Bagaimana Meme Menjatuhkan Mental Timnas Argentina

9 Februari 2018 14:21 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Di Maria beraksi untuk Timnas Argentina. (Foto: AFP/Mladen Antonov)
zoom-in-whitePerbesar
Di Maria beraksi untuk Timnas Argentina. (Foto: AFP/Mladen Antonov)
ADVERTISEMENT
Banter adalah sepak bola dan sepak bola adalah banter. Banter memiliki makna olok-olok, dan mengapa olok-olok tak bisa dipisahkan dari sepak bola, semua tak terlepas dari cara suporter sepak bola itu sendiri dalam memandang timnya.
ADVERTISEMENT
Bagi seorang suporter sepak bola, 11 pemain di atas lapangan adalah pahlawan dan stadion tim mereka adalah kuil suci. Ketika dua tim bertemu, harga diri segenap entitas dipertaruhkan. Yang menang tertawa, yang kalah ditertawakan.
Namun, mereka yang tertawa itu tidak selamanya mereka yang menang. Mereka yang kalah pun bisa saja menertawakan tim kesayangan mereka sendiri, meski dengan tawa getir.
Saat ini, dengan keberadaan media sosial, cara orang menertawakan segala sesuatu telah mencapai level yang lebih tinggi dari sebelumnya. Jika sebelumnya cela-celaan antara tim yang kalah dan menang hanya terjadi di kantor, sekolah, hingga warung kopi yang daya jangkaunya begitu kecil, saat ini daya jangkaunya bisa begitu luas. Sebuah tim bisa jadi guyonan seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Cek sosial media Anda setiap laga usai dan Anda akan paham. Meme, banter dalam bentuk visual, tentang kekalahan sebuah tim akan menyebar dengan begitu cepat selayaknya virus. Bahkan, banter di era kini tak hanya bisa melukai suporter saja. Saking luasnya, meme juga para pemain di lapangan.
Itulah yang terjadi di Tim Nasional (Timnas) Argentina.
Angel Di Maria, baru-baru ini, bercerita bagaimana suasana ruang ganti Timnas Argentina menjadi begitu kelam karena meme. Meme yang dimaksud adalah meme soal Timnas Argentina, yang dalam empat tahun tahun terakhir sudah sampai ke tiga final, tetapi semuanya berakhir nahas.
Pertama, di Final Piala Dunia 2014. Argentina kalah 0-1 dari Jerman berkat gol dari Mario Goetze di menit ke-113. Sementara di Copa America, Argentina telah dua tahun berturut-turut menjadi runner-up di 2015 dan 2016 setelah ditumbangkan dua kali oleh Cile di final.
ADVERTISEMENT
Di Maria di final Copa America 2016. (Foto: AFP/Nicholas Kamm)
zoom-in-whitePerbesar
Di Maria di final Copa America 2016. (Foto: AFP/Nicholas Kamm)
“Begitu banyak meme yang dialamatkan kepada pemain di Timnas, dan itu menyakitkan. Hal ini membuatku berpikir bagaimana jika seandainya aku pensiun saja,” ujar Di Maria kepada Marca.
“Aku melihat bagaimana keluargaku menderita karena aku ingin terus melangkah, tetapi di saat yang bersamaan aku juga menderita," imbuh pemain Paris Saint-Germain ini.
Di Maria sampai perlu harus ke psikiater mengingat keseimbangan metalnya terganggu karena meme-meme mengenai Timnas Argentina. Pasalnya, meme demi meme di internet membuatnya terus berpikir apa ada yang salah di tubuh Argentina saat ini.
Untungnya, kini semuanya telah baik-baik saja bagi Di Maria. Ia siap mencoba lagi bersama Timnas Argentina.
“Kami mencapai tiga final dan tidak menang karena kurang beruntung. Bukan karena kurang kualitas,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT