Conte dan Mereka yang Bisa Gantikan Lopetegui di Madrid

30 Oktober 2018 15:11 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Julen Lopetegui menduduki bangku cadangan Real Madrid. (Foto: Cristina Quicler/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Julen Lopetegui menduduki bangku cadangan Real Madrid. (Foto: Cristina Quicler/AFP)
ADVERTISEMENT
Masih ada pekerjaan rumah untuk manajemen Real Madrid selepas pemecatan Julen Lopetegui per Senin (30/10/2018). Mereka harus mencari pelatih tetap untuk meneruskan tugas Santiago Solari yang cuma didaulat sebagai juru taktik interim.
ADVERTISEMENT
Bukan tugas mudah karena Madrid tak sekadar mencari pelatih dengan kemampuan taktikal dan prestasi mentereng. Penting pula untuk menemukan sosok yang mampu menguasai ruang ganti karena skuat Los Blancos bertabur bintang dengan ego tinggi.
Lebih sulit lagi lantaran waktunya cukup singkat. Mengacu aturan yang ditetapkan Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), sebuah tim yang mendepak pelatih di tengah musim harus segera menetapkan sosok suksesor dalam kurun dua pekan.
Lantas, siapa yang berpeluang mendarat di Santiago Bernabeu dalam dua pekan ke depan? Menghimpun rumor yang digaungkan media-media Eropa, kumparanBOLA coba merangkum empat nama. Silakan.
Antonio Conte
Antonio Conte berada di urutan teratas calon pelatih Madrid sebelum Julen Lopetegui resmi dipecat per Senin. Bahkan, demi memuluskan jalan ke Santiago Bernabeu, juru taktik Italia ini diwartakan telah bertolak ke London untuk menuntaskan masalah kontraknya dengan Chelsea.
ADVERTISEMENT
Sebuah opsi menggiurkan tentunya buat Madrid, mengingat Conte memiliki rekam jejak cukup sukses di liga. Dia sempat menyumbangkan tiga gelar juara Serie A untuk Juventus dan satu trofi Premier League untuk Chelsea.
Conte dan trofi Piala FA (Foto: REUTERS/David Klein)
zoom-in-whitePerbesar
Conte dan trofi Piala FA (Foto: REUTERS/David Klein)
Permasalahannya bukan menyoal prestasi, melainkan bagaimana rekam jejak Conte dalam membangun hubungan dengan pemain. Dalam aspek ini, dia memiliki rapor merah karena sosok Diego Costa. Perselisihan keduanya mendorong Conte untuk mengusir Costa dari Chelsea pada musim panas 2017.
Nah, isu tersebut tentu sampai di telinga para pemain Spanyol. Padahal, mayoritas skuat Madrid berisikan pemain lokal, terutama mereka yang membela Timnas Spanyol. Karena faktor itulah, Cuatro mewartakan bahwa Conte menarik diri karena khawatir tak mampu mendapatkan respek dari Sergio Ramos dan kolega.
ADVERTISEMENT
Arsene Wenger
Semasa mengasuh Arsenal, Arsene Wenger mengklaim bahwa dirinya sempat menolak pinangan Real Madrid. Itu lebih dari satu dekade lalu, ketika Wenger masih dianggap bertaji dalam menghadirkan prestasi, bukan Wenger mengalami puasa panjang di liga bersama Arsenal.
Wenger dan perpisahan yang pahit. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Wenger dan perpisahan yang pahit. (Foto: Reuters/Matthew Childs)
Status pengangguran selepas meninggalkan kursi pelatih Arsenal yang sudah 22 tahun didudukinya memang membuat Wenger menjadi salah satu pelatih yang bisa direkrut. Modal lainnya, dia dikenal bagus dalam membangun hubungan dengan pemain Prancis seperti Raphael Varane dan Karim Benzema di Madrid.
Kendati begitu, kembali lagi ke catatan di akhir pengabdian Wenger bersama Arsenal. Apa manajemen rela jika Madrid ditangani oleh pelatih yang terbiasa gagal? Lagi pula, Wenger sudah terlalu lama terkurung dalam kebijakan yang berorientasi terhadap keuntungan finansial, sementara program Los Galacticos ala Madrid cenderung rela menghamburkan uang demi merekrut megabintang.
ADVERTISEMENT
Mauricio Pochettino
Seiring penolakan para pemain Madrid terhadap Conte, media-media Inggris mulai mengumandangkan nama Mauricio Pochettino sebagai target utama klub ibu kota Spanyol tersebut. Isu yang masuk akal karena Pochettino sudah sering dikaitkan dengan kursi pelatih Madrid.
Apa yang dilakukan Pochettino bersama Tottenham memang membuat tim-tim besar Eropa tertarik. Dia menghadapi bos dengan tuntutan besar seperti Daniel Levy. Namun, dengan materi seadanya, Pochettino mampu menyajikan prestasi berupa finis di empat besar dalam tiga musim beruntun.
Eskpresi tegang Pochettino di bangku cadangan. (Foto: AFP/Adrian Dennis)
zoom-in-whitePerbesar
Eskpresi tegang Pochettino di bangku cadangan. (Foto: AFP/Adrian Dennis)
Di Madrid, situasinya juga serupa. Presiden Florentino Perez merupakan sