Bale Dicaci, Bale Dibela

5 Maret 2019 12:57 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gareth Bale menunjukkan ekspresi datar saat bintang Barcelona, Lionel Messi, merayakan gol ke gawang Real Madrid. Foto: Pierre-Philippe Marcou/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Gareth Bale menunjukkan ekspresi datar saat bintang Barcelona, Lionel Messi, merayakan gol ke gawang Real Madrid. Foto: Pierre-Philippe Marcou/AFP
ADVERTISEMENT
Sejauh musim ini bergulir, Gareth Bale belum bisa menggantikan peran Cristiano Ronaldo sebagai mesin utama gol Real Madrid. Sebagai bukti, pemain kelahiran Cardiff itu baru mencetak 10 gol dari total 28 penampilan di seluruh kompetisi. Perkara inilah yang membuat fan Madrid jengah.
ADVERTISEMENT
Kejengkelan tersebut bisa dilihat ketika Madrid takluk 0-1 dari Barcelona di Santiago Bernabeu, Minggu (3/3/2019) dini hari WIB. Ketika Bale digantikan oleh Marco Asensio pada menit ke-61, terdengar dengan jelas suara sumbang dari fan Madrid yang hadir langsung.
Tindakan itu disikapi Bale dengan dingin. Eks andalan Tottenham Hotspur itu memilih tak menggubris fan Madrid, atau tepuk tangan pelatih Santiago Solari, dan memutuskan untuk masuk ke terowongan stadion. Kejadian ini membuat Jonathan Barnett bertindak melindungi Bale.
Agen Bale ini bilang kepada Sky Sports bahwa Madridista harusnya malu terhadap dirinya sendiri. Karena di musim-musim mendatang, Barnett begitu yakin Bale akan melejit bersama Los Blancos.
“Seharusnya, Gareth (Bale) mendapatkan rasa hormat setinggi langit. Cara fan Madrid memperlakukan Gareth hanya membuat mereka malu sendiri. Apalagi, dia telah memenangi segalanya dalam enam musim terakhirnya di Spanyol,” kata Barnett.
ADVERTISEMENT
“Dia itu salah satu pemain terbaik di dunia ini. Sehingga, seharusnya fan Madrid yang meragu itu mencium kaki Gareth,” lanjutnya.
Dalam kesempatan serupa, Barnett juga membicarakan mengenai hubungan Bale dan rekan-rekannya yang diisukan tak baik. Kabar ini muncul tak hanya karena Marcelo Vieira dan Thibaut Courtois secara terang-terangan mengatakan Bale sulit berbaur akibat enggan mempelajari bahasa dan budaya setempat, tetapi juga karena si pemain menolak merayakan golnya bersama rekan-rekannya ketika Madrid menang 2-1 atas Levante.
Gareth Bale (tengah) melakukan selebrasi setelah mencetak gol Real Madrid ke gawag Levante. Foto: Jose Jordan/AFP
Barnett sendiri menampik kabar tersebut dan mengatakan pemain berusia 29 tahun itu ingin tetap bertahan di Madrid.
“Terlepas apa yang dikabarkan media Spanyol, dia bahagia, dia bisa bicara dengan Bahasa Spanyol, dan tidak ada masalah antara dirinya dan pemain-pemain Madrid lainnya. Siapa pun yang menulis hal-hal buruk tentangnya hanya tak tahu siapa Gareth sebenarnya,” tegas Barnett.
ADVERTISEMENT
“Bahkan, tak pernah sekali pun ada diskusi mengenai skenario kepindahan Gareth dari Madrid. Dia takkan ke mana-mana pada bursa transfer musim panas ini. Apa pun kabar yang tengah beredar, dia bahagia, dia ingin bertahan di Madrid dan Madrid menginginkan hal yang sama pula,” pungkasnya.
Kabar Bale di Madrid tak melulu negatif. AS mewartakan jika Santiago Solari masih menaruh kepercayaan kepadanya. Dalam berbagai wawancara pers, pelatih Madrid sejak Oktober 2018 itu juga berkali-kali memberikan dukungan terhadap Bale.
Ditambah faktor tak bermain penuh di laga terakhir, ada kemungkinan cukup besar Bale tampil ketika Madrid bersua Ajax Amsterdam dalam laga putaran kedua babak 16 Liga Champions di Santiago Bernabeu, Rabu (6/3/2019) dini hari WIB. Pertanyaannya, bisakah Bale berpijar di laga itu?
ADVERTISEMENT