Berkenalan dengan Zabivaka, Maskot Piala Dunia 2018

6 Juni 2018 20:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Logo Zabivaka di depan stadion. (Foto: Sergey Pivovarov/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Zabivaka di depan stadion. (Foto: Sergey Pivovarov/Reuters)
ADVERTISEMENT
“Kami memutuskan untuk menjadikan serigala sebagai maskot Piala Konfederasi 2017 dan Piala Dunia 2018. Hal ini kami lakukan usai menampung banyaknya anak-anak yang menginginkan mereka untuk menjadi maskot dua turnamen tersebut.”
ADVERTISEMENT
Pernyataan di atas diucapkan oleh kepala Local Organising Committee (LOC) Piala Konfederasi 2017 dan Piala Dunia 2018, Vitaly Mutko. Lewat pernyataan itu pula, Mutko menjelaskan bahwa Zabivaka akan menjadi nama maskot pesta sepak bola sejagat di Rusia.
Zabivaka merupakan perwujudan dari serigala Rusia berbulu cokelat. Dalam penokohannya, ia selalu mengenakan kaus berwarna putih dan biru yang bertuliskan ‘Rusia 2018’ serta celana pendek berwarna merah.
Oleh LOC Piala Konfederasi 2017 dan Piala Dunia 2018, Zabivaka digambarkan memiliki sifat menawan dan percaya diri. Di luar itu, ia diperkenalkan sebagai figur yang punya mimpi untuk menjadi bintang sepak bola di kemudian hari.
“Zabivaka bertugas untuk memperkenalkan nilai-nilai yang dianut oleh Rusia di antara para penonton Piala Dunia 2018. Kami berharap supaya ia bisa menginspirasi penonton dan memperkenalkan budaya Rusia,” kata Mutko.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, kami juga punya harapan untuk melihat ia memberi nilai-nilai positif. Zabivaka punya tugas lebih ketimbang semua orang yang membawa bendera Rusia untuk memperkenalkan negara ini ke khalayak luas,” pungkas Mutko.
Zabivaka tidak lahir dengan sendirinya. Di belakang kelahirannya, ada nama seorang mahasiswi desain bernama Ekaterina Bocharova. Lewat tangan gadis berusia 21 tahun ini, Zabivaka lahir dan diketahui orang.
Menurut Bocharova, ide pembuatan Zabivaka tercipta setelah ia melihat banyak orang yang menilai beruang sebagai satu-satunya satwa yang identik dengan Rusia. Menurut Bocharova, itu anggapan yang salah. Ia belum pernah melihat beruang di kampung halamannya, Kedrovy, Siberia Barat. Di daerah tersebut, orang-orang lebih sering melihat serigala ketimbang beruang.
“Beruang tak banyak dilihat orang-orang di daerah kami. Kalaupun ada yang melihatnya, itu pasti di musim dingin. Berbeda dengan serigala. Banyak orang melihat serigala sepanjang waktu. Mereka bahkan bisa Anda temui di sebuah jalan protokol,” kata Bocharova.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut memantik ide Bocharova untuk mengubah persepsi soal serigala dan beruang di Rusia. Mewakili Tomsk State University, ia menempuh jarak sejauh 3.500 km untuk mengikuti lomba desain logo Piala Konfederasi 2017 dan Piala Dunia 2018.
“Ketika menemukan selebaran lomba ini, saya langsung berpikir bahwa ini adalah momen yang tepat untuk memperkenalkan kenyataan ini. Saya merasa bahwa serigala jauh lebih tepat ketimbang beruang dari segala aspek,” pungkasnya.
Logo Zabivaka di sebuah toko aksesoris. (Foto: Heinz-Peter Bader/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Zabivaka di sebuah toko aksesoris. (Foto: Heinz-Peter Bader/Reuters)
Lomba pemilihan logo Piala Konfederasi 2017 dan Piala Dunia 2018 dilakukan lewat situs FIFA. Selain serigala, ada dua binatang lain yang masuk nominasi, yakni kucing (kucing Siberia) dan macan (macan Siberia).
Lomba pemilihan logo Piala Konfederasi 2017 dan Piala Dunia 2018 diikuti oleh seluruh pelajar dan mahasiswa/i di Rusia. Mereka dipersilakan mendaftar melalui sekolah atau universitas masing-masing.
ADVERTISEMENT
Alasan Local Organising Committee (LOC) mengincar pelajar dan mahasiswa/i sendiri didasari oleh keberhasilan LOC Piala Dunia 2014 Brasil. Keputusan mereka untuk mencari kreator dari kalangan usia muda memberikan keuntungan setelah beragam merchandise diborong anak-anak.
Setelah satu bulan, LOC mengerucutkan nominasi menjadi tiga calon. Pemungutan suara pun digelar. Serigala—yang diberi nama Zabivaka—memenangi lomba usai mencatat keunggulan hingga 52,8%.
“Maskot adalah figur penting untuk memperkenalkan sebuah acara besar ke khalayak luas. Terlebih, ini adalah turnamen sepak bola yang diikuti oleh negara dari seluruh belahan dunia,” kata Mutko usai mengumumkan kemenangan Zabivaka, 2016 silam.
Logo Piala Dunia 2018, Zabivaka. (Foto: Maxim Shemetov/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Logo Piala Dunia 2018, Zabivaka. (Foto: Maxim Shemetov/Reuters)
Terlepas dari segala proses kreatif yang membidani kelahirannya, Zabivaka menuai banyak pendapat miring, terlebih dari ilustrator dan linguis.
ADVERTISEMENT
Menurut Daniil Stoenko, salah satu kontributor di LogoBee, pemilihan serigala sangat tidak tepat. Meski ditujukan untuk memperkenalkan fauna khas, binatang ini lebih dekat dengan karakter agresif dan gemar memulai pertarungan.
“Rusia juga punya fabel yang menceritakan bagaimana setiap keluarga di seluruh negara bagian selalu membentengi rumah mereka dengan doa supaya tidak diserang oleh serigala,” kata Stoenko.
Kritik Stoenko tidak hanya itu. Menurutnya, terdapat kesalahan dalam nama Zabivaka yang ditulis dalam alfabet Kiril. Ia yang seharusnya ditulis Zabivaka justru hanya ditulis Zabiva, yang memiliki arti pengganggu.
Masalah ini sendiri tak diperpanjang oleh Stoenko. Katanya, pihak penyelenggara sudah bersusah payah menciptakan kampanye untuk membuat banyak pihak tertarik terhadap Piala Dunia 2018, termasuk Zabivaka.
ADVERTISEMENT
"Di balik semua kesalahan dari Zabivaka, kita harus mengapresiasi semua usaha mereka," pungkas Stoenko.