Apa Kabar Skuat Liverpool saat Juarai Liga Champions 2005?

23 Mei 2018 20:41 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Liverpool juara Liga Champions 2005. (Foto: FRANCOIS MARIT / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Liverpool juara Liga Champions 2005. (Foto: FRANCOIS MARIT / AFP)
ADVERTISEMENT
Ada banyak yang terjadi dengan skuat Liverpool usai menjadi kampiun Liga Champions di musim 2004/2005. Ada yang memutuskan beralih profesi menjadi pebalap, ada yang kini tenar sebagai pundit, ada yang menjadi pebisnis, dan bahkan ada yang menjadi politisi.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan kali ini, kumparanBOLA akan menceritakan bagaimana nasib para pemain dan substitusi di skuat Liverpool saat sukses menahan imbang AC Milan 3-3, sebelum pada akhirnya menang 3-2 dalam babak adu penalti, di Istanbul 2005. Silakan disimak.
Jerzy Dudek - Pebalap
Jerzy Dudek adalah pahlawan di balik kegemilangan Liverpool menjuarai Liga Champions. Terutama atas penyelamatan gemilang kiper asal Polandia tersebut di babak perpanjangan waktu. Namun, pada 2007, Dudek memutuskan untuk menjadi kiper kedua Real Madrid akibat datangnya Pepe Reina. Empat tahun kemudian, Dudek memutuskan untuk gantung sarung tangan.
Kini, Dudek sendiri nyaman sebagai pebalap. Pada 2014 ia melakoni debutnya di dunia balap dengan turut dalam Volkswagen Polo Cup. Dua tahun setelahnya, ia mengikuti balap 24 jam yang dilaksanakan di Dubai.
ADVERTISEMENT
Steve Finnan - Pebisnis
Steve Finnan adalah full-back kanan andalan Liverpool selama tiga musim sejak 2004/2005. Ia sendiri sudah merasakan dua final Liga Champions bersama Liverpool. Sayang bagi Finnan, datangnya Alvaro Arbeloa di musim 2007/2008 membuat full-back kanan asli Irlandia itu kekurangan menit bermain. Semusim setelahnya, ia pun memutuskan pindah.
Bertahun-tahun kemudian, Finnan mendaku bahwa ia sendiri kini sedang fokus dalam kehidupan barunya sebagai pebisnis. Finnan, bersama saudara laki-lakinya, kini memiliki sebuah perusahaan yang bergerak di bidang properti.
Jamie Carragher - Pundit
Cerewet, begitulah satu kata yang tepat untuk mendeskripsikan Jamie Carragher sebagai bek tengah Liverpool. Saat partai di Istabul itu sudah berada di babak kedua, Carra -- sapaan Carragher -- seringkali berteriak agar tiga bek lainnya tak perlu kebobolan gol lagi. Rupanya, cerewetnya Carra itu berguna di kehidupannya kini.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Carra menjadi pundit di Sky Sports. Bersama Gary Neville, Carra sukses menyajikan analisis yang logis dan, tentu saja, dengan penyampaian yang menarik.
Sami Hyypia - Pelatih
Dari 1999-2009, Sami Hyypia menjadi tandem yang cocok untuk seorang Carragher di lini belakang Liverpool. Pada musim panas 2009, Hyypia memutuskan hengkang ke Bayer Leverkusen setelah usianya menua. Hyypia kemudian pensiun dua musim setelahnya untuk menjadi pelatih.
Pada Agustus 2015, Hyypia ditunjuk sebagai manajer klub asal Swiss, FC Zuerich. Sayang, pada Mei 2016, Hyypia dipecat akibat Zuerich berkubang di peringkat paling bawah di Liga Super Swiss.
Djimi Traore - Asisten Pelatih
Permainan Djimi Traore sebagai full-back kiri Liverpool mungkin kerapkali inkonsisten. Namun, tanpa aksinya untuk menjauhkan bola dari kaki Andriy Shevchenko di babak kedua, Liverpool mungkin saja kalah 3-4 dari Milan. Kini, Traore sudah menjadi asisten pelatih di klub asal Amerika Serikat, Seattle Sounders. Kini, Sounders berada di peringkat ke-11 klasemen sementara MLS wilayah Barat.
