Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Anda mungkin pernah, atau bahkan sudah sering, menyaksikan video Francesco Totti menendangi Mario Balotelli sampai terjatuh. Biasanya, momen ini bisa Anda temukan di kompilasi YouTube yang berjudul 'Football Angry Moments' atau 'Football Fights'.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu terjadi pada 2010, dalam pertandingan final Coppa Italia antara Inter Milan dan AS Roma. Inter menang 1-0 pada pertandingan itu dan akhirnya menutup musim dengan tiga gelar sekaligus, termasuk Liga Champions.
Namun, dari pertandingan final Coppa Italia itu sendiri, yang paling diingat publik bukan siapa yang mencetak gol untuk Inter dan bagaimana proses terciptanya gol tersebut. Semua itu tertutup oleh aksi tak terpuji Totti terhadap Balotelli tadi.
Hanya beberapa menit sebelum peluit panjang, Inter yang sudah unggul satu gol mendapat tendangan bebas setelah Thiago Motta dilanggar Rodrigo Taddei. Dari tendangan bebas itu, bola disodorkan Motta kepada Balotelli yang bergerak dari sayap kiri.
Sebelum sampai ke kotak penalti, Balotelli terjatuh lalu mengaduh. Musababnya tak lain adalah karena tendangan bertubi-tubi dari Totti. Wasit pun dengan segera memberikan kartu merah kepada kapten AS Roma tersebut.
ADVERTISEMENT
Hampir sepuluh tahun sudah berlalu sejak kejadian tersebut tetapi Balotelli masih mengingatnya dengan baik. Kata striker Brescia itu, Totti tidak pernah meminta maaf kepadanya. Meski begitu, Balotelli tak mempermasalahkannya.
"Kalau aku memang kesal kepada dirinya, aku pasti sudah bilang. Pada momen itu, aku tahu bahwa masalahnya bukan pada diriku. Dia membuat pelanggaran yang buruk dan mendapat kartu merah. Aku harus bilang apa? Toh, dia sudah menerima akibatnya," kata Balotelli di Instagram Live.
"Dia tak pernah meminta maaf tetapi masalahnya bukan pada diriku. Bukan aku yang menjadi target kemarahannya. Ada masalah lain yang menerpa dirinya pada pertandingan itu."
"Aku sama sekali tidak marah. Aku bahkan memeluknya setelah musim berakhir. Dia membuat kesalahan dan sudah membayarnya lunas. Pada akhirnya, dia tidak perlu meminta maaf kepadaku," tambah pemain 29 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada 2010 itu, persaingan Inter dengan Roma berada di titik akhir. Pasca-Calciopoli, dua klub itu selalu bersaing untuk jadi yang teratas di Italia. Namun, Roma hanya bisa mencuri gelar di Coppa Italia sebanyak dua kali (2006/07 dan 2007/08).
Roma berkesempatan meraih gelar Coppa kesepuluhnya pada 2010 itu tetapi akhirnya gagal. Pada tahun berikutnya, persaingan Roma-Inter sudah tak ada lagi. Setelah Milan meraih Scudetto musim 2010/11, Juventus bangkit dan menguasai Italia sampai sekarang.
-----
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk, bantu donasi atasi dampak corona.