Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Bagi setiap pemain sepak bola, karier yang panjang adalah sesuatu yang diidam-idamkan. Dalam beberapa kasus di sepak bola dunia, ada beberapa pemain yang memiliki karier begitu panjang. Katakanlah Kazuyoshi Miura yang mampu bermain hingga usia 50 tahun-an atau beberapa penjaga gawang yang mampu bermain hingga usia lebih dari 40 tahun.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, tak sedikit pula pemain yang karier sepak bolanya pendek. Penyebabnya banyak. Ada yang terkena cedera yang sulit disembuhkan, lalu ada pula yang tidak menjaga kondisi tubuh sehingga tidak mampu bersaing, khususnya ketika usia sudah menginjak kepala tiga.
Bagi seorang pesepak bola, usia 30 tahun adalah sebuah tanda bahaya. Di usia tersebut sebagian besar pemain memasuki masa senja dalam karier. Kecepatan, kelincahan, daya tahan, semuanya menurun pada usia tersebut. Oleh karena itu, pemain yang sudah berusia 30 tahun ke atas punya kewajiban untuk menjaga kondisi fisiknya lebih telaten lagi.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya pola hidup, pola makan atau pola tidur itu saya jaga. Saya dari usia kepala tiga kemarin sudah mengatur itu semua," ujar Zulkifli saat diwawancarai kumparanBOLA di Hotel Century, Senin (24/6/2019).
"Karena kalau kita tidak mengatur dari usia 30, akan sulit nantinya. Dengan persaingan yang sekarang, saya rasa jika pola hidup kita tidak benar, akan sulit bagi kita bersaing dengan pemain-pemain yang usianya lebih muda," tambahnya.
Khusus untuk pola makan, Zulkifli sedikit membagikan tipsnya. Di pagi hari, ia banyak meminum jus, susu, dan protein shake. Ia kadang menambahkan konsumsi buah-buahan, seperti pisang, pepaya, maupun semangka.
Untuk nasi sendiri, ia mengaku sudah jarang mengonsumsinya. Paling banter, ia memakan nasi di siang dan malam hari, itu pun dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Ia mengaku lebih memilih menyantap sayuran (yang diolah dalam bentuk sup) dan tentu saja buah-buahan.
ADVERTISEMENT
"Buah semangka saya blender, terus susu protein, saya campur dengan buah pisang. Jadi biar rasanya lebih enak. Di samping itu saya juga sering searching di Google, artinya banyak juga saya contoh pemain luar," ungkapnya.
Sekilas, apa yang dilakukan oleh sosok berusia 35 tahun itu tampak menyiksa. Tak ada nama-nama makanan enak macam piza ataupun makanan cepat saji dalam menu makanan harian yang ia santap. Hanya ada buah-buahan dan sayuran di dalamnya. Namun, Zulkifli memiliki tujuannya sendiri menerapkan pola makan semacam itu.
Agar bisa tampil prima dalam setiap pertandingan, dibutuhkan tenaga yang tidak sedikit dari tubuh setiap pesepak bola. Nah, tenaga ini hadir dari makanan yang disantap. Semakin bergizi makanannya, maka tenaga yang dihasilkan akan besar sekaligus menyehatkan bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Beda jika santapan yang dikonsumsi tidak terjaga. Tenaga memang dihasilkan, tetapi belum tentu menyehatkan tubuh. Oleh karena itu, Zulkifli mengajak kepada para pemain muda untuk menjaga kondisi tubuh sedini mungkin. Ini semata untuk menghindari dampak buruk bagi tubuh di masa depan.
"Jadi saya rasa ini juga masukan buat pemain muda Indonesia, ya. Belajarlah untuk hidup sehat, menjaga pola hidup. Semuanya harus dijaga, karena memang kalian tidak merasakan dampaknya sekarang, tapi, kalian akan merasakan dampaknya nanti pas usia kepala tiga ke atas," ujar Zulkifli.
"Alhamdulillah, dengan usia saya seperti ini, saya bisa katakan saya belum kalah dengan pemain-pemain yang lebih muda. Saya merasa masih fit. Belum tentu 'kan pemain-pemain lain seusia saya bisa main bola seprima saya sekarang ini," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Melihat ketatnya ia dalam menjaga pola makan, tak heran dalam beberapa laga bersama PSM, sosok yang juga pernah membela Arema dan Persib ini masih begitu kuat naik-turun membantu penyerangan dan pertahanan PSM. Pengorbanan Zulkifli dalam menyantap makanan terbayar lewat kondisi fisik prima di lapangan hijau.
Live Update