Basel Jadi Tolok Ukur dan Sarana Latihan Manchester City

13 Februari 2018 7:58 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kompany di sesi latihan Man City. (Foto: Paul Ellis/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kompany di sesi latihan Man City. (Foto: Paul Ellis/AFP)
ADVERTISEMENT
Manchester City punya peluang juara yang begitu besar di Premier League musim ini. Di luar itu, mereka juga masih berlaga di Liga Champions, Piala Liga, dan Piala FA. Tak heran, kendati belum berakhir, musim ini dianggap sebagai musim terbaik City.
ADVERTISEMENT
Di balik pencapaian apik tersebut, City melalui jalan yang tak mudah. Salah satu contohnya adalah upaya mereka mendatangkan pemain-pemain berkualitas berharga mahal pada bursa transfer musim panas 2017/18.
Nama-nama seperti Bernardo Silva, Ederson, Kyle Walker, Benjamin Mendy, dan Danilo didatangkan. Untuk mendapatkan jasa mereka, City mengeluarkan nominal tak kurang dari 200 juta poundsterling.
Sempat tampil buruk pada awal musim, penampilan City pelan-pelan membaik. Adaptasi yang dianggap bakal memengaruhi penampilan ternyata bukan menjadi persoalan besar. Dari yang awalnya tak dianggap, mereka mulai ditakuti banyak kesebelasan.
Ketakutan akan kekuatan City juga terjadi di Liga Champions yang memasuki babak 16 besar. Berstatus juara Grup F, mereka akan menghadapi Basel yang lolos dengan status runner-up Grup A.
ADVERTISEMENT
Selasa (13/2/2018) dini hari WIB, kapten City, Vincent Kompany, mengungkapkan perasaannya soal laga ini. Menurut pemain asal Belgia tersebut, laga ini menjadi tes sejauh mana kesebelasannya boleh bermimpi.
“Kami tak memiliki banyak pengalaman di kompetisi ini,” kata Kompany seperti dikutip dari situs resmi Liga Champions. “Akibat masalah tersebut, kami kerap terperangkap pada tugas yang sulit untuk meraih kemenangan.”
“Namun, semua hal bisa berubah. Pada akhirnya, ini adalah saat yang tepat bagi kami untuk bersaing di kompetisi yang besar. Saya yakin dengan peluang kami untuk berbicara banyak di kompetisi ini.”
“Kami memiliki mimpi untuk merusak dominasi kesebelasan-kesebelasan papan atas, seperti Barcelona, Bayern Muenchen, dan Real Madrid. Banyak kesebelasan yang melakukan itu, meski akhirnya gagal.”
ADVERTISEMENT
“Untuk mewujudkan mimpi tersebut, ada Basel yang telah menunggu. Saya merasa pertandingan ini layak untuk menjadi tolok ukur kekuatan kami dan sarana berlatih sebelum berhadapan dengan kesebelasan-kesebelasan papan atas tersebut,” pungkasnya.