news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cisse: Senegal Menghormati 'Fair Play Point'

29 Juni 2018 0:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Senegal berterima kasih pada suporter. (Foto: REUTERS/Marcos Brindicci)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Senegal berterima kasih pada suporter. (Foto: REUTERS/Marcos Brindicci)
ADVERTISEMENT
Kekalahan Senegal dari Kolombia adalah kesedihan yang kalis. Memasuki laga sebagai satu-satunya wakil Afrika yang punya kesempatan lolos dari fase grup, Senegal justru kehilangan tiket babak 16 besar karena dikalahkan Kolombia dengan skor 0-1.
ADVERTISEMENT
Senegal gugur karena penerapan aturan fair play point. Prosedur ini digunakan untuk menentukan lolosnya tim yang memiliki jumlah poin, selisih gol, dan head to head yang sama persis. Kasus seperti ini dihadapi oleh Senegal dan Jepang jelang penentuan lolos tidaknya mereka ke babak 16 besar.
Di Piala Dunia 2018, Jepang unggul dari segi fair play point. Hal ini terlihat dari jumlah kartu kuning mereka yang lebih sedikit ketimbang Senegal. Termasuk dengan laga terakhir mereka di fase grup, Jepang memiliki empat kartu kuning, sementara Senegal sudah diganjar enam kartu kuning.
Senegal memang gagal melangkah lebih jauh dari fase grup. Namun, segala cerita tentang mereka tetap membekas di Rusia. Secara kualitas, ada banyak tim yang jauh lebih baik ketimbang Senegal. Namun, Senegal adalah tim yang eksentrik. Keriangan selalu menjadi ciri khas mereka. Lihatlah bagaimana penggawa Senegal merayakan gol demi gol yang mereka cetak di Rusia.
ADVERTISEMENT
Uniknya, sang pelatih, Aliou Cissé, juga pandai menghadirkan keriangan di sepanjang perjalanan tim. Buktinya, di sesi latihan pun, kapten Senegal di Piala Dunia 2002 ini memiliki agenda wajib bersama tim: menari bersama. Setelah tarian bersama selesai, para penggawa Senegal pun saling merangkul satu sama lain dengan Sadio Mane memberikan sepatah-dua patah kata penguat di tengahnya.
Keriangan yang mengakar kuat itu sedikit-banyak menjadi pendongkrak semangat dan performa tim saat melakoni laga. Di laga pembuka, Senegal berhasil mengalahkan Polandia dengan skor 2-1. Laga melawan Jepang lantas ditutup dengan skor imbang 2-2.
Sayangnya, catatan impresif ini terhenti saat berhadapan dengan Kolombia. Satu-satunya gol di pertandingan tersebut mengandaskan mimpi Senegal untuk melangkah ke babak 16 besar di Piala Dunia edisi 21 ini.
ADVERTISEMENT
Tarian bersama Senegal dalam sesi latihan. (Foto: REUTERS/David Gray)
zoom-in-whitePerbesar
Tarian bersama Senegal dalam sesi latihan. (Foto: REUTERS/David Gray)
"Saya sangat bangga dengan tim ini, saya bangga dengan kerja mereka. Namun, Senegal tidak lolos karena kami memang tidak layak untuk lolos. Ya, seperti itulah hidup. Fair play point adalah satu dari sekian banyak aturan yang sudah ditetapkan di turnamen ini."
"Makanya, kami harus menghormati aturan tersebut. Kami tidak menyangka bakal tersingkir dengan cara seperti ini, tapi seperti itulah cara kerjanya. Kami pun sudah paham dengan keberadaan aturan ini."
"Saya pikir, kami dapat mencetak gol di babak pertama. Saya juga percaya, kami mengontrol pertandingan dengan baik. Saya hanya kecewa karena saya paham bagaimana tim ini, generasi ini, bekerja setiap hari untuk negara kami. Saya akan terus mendukung dan tetap ada untuk mereka karena saya percaya, ada banyak hal baik di masa depan yang lahir dari tim ini," tutup Cisse.
ADVERTISEMENT