Atletico Madrid vs Leverkusen: Waktunya Pantik Produktivitas

22 Oktober 2019 18:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan La Liga Spanyol antara Atletico Madrid dan Valencia.  Foto: REUTERS/Sergio Perez
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan La Liga Spanyol antara Atletico Madrid dan Valencia. Foto: REUTERS/Sergio Perez
ADVERTISEMENT
Reuni Atletico Madrid dengan Bayern Leverkusen bakal tersaji pada Rabu (23/20/2019) dini hari WIB. Betul, ini bukan pertama kalinya kedua kubu bertemu. Atletico dan Leverkusen pernah bentrok pada babak 16 besar Liga Champions edisi 2016/17.
ADVERTISEMENT
Kala itu Atletico sukses memecundangi Die Werkself 4-2 di BayArena. Sementara leg kedua berakhir dengan skor kacamata. Bila ditotal, cuma sekali Leverkusen memang dalam enam perjumpaan terakhir. Itu pun di kandang, lewat skor tipis 1-0 pula.
Bukan cuma catatan pertemuan itu yang kian memperbesar potensi Atletico untuk berjaya. Pasalnya, performa Leverkusen juga sedang anjlok. Mereka tak gagal menang dalam tiga laga termutakhir (2 kalah dan sekali imbang).
Parahnya lagi, Lars Bender cs. kebobolan 7 gol dan cuma mencetak sebiji gol dalam rentang waktu tersebut. Dalam lawatannya dini hari nanti, Peter Bosz juga tak bisa memainkan Charles Aranguiz serta Leon Bailey yang masih didera cedera.
ADVERTISEMENT
Ngomong-ngomong soal cedera, sebenarnya Atletico juga mengalami hal serupa. Adalah Joao Felix dan Stefan Savic yang jadi korbannya. Menariknya, keduanya total sudah menyumbang 2 gol atau setengah dari total gol Atletico di Liga Champions sejauh ini.
Diego Simeone patut waswas soal produktivitas anak asuhnya. Bayangkan saja, rata-rata gol Atletico dalam delapan duel terakhir di semua kompetisi cuma mencapai 0,875 per laga.
Diego Costa berpotensi besar untuk menjawab problem demikian. Eks pemain Rayo Vallecano itu berhasil mencetak gol tunggal timnya ke gawang Valencia akhir pekan lalu. Selain itu, Costa juga berkontribusi langsung atas gol kedua Atletico ke gawang Lokomotiv Moscow pada matchday kedua.
Diego Costa melakukan selebrasi bersama Thomas Partey. Foto: La Liga
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Simeone mewaspadai potensi Leverkusen untuk merepotkan anak asuhnya. Memang, form mereka sedang jeblok. Di sisi lain, tak bisa dimungkiri bahwa Leverkusen dihuni oleh para pemain potensial plus dipimpin arsitek sekelas Bosz --yang pernah mengantar Ajax Amsterdam menembus final Liga Europa 2016/17.
"Leverkusen memiliki cara bermain yang jelas dan terorganisir dengan baik. Mereka selalu bermain dengan karakter kuat, di mana pun mereka bermain. Mereka memiliki banyak pemain yang berbakat dan juga cepat," kata Simeone, dilansir situs resmi UEFA.
Pujian Simeone bukan tanpa dasar. Nama-nama macam Kevin Volland dan Kai Havertz punya kans untuk mengancam divisi pertahanan Atletico.
Leverkusen saat sukses tahan imbang Leipzig. Foto: Reuters/Wolfgang Rattay
Volland sejauh ini jadi topskorer tim lewat 4 golnya di Bundesliga. Pun dengan Havertz, gelandang berusia 20 tahun yang sukses mencetak gol di laga uji tanding Jerman versus Argentina.
ADVERTISEMENT
Oh, ya, jangan lupakan juga Nadiem Amiri. Pemain berdarah Afghanistan menjadi pendulang umpan kunci tertinggi Leverkusen dengan rata-rata 2,3 per laga.