Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ayah Arkhan Kaka Marah Anaknya Disebut Artis TikTok: Mentalnya Jadi Drop
31 Juli 2024 9:03 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kaka sudah menuai banyak hujatan sejak berselebrasi dengan joget ala tren TikTok usai menjebol gawang Panama di Piala Dunia U-17 2023. Adapun golnya di menit 54 itu membuat skor jadi imbang 1-1 dan bertahan sampai bubar.
Sejumlah netizen seolah tak memaafkan Kaka atas aksinya tersebut dan menganggap pemain muda Persis Solo itu tak semestinya berjoget seusai menyamakan skor. Kini, setiap Kaka bermain, kritik keras hingga hujatan kerap menghampiri dan semakin diperparah jika ia tak mencetak gol.
Hal inilah yang membikin Purwanto mengelus dada. Baginya, tak seharusnya sang anak mendapat perundungan separah itu di dunia maya. Ia memahami bahwa Kaka, yang masih 16 tahun, tetap harus meningkatkan performanya, tetapi tidak harus dipecut dengan hujatan.
"Kalau kritikannya banyak yang positif, saya akan support sekali. Saya merasa Kaka harus tetap bisa meningkatkan kualitasnya. Dia harus terus meningkat," terang Purwanto saat dihubungi kumparan, Selasa (30/7).
ADVERTISEMENT
"Tetapi, terlalu banyak juga netizen yang menganggap Kaka enggak layak. Itu yang saya sayangkan, kenapa netizen terlalu cepat memvonis? Padahal anak ini baru mau 17 tahun, masih baru berproses," tambahnya.
Menurut Purwanto, kritikan terlampau tajam dan hujatan membuat Kaka mengalami trauma. Alhasil, kini setiap kali bermain, Kaka selalu dirundung ketakutan. Ia menilai, ini berpengaruh ke performanya di lapangan menjadi tak maksimal.
"Jujur, mohon maaf, dia main ini [Piala AFF U-19] pun masih terbebani ketakutan dengan netizen. Jujur, Kaka tidak bisa lepas seperti yang awal-awal dulu [di U-16]," terang pria yang juga eks striker Timnas Indonesia itu.
"Saya kasihan sama dia, di umur segini [belum genap 17 tahun] tak seharusnya menerima tanggung jawab sebesar itu. Beban yang berat itu, yang membawa opini itu, merusak mentalnya, itu yang saya kasihan sekali sampai sekarang," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, keberhasilan Timnas U-19 menjadi juara usai mengalahkan Thailand 1-0 di Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Senin (29/7) tetap tak bisa sepenuhnya menjadi pelipur lara bagi Arkhan Kaka. Purwanto mengatakan, rasa takut tetap menghantui sang anak.
"Oke, dia bangga, tapi dalam jiwanya masih ada ketakutan besar," jelas pria kelahiran Lampung keturunan Blitar-Yogyakarta itu.
"Kalau menurut saya, dia segalanya punya. Punya kecepatan, finishing, dribbling, cuma yang saya lihat sekarang ini, mentalnya itu, ketakutannya, sama netizen yang membuat dia seperti ini. Anak ini belum siap menerima seperti itu, jadi blank," tambahnya.
Secara khusus, Purwanto juga kecewa dengan pernyataan pengamat sepak bola bernama Justinus Lhaksana atau Coach Justin. Baginya, eks pelatih Timnas Futsal Indonesia itulah yang memicu Arkhan Kaka dijuluki artis TikTok oleh netizen.
ADVERTISEMENT
Sebab, Coach Justin adalah salah satu pihak yang tak senang melihat selebrasi joget TikTok Kaka usai menjebol Panama. Karena menurut idealnya, seorang pemain yang habis menyamakan kedudukan harus bergegas mencari gol berikutnya.
"Padahal kan dalam regulasi Piala Dunia itu menit-menitnya [kalau terbuang karena selebrasi] bisa ditambah [di injury time]. Pada kompetisi usia muda, biarkan dia berkreasi dengan kegembiraannya. Saya sangat marah dengan Justin sampai sekarang. Membawa opini anak saya, sampai sekarang pun anak saya dibilang artis TikTok," tegas Purwanto.
"Opini ini yang membuat Kaka agak ketakutan. Itulah yang menjadi beban bagi Kaka. Mungkin berpengaruh juga di performanya sekarang ini," lanjutnya.
Secara keseluruhan, Purwanto berharap agar netizen bisa lebih bijak dalam mengkritik. Sekali lagi, ia meminta semua pihak sadar bahwa Kaka masih berusia 16 tahun.
ADVERTISEMENT
"Untuk netizen, support-lah anak-anak Indonesia, bahwasanya dilihat, kritikan untuk pemain usia 16 tahun, 20 tahun, atau senior harus bisa dilihat secara sosial, secara naluri," tandasnya.