ADVERTISEMENT
Xabi Alonso - Pensiun
Didatangkan dari Real Sociedad pada musim panas 2004, Xabi Alonso langsung menjadi nyetel dengan sistem Liverpool. Di partai final 2005, Alonso adalah pencetak gol ketiga. Proses gol ketiga pun dapat dikatakan apik: usai Dida menepis tembakan penaltinya, gelandang asal Spanyol itu langsung menyambar bola rebound dan gol pun tercipta.
Kini, Alonso masih belum menentukan apa yang akan ia lakukan setelah mengakhiri karier sepak bolanya pada 2017 silam.
Luis Garcia - Pensiun
Peran Luis Garcia bagi kesuksesan Liverpool di musim 2004/2005 tentu tak usah diragukan lagi. Winger asal Spanyol ini mencetak gol ke gawang Juventus dalam babak perempat final dan juga mencetak "gol hantu" saat bertemu Chelsea di babak semifinal Liga Champions.
ADVERTISEMENT
Usai meninggakan klub Australia, Central Coast Marines, pada 2016, belum ada kabar ke mana Garcia sekarang.
Steven Gerrard - Pelatih
Captain fantastic, begitulah julukan Steven Gerrard saat masih aktif sebagai pemain. Salah satu sebab ia dijuluki begitu karena ia adalah pencetak gol pertama bagi Liverpool saat menghadapi AC Milan pada Mei 2005. Gol itu memicu semangat The Reds sehingga hasil imbang 3-3 pun bisa didapat.
Kini, setelah cukup lama menjadi pelatih tim akademi Liverpool, Gerrard menjadi pelatih kesebelasan asal Skotlandia, Rangers.
John Arne Riise - Pemilik Gymnasium
Tendangannya keras, tekelnya juga, itulah dia, John Arne Riise. Riise sendiri sudah memperkuat Liverpool dari 2001 hingga 2008. Usai meninggalkan Liverpool, Riise mengelilingi dunia dalam kariernya sebagai pesepak bola. Klub terakhir yang ia singgahi adalah tim asal India, Chennaiyin.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Riise sendiri sudah memiliki gymnasium yang dikhususkan untuk pesepak bola dan atlet muda.
Harry Kewell - Pelatih
Malang nian nasib Harry Kewell di partai final Liga Champions. Kewell hanya mampu bermain selama 23 menit akibat cedera. Setelah cedera di final itu pun, cedera masih menyerangnya. Mau tak mau, Liverpool menjualnya ke Galatasaray pada 2008.
Kewell kini menjadi pelatih tim asal Inggris, Crawley Town FC. Crawley sendiri mengakhiri musim ini di peringkat ke-15 League Two.
Milan Baros - Pesepak bola
Tak banyak yang bisa dilakukan Baros saat menghadapi Milan di Istanbul 2005. Baros gagal mencetak gol, sehingga ia pun digantikan Djibril Cisse di menit 85. Laga final itu, ngomong-ngomong, adalah laga terakhir striker asal Republik Ceko itu berkostum Liverpool.
ADVERTISEMENT
Namun, Baros sendiri belum punya niatan pensiun. Di usianya yang sudah 36 tahun, Baros membela Banik Ostrava.
Cadangan
Vladimir Smicer - Politisi
Menggantikan Kewell saat laga berjalan 23 menit, Vladimir Smicer berhasil memberikan dampak luar biasa untuk Liverpool. Di laga terakhirnya berkostum Liverpool, ia sukses menjadi pencetak gol kedua. Saat ini, Smicer sendiri sudah tak lagi menggeluti dunia sepak bola. Pada 2014, ia memulai hidupnya sebagai politisi di Republik Ceko.
Dietmar Hamann - Pundit
Saat Liverpool tertinggal 0-3 di babak pertama, Rafael Benitez -- pelatih Liverpool saat itu -- mengganti Finnan dengan Hamann. Tujuannya, agar Hamann bisa bermain di pos gelandang bertahan sehingga Gerrard bisa fokus menyerang. Hasilnya pun manis, Liverpool imbang 3-3 dengan Milan.
ADVERTISEMENT
Hamann sendiri pada akhirnya mengikuti jejak Jamie Carragher untuk menjadi pundit.
Djibril Cisse - DJ
Karena Djibril Cisse tak berkutik saat harus menghadapi bek kelas dunia macam Paolo Maldini dan Alessandro Nesta, ia jadi tak mencetak gol meski datang di menit 85. Saat ini, Cisse menikmati kehidupan barunya sebagai disc jockey.