Bernostalgia Dengan Capaian Terbaik Klub Indonesia di Kompetisi Asia

9 Desember 2017 6:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bhayangkara FC vs Bali United FC (Foto: Media Bhayangkara FC)
zoom-in-whitePerbesar
Bhayangkara FC vs Bali United FC (Foto: Media Bhayangkara FC)
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini Liga Champions Asia dan AFC Cup sedang menjadi perbincangan yang menarik. Penyebabnya tiada lain adalah surat Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang bernomor 3639/AGB/595/XL-2017, tentang kepastian bahwa Bali United menjadi wakil Indonesia dalam babak play-off Liga Champions Asia dan Persija Jakarta di ajang AFC Cup.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, pembahasan tersebut sering direspon dengan pesimis dan skeptis. Tentunya itu tak salah, sebab sejarah dapat dijadikan rujukannya. Merunut pada 10 atau bahkan 17 tahun terakhir, klub asal Indonesia tidak dapat berbicara banyak di Liga Champions Asia. Banyak wakil Indonesia yang berakhir tragis di babak play-off, seperti Persita Tanggerang (2002), PSMS Medan (2009) dan Persib Bandung (2015).
Sedangkan di AFC Cup, wakil Indonesia dapat berbicara banyak, dan itu terjadi pada lima tahun terakhir.
Pada tahun 2012, Arema Malang berhasil melaju hingga perempat final sebelum dikandaskan klub asal Arab Saudi, Al-Ettifaq. Setahun kemudian, kesuksesan Arema diikuti pula oleh Semen Padang. Kala itu, Semen Padang harus mengakui keunggulan wakil India, East Bengal, dengan skor 2-1 di babak perempat final.
ADVERTISEMENT
Masih segar dalam ingatan, pada tahun 2014, Persipura menjadi tim keenam asal Asia Tenggara yang berhasil melaju hingga semifinal AFC Cup. Di samping itu, Persipura bahkan menjadi salah satu klub paling produktif. Namun, catatan baiknya pada gelaran tersebut dirusak oleh Al-Qadsia, di mana Persipura harus kalah dengan agregat 10-2.
Persija Jakarta. (Foto: Mohammad Ayudha/ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Persija Jakarta. (Foto: Mohammad Ayudha/ANTARA)
Berdasarkan paparan di atas, muncul gurauan bahwa Bali United tidak dapat melangkah lebih jauh dari babak play-off Liga Champions Asia. Bukan pendapat yang berlebihan.
Untuk mengimbangi pesimistis yang muncul, alangkah baiknya bernostalgia lebih jauh ke belakang, saat Liga Champions Asia masih bernama Kejuaraan Klub Asia dan Piala Champions Asia. Tujuannya, untuk mencari optimisme wakil Indonesia yang pernah berlaga di level teratas kompetisi Asia.
ADVERTISEMENT
***
Saat kompetisi bernama Kejuaraan Klub Asia, wakil Indonesia dapat bersaing dengan klub-klub dari negara Asia lainnya. Itu terjadi pada tahun 1975, PSMS Medan yang mewakili Indonesia berhasil melaju hingga babak semifinal, sebelum dihentikan oleh klub asal Iran, Taj Tehran. PSMS pada tahun 1975 pun dijuluki sebagai The Dream Team.
Pada tahun 1985, kompetisi berubah nama menjadi Piala Champions Asia, dan pada tahun pertama gelaran tersebut, wakil Indonesia, Krama Yudha Tiga Berlian (klub asal Palembang), berhasil melaju hingga semifinal.
Pada babak semifinal, Tiga Berlian kandas di tangan klub asal Korea Selatan, Daewoo Royals, dengan skor 3-0. Namun, saat perebutan posisi ketiga, Tiga Berlian berhasil mengalahkan wakil Suriah, Al-Ittihad Aleppo, lewat gol tunggal yang dicetak Zulkarnain Lubis. Capaian Tiga Berlian di kompetisi teratas Asia menjadi capaian terbaik wakil Indonesia di kompetisi Asia.
ADVERTISEMENT
Selama tiga tahun berturut-turut, Tiga Berlian menjadi wakil Indonesia. Akan tetapi, di dua gelaran terakhirnya, Tiga Berlian harus kandas di babak kualifikasi. Dan saat itu wakil Indonesia pun hilang dari persaingan perebutan gelar juara.
Klub Indonesia dapat kembali bersaing dalam perebuatan juara pada tahun 1989/1990, di mana Pelita Jaya Jakarta (PJJ) berhasil melaju ke babak semifinal. Klub cikal bakal Pelita Bandung Raya ini menjadi juru kunci pada babak semifinal. Saat itu, babak semifinal digelar dengan sistem grup, dan klub teratas akan langsung masuk final. Setahun kemudian, PJJ kembali mewakili Indonesia dan lagi-lagi harus terhenti di babak semifinal Piala Champions Asia.
Sejak saat itu, tidak ada wakil Indonesia yang dapat menyamai capaian Tiga Berlian pada tahun 1985. Persib Bandung dan PSM Makassar yang disebut menjadi wakil Indonesia terkuat pun hanya berhasil melangkah hingga babak perempat final di tahun 1995 dan 2001. Setelah itu, wakil Indonesia hanya berkutat pada babak play-off atau babak pertama Piala Champions Asia.
ADVERTISEMENT
Yang paling menyedihkan, saat kompetisi kembali berganti nama menjadi Liga Champions Asia, tidak ada wakil Indonesia yang lolos dari fase penyisihan grup. Seperti yang dialami oleh Persik Kediri (2004), PSM Makassar (2004), Persebaya Surabaya (2005), Arema Malang (2007), dan Sriwijaya FC (2009).
Sulit rasanya untuk memunculkan optimisme bila melihat runutan catatan di atas. Tapi tak salah juga bila mulai bernostalgia, sebelum Liga Champions Asia benar-benar bergulir.