Argentina Tersingkir, Sampaoli Tak Mau Menyingkir

1 Juli 2018 1:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Argentina, Jorge Sampaoli. (Foto: Reuters/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Argentina, Jorge Sampaoli. (Foto: Reuters/Carlos Barria)
ADVERTISEMENT
Ekspektasi tinggi dipikul Jorge Sampaoli sejak ditunjuk sebagai pelatih Tim Nasional (Timnas) Argentina pada Juli 2017. La Albiceleste tentu berhasrat menjuarai Piala Dunia 2018 sekaligus menebus kegagalan pada laga final edisi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Namun, sejauh turnamen di Rusia tersebut bergulir, Timnas Argentina besutan Sampaoli tak pernah menunjukkan performa meyakinkan yang membuat mereka pantas disebut sebagai kandidat juara. Lionel Messi dan kolega terseok-seok di fase grup dan baru memastikan tiket ke babak 16 besar lewat kemenangan dramatis atas Nigeria di laga pamungkas.
Laga melawan Prancis di Kazan Arena, Sabtu (31/6/2018), menjadi puncaknya. Mereka takluk dengan skor 3-4 sehingga harus angkat koper lebih cepat dari Rusia.
Langkah yang terhenti di babak 16 besar tentu merupakan kegagalan buat Argentina. Hal tersebut tidak dimungkiri oleh Sampaoli. Kendati begitu, sang juru taktik enggan berjiwa besar mengakui kegagalan dengan menanggalkan jabatannya.
"Saya memilih tempat ini dan selalu ingin berada di sini. Kehadiran saya di sini berarti tidak ada keputusan akan masa depan saya hari ini," tutur Sampaoli dalam jumpa pers setelah laga, seperti dilansir oleh situs resmi FIFA.
ADVERTISEMENT
Pemain Prancis dan Argentina berduel. (Foto: REUTERS/Michael Dalder)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Prancis dan Argentina berduel. (Foto: REUTERS/Michael Dalder)
Salah satu alasan dari sikap Sampaoli yakni bagaimana performa anak-anak asuhnya. Menurut dia, Argentina sebetulnya tidak tampil buruk pada pertandingan melawan Prancis. Mereka sempat unggul 2-1 pada awal babak kedua dan memiliki peluang emas untuk menyamakan skor menjadi 4-4 pada pengujung laga, tetapi gagal dimaksimalkan oleh Sergio Aguero.
"Kekalahan ini sangat menyakitkan, terlebih karena pemain sudah menunjukkan upaya keras. Mereka berjuang sampai akhir dan hampir mencetak gol penyeimbang pada akhir laga. Itu sangat berarti. Makanya, saya ingin mengucapkan terima kasih," ucap Sampaoli.
Pun demikian menyoal keputusan taktiknya, Sampaoli mengaku sudah berupaya maksimal. Tujuan akhirnya adalah kemenangan melalui performa gemilang seorang Lionel Messi.
Sampaoli dan Messi. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
zoom-in-whitePerbesar
Sampaoli dan Messi. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
Demi mencari skema ideal untuk menopang Messi, Argentina menjajal empat formasi berbeda dalam empat laga. Teraktual, mereka menerapkan sistem 4-3-3 dengan Messi sebagai false nine ketika melawan Argentina.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, Messi memang menyumbangkan assist untuk gol kedua dari Gabriel Mercado dan ketiga via Sergio Aguero. Sayang, itu semua belum cukup untuk meloloskan Argentina.
"Kami mencoba banyak taktik berbeda, menciptakan ruang untuknya, dan segala cara agar mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Hasilnya, kami kadang berhasil, kadang gagal," kata Sampaoli.
Keputusan tetap di kursi pelatih Argentina atau tidak tentu bukan ditentukan oleh Sampaoli seorang. Tunggu saja sikap Federasi Sepak Bola Argentina (AFA). Apakah mereka bersedia memberikan kesempatan kedua atau memutus ikatan yang sejatinya berlangsung hingga 2022.
Jadwal 16 Besar Piala Dunia 2018. (Foto: Basith Subastian/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Jadwal 16 Besar Piala Dunia 2018. (Foto: Basith Subastian/kumparan)