Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Apa Jadinya Bila Vidal dan Kimmich Kembali Bertemu di Muenchen?
3 Juli 2017 19:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Rikuh, aneh, canggung… Bukan, ini bukan soal Anda datang ke pernikahan mantan Anda (lagipula, ngapain juga, sih, Anda datang ke nikahan mantan Anda!?), tapi ini soal Joshua Kimmich dan Arturo Vidal.
ADVERTISEMENT
Anda sudah dengar cerita soal kedua pemain itu? Barangkali, sudah. Tapi, okelah, biar kami putar sedikit ke beberapa jam silam ketika Kimmich dan Vidal, yang masing-masing membela Tim Nasional Jerman dan Cile, bersua di final Piala Konfederasi 2017.
Seperti yang sudah kami laporkan, Jerman menang 1-0 pada pertandingan tersebut, kendati Cile jauh lebih dominan —baik dalam penguasaan bola maupun jumlah peluang yang diciptakan. Namun, satu kesalahan kecil mengubah semuanya.
Adalah Marcelo Diaz, ketika berusaha menghindari pressing Lars Stindl, yang mengawali semuanya. Lantaran terkena tekanan dari Stindl, Diaz langsung membelokkan arah bola. Sial bagi Diaz, dia kemudian malah dicegat oleh Timo Werner, yang lantas merebut bola dari kakinya.
Aksi Werner, yang langsung merangsek masuk ke kotak penalti Cile, mau tak mau membuat kiper Claudio Bravo meninggalkan gawang untuk menutup ruang geraknya. Namun, ini membuat ruang di hadapan Stindl terbuka. Werner lantas mengembalikan bola kepada Stindl dan nama yang disebut terakhir itu dengan mudah menceploskan bola ke dalam gawang.
ADVERTISEMENT
Jerman unggul 1-0 pada menit ke-20 itu, dan meski masih tersisa sekitar 70 menit untuk menyamakan kedudukan, Cile tidak pernah bisa melakukannya.
Yang menarik, dan kontroversial, kemudian adalah bagaimana Kimmich dan Vidal bersitegang di tengah pertandingan. Keduanya terlihat saling dorong dan menyemburkan murka ke satu sama lain. Raut wajah Vidal disesaki urat dan otot, begitu juga Kimmich.
Well, Anda yang biasa menyaksikan pertandingan sepak bola, mungkin pernah melihat pemain dari dua kesebelasan berbeda bersitegang ataupun berkelahi. Kendati tidak bisa dibenarkan, ini adalah pemandangan yang terbilang “wajar” di lapangan bola.
Namun, yang menjadi masalah dari keributan antara Kimmich dan Vidal adalah… di luar tim nasional, mereka bermain untuk klub yang sama: Bayern Muenchen!
ADVERTISEMENT
“Saya sedikit kesal. Mereka sudah unggul, tapi berusaha membuang-buang waktu. Saya tak suka dengan kelakuannya dan rekan-rekannya. Saya terganggu sekali dengan sikap mereka, tapi dalam 20 hari ke depan, saya akan berjumpa dengannya karena kami masih rekan setim,” ujar Vidal seperti dilansir Goal.
“Dia kesal dan merasa terganggu karena tim mereka sedang tertinggal,” ucap Kimmich.
Rikuh, aneh, canggung… barangkali ini yang akan terjadi ketika keduanya kembali bertemu di lapangan latihan Bayern. Kecuali, tentu saja, kalau Pelatih Bayern, Carlo Ancelotti, terlebih dulu mendamaikan mereka. Ancelotti sendiri terkenal sebagai pelatih yang cukup apik dalam menjaga kerukunan timnya.
Ini bukan pertama kalinya dua pemain dari klub yang sama bersitegang di pertandingan internasional. Pada Piala Dunia 2006, Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney, yang dulu sama-sama berseragam Manchester United, juga pernah mengalami hal yang sama.
ADVERTISEMENT
Pada Piala Dunia 11 tahun silam, Rooney mendapatkan kartu merah karena menginjak Ricardo Carvalho. Namun, yang menjadi masalah di sini bukan hanya injakan Rooney, tetapi usaha Ronaldo —bersama rekan-rekannya di Timnas Portugal lainnya— untuk mempersuasi wasit agar mengeluarkan kartu merah.
Rooney sendiri tidak suka ketika melihat Ronaldo ikut memengaruhi wasit dan langsung mendorong sang rekan setim. Tak sampai di situ, Ronaldo juga mengedip ke arah bangku cadangan setelah Rooney dikeluarkan dari lapangan, seolah-olah memberi kode bahwa “misi sudah dilaksanakan”.
Media kemudian berspekulasi soal hubungan Rooney dan Ronaldo di United setelahnya. Namun, begitu musim dimulai, keduanya tampak akur-akur saja. Malah, kedua pemain itu menjadi protagonis utama dalam kesuksesan United menjuarai Premier League 2006/2007.
ADVERTISEMENT