Cara Makan Konate Mengobati Rindu Tak Bisa Pulang Kampung

8 Mei 2020 18:57 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi Makan Konate saat pertandingan babak penyisihan Grup A Piala Gubernur Jawa Timur 2020 di Stadion Gelora Bangkalan, Jumat (14/2). Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi Makan Konate saat pertandingan babak penyisihan Grup A Piala Gubernur Jawa Timur 2020 di Stadion Gelora Bangkalan, Jumat (14/2). Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
ADVERTISEMENT
Persebaya melakoni latihan bersama terakhir pada 21 Maret di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. Setelah itu, pemain diliburkan.
ADVERTISEMENT
Penggawa Bajul Ijo satu per satu meninggalkan mes tim dan pulang ke kampung halaman mulai 23 Maret. Tak terkecuali pemain asing.
David da Silva (Brasil) dan Mahmoud Eid (Swedia) sudah diizinkan pelatih kepala Aji Santoso untuk kembali ke negaranya pada 1 April. Sementara Aryn Williams sudah lebih dulu pulang ke Australia dan mengisolasi mandiri bersama sang istri di salah satu hotel di Perth.
Beda hal dengan Makan Konate. Gelandang 28 tahun itu tak bisa pulang ke negaranya karena Pemerintah Mali sudah memberlakukan lockdown pada 26 Maret.
Aktivitas penerbangan di Mali sudah dihentikan. Alhasil, Konate bertahan di Surabaya hingga kini.
Ia menjalani karantina di apartemennya dan menghabiskan waktu dengan latihan mandiri. Konate juga sering berkomunikasi melalui panggilan video untuk mengobati rindu dengan keluarganya di Mali.
ADVERTISEMENT
“Saya rindu sekali sama istri dan keluarga. Setiap hari saya komunikasi lewat telepon maupun video call. Istri tahu situasinya sekarang, dia juga rindu sama saya. Alhamdulillah, istri dan keluarga semua (kondisi) baik,” ujar Konate.
Bulan Ramadhan yang berat buat mantan penggawa Persib itu. Sejatinya, dia ingin sekali menunaikan ibadah puasa di rumahnya.
Konate ingin mencicipi makanan khas kampung halaman ketika bulan Ramadhan tiba. Namun, apa daya kondisi tak memungkinkan.
“Biasanya saat libur kompetisi pada bulan Ramadhan menjelang Idul Fitri, saya pulang ke Mali. Sekarang, virus corona membuat semua jadi berbeda. Jujur, saya rindu dengan keluarga,” kata Konate di situs klub.
Meski demikian, Konate tak patah arang. Ia punya cara mengobati kerinduannya. Dia memasak sendiri makanan favoritnya selama di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Konate tak mengaku kesulitan. Soalnya, makanan Afrika kebanyakan tak jauh berbeda dengan masakan Indonesia. Bahan makanan pun tak susah dicari.
Makan Konate pada sesi jumpa pers pengenalan dirinya sebagai pemain Persebaya Surabaya. Foto: dok. Persebaya Surabaya
“Masakan Mali itu kebanyakan dibikin dengan saus. Untuk bahannya bisa menggunakan ayam, daging, dan ikan. Semua mudah ditemukan di sini,” tutur Konate.
Dari sekian makanan yang ia buat, ada salah satu menu favoritnya, yaitu sup nadji. Sup ayam khas Mali itu merupakan menu kesukaan Konate setiap bulan Ramdhan.
“Kebiasaan saya di Mali ialah memasak sup ayam yang disebut sup nadji. Sup disajikan bersama nasi putih mirip seperti di sini. Sup nadji menjadi favorit saya selama puasa, khususnya di Indonesia seperti sekarang. Membuatnya juga tidak rumit,” kata pemain 28 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Menjalani ibadah puasa jauh dari keluarga dan dalam situasi pandemi merupakan pengalaman baru buat Konate. Ia berharap selepas Ramadhan semua bisa kembali normal.
“Insya Allah saya puasa penuh 30 hari. Semoga kita keluar dari situasi pandemi dan kembali bertanding. Saya sudah rindu atmosfer stadion,” kata Konate.
---
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona. Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.