Asian Games: Berbagai Renovasi yang Meremajakan Gelora Bung Karno

2 Agustus 2018 22:19 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelora Bung Karno, Senayan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Gelora Bung Karno, Senayan (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) adalah salah satu artefak sejarah yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam upaya menjaga artefak ini, berbagai langkah dilakukan untuk menjaga kelestariannya, salah satunya dengan melakukan renovasi.
ADVERTISEMENT
Stadion Utama Gelora Bung Karno merupakan bagian dari Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno, sebuah kompleks olahraga di daerah Senayan yang dibangun oleh Soekarno untuk menyambut Asian Games 1962. Diapit oleh venue lain yang mengelilinginya, seperti Istora, Stadion Renang, dan Stadion Madya, Stadion Utama Gelora Bung Karno gagah menjulang, menjadi pusat dari kompleks olahraga tersebut.
Kegagahan dari SUGBK ini juga merupakan buah dari ambisi Presiden Soekarno yang ingin agar Indonesia punya stadion kelas dunia. Meminjam dana 12,5 juta dolar AS dari Uni Soviet, Soekarno berhasil mewujudkan mimpinya itu, tepat beberapa bulan sebelum ajang Asian Games 1962 digelar. Pada praktiknya, SUGBK pun menjadi tempat hajat besar politik dan konser musik.
Karena tidak hanya digunakan untuk ajang pertandingan sepak bola saja, Stadion Utama Gelora Bung Karno perlu perawatan. Tapi, dalam praktiknya, SUGBK juga pernah mendapat sentuhan revonasi dari pemerintah. Teraktual, pada 2016 sampai 2018 silam, SUGBK ditutup dan tidak bisa digunakan oleh umum karena mengalami proses renovasi untuk persiapan ajang Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Namun, sebelum menjelaskan tentang renovasi yang dilakukan sebelum ajang Asian Games, ada juga satu renovasi yang pernah dilakukan terhadap SUGBK ini. Hal tersebut dilakukan pada 2007 silam, jelang penyelenggaraan Piala Asia 2007 yang dihelat serentak di empat negara: Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia.
Renovasi Jelang Piala Asia 2007
Piala Asia 2007 merupakan tonggak bagi AFC, otoritas sepak bola Asia. Sadar bahwa sejak 1956 sampai 2004 ajang Piala Asia kerap bertabrakan dengan Olimpiade maupun Piala Eropa, dimulai sejak 2007, Piala Asia digelar pada tahun ganjil. Kebijakan ini yang membuat AFC menerapkan hal baru dalam ajang Piala Asia 2007. Piala Asia dihelat setahun sebelum Piala Eropa.
Lalu, pada 2007 silam, untuk pertama kalinya sepanjang perhelatan Piala Asia, ajang ini dihelat di empat negara berbeda. Salah satu negara tuan rumahnya adalah Indonesia. Diserahi tugas menjadi tuan rumah, bahkan juga dipercaya menggelar partai final Piala Asia 2007, Indonesia langsung berbenah. Salah satunya dengan merenovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno.
ADVERTISEMENT
Sejak diresmikan pada 1962, SUGBK saat itu belum mendapat sentuhan renovasi. Demi menyambut ajang Piala Asia, dana sebesar 87 miliar rupiah (60% dari dana disumbangkan oleh Badan Pengelola GBK) digelontorkan. SUGBK bersolek, dan beberapa peralatan serta kelengkapan yang ada di stadion mulai dibenahi.
Dari proyek renovasi tersebut, beberapa pembenahan sukses dilakukan. Multimedia scoring board, ruang ganti pemain dan wasit, toilet stadion, serta tribun stadion menjadi aspek yang mendapat sentuhan renovasi. Alhasil, ketika penyelenggaraan Piala Asia 2007, SUGBK menjadi lebih elok. Meski kapasitas tempat duduk dikurangi dari 110.000 menjadi 88.000, gema dari stadion ini masih kencang.
Hal itu terbukti dalam partai pembuka Grup D Piala Asia 2007 yang mempertemukan Indonesia melawan Bahrain. Gema stadion masih terasa. Semakin terasa pada partai terakhir Grup D yang mempertemukan Indonesia dan Korea Selatan. Meski kalah, dukungan dari suporter tetap terasa.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, bukan berarti proyek renovasi ini lepas dari polemik. Dugaan ini muncul karena renovasi pada kursi tribun tidak dilakukan sebagaimana mestinya. Kursi fiber glass hanya menghiasi kelas VVIP dan VIP Barat saja, sedangkan kursi di penonton kelas I-III masih memakai kayu panjang.
Renovasi Jelang Asian Games 2018
Setelah tidak lagi mendapat sentuhan renovasi sejak 2008 hingga 2016, SUGBK kembali mendapat sentuhan renovasi. Jelang Asian Games 2018, pembenahan dilakukan agar kompleks olahraga Senayan, terkhusus Stadion Utama Gelora Bung Karno, menjadi fasilitas olahraga dengan taraf internasional. Sama seperti jelang 1962 silam, tantangan kembali diberikan kepada Indonesia.
Berbekal dana renovasi sebesasr 760 miliar rupiah, SUGBK kembali bersolek. Kali ini, melibatkan Pemerintah Indonesia, GBK mulai menjalani proses renovasi sejak Juli 2016. Menghabiskan waktu selama setahun, yakni dari Juli 2016 sampai Oktober 2017, SUGBK diresmikan oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo, pada 14 Januari 2018. Peresmian itu bertepatan dengan laga uji tanding Indonesia melawan Islandia.
ADVERTISEMENT
Hasil dari renovasi tersebut membuat kesan kolot yang meliputi SUGBK hilang. Meski secara kapasitas tempat duduk berkurang, yakni dari 88.000 menjadi 77.000, namun kursi GBK ini sudah menjadi single seat, mengikuti standar stadion internasional FIFA. Tidak hanya soal kursi, pencahayaan di stadion pun menjadi lebih terang, karena kekuatan lampu ditingkatkan dari 1.200 lux menjadi 3.500 lux.
Tidak hanya kursi dan lampu, hasil dari renovasi ini juga tampak dari berbagai aspek. Scoring board SUGBK sekarang menggunakan LED perimeter dan timing system athletic dari Jepang. Untuk sound system, menggunakan merek TOA dengan kekuatan hingga 80.000 watt. CCTV juga sudah dipasang di SUGBK ini, dengan merek Avigilon dari Kanada yang dihiasi fitur face reognition.
ADVERTISEMENT
Dari segi rumput, pembenahan juga dilakukan. Rumput SUGBK sekarang menggunakan jenis Zoysia Matrella, yang didatangkan langsung dari Manila, Filipina. Rumput ini sudah sesuai dengan standar FIFA. Solar panel berkekuatan 420 KWP juga menghiasi SUGBK sekarang ini. Berbagai akses untuk difabel juga lebih dipermudah. Ada juga tempat isi minum
Tak ada lagi kesan kolot di SUGBK sekarang. Yang ada hanyalah kesan futuristik. Kesan futuristik yang mencerminkan kalau Stadion Utama Gelora Bung Karno adalah stadion taraf internasional.
***
Setelah melalui proses renovasi, Stadion Utama Gelora Bung Karno sekarang menjadi lebih apik. Kalau boleh menyebut, Stadion Utama Gelora Bung Karno sekarang sudah menjadi salah satu stadion terbaik di Asia, bahkan dunia.
ADVERTISEMENT
Maka, sebagai warga Indonesia, sudah seharusnya kita menjaga dan merawat Stadion Utama Gelora Bung Karno ini. Karena, stadion tersebut adalah kebanggaan warga Indonesia, sekaligus tempat segala sejarah berkelindan dan terpendam. Jangan sampai aksi merusak, seperti yang pernah dilakukan sekelompok orang beberapa waktu lalu di SUGBK, terulang kembali.