga sekaligus, utamanya, kaget. Hingga sekarang perasaan tersebut bahkan seakan terus menancap di benaknya. Masih terasa betul, katanya.
Omong-omong soal kaget, hal itu tak hanya dirasakan Angga saat ponselnya berdering tatkala dipanggil Timnas tetapi juga saat ia sudah bersama skuat Garuda, tepatnya pada pemusatan latihan. Per harinya, ada saja aspek yang membuat Angga terbelalak.
ADVERTISEMENT
Katanya, intensitas latihan di Timnas lebih tinggi. Ada banyak tuntutan yang mesti dipenuhi setiap harinya. Ada banyak aspek yang harus ditingkatkan.
Apalagi, pemain lain yang dipanggil sendiri sebagian besar sudah sangat terbiasa berada di level atas. Angga yang tak ingin tertinggal tentu berusaha untuk mengimbanginya.
"Ada perbedaannya. Terasa sekali. Di Timnas latihannya lebih ketat dan tuntutannya tinggi. Di sini juga pemain-pemainnya udah level atas semua," papar Angga kepada kumparanBOLA usai menjalani latihan di Stadion Madya, Selasa (3/9/2019) malam WIB.
Untungnya, Angga yang di klub dilatih oleh pelatih sekaliber Rahmad Darmawan cukup biasa dengan hal tersebut. Untung pula, ia dikelilingi para pemain senior di Timnas yang senantiasa membantunya berintegrasi dengan tim.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Angga juga banyak mendapat masukan dari pelatih Simon McMenemy. Begitu pula dari pelatih kiper, Alan Haviludin, yang setiap hari menemaninya berlatih bersama Andritany Ardhyasa dan Teja Paku Alam.
"Persiapan yang didapat di sini sangat bagus. Banyak ilmu yang saya dapat dari pelatih. Dari pelatih kiper juga ada," ucapnya lagi.
Di luar hal-hal tersebut, ia juga terbantu dengan kemampuan dirinya sendiri. Ya, Angga memang salah satu kiper menonjol di Liga 1 2019.
Pada Juli, kumparanBOLA sempat bertanya kepada pelatih kiper Tira-Persikabo, Benny van Breukelen, ihwal penampilan sosok kelahiran November ini.
Saat itu Benny mengaku tak kaget dengan performa apik Angga. Ia bahkan berucap bahwa mantan kiper Persekap Pasuruan tersebut bisa saja membela Timnas Indonesia di masa depan.
ADVERTISEMENT
Benny tentu bukan cenayang, bukan pula peramal. Namun, ucapannya itu terbukti sebulan berselang: Angga benar-benar mendapat kesempatan membela skuat Garuda.
Benny mungkin sudah memprediksi soal ini, tetapi Angga masih kaget setengah mati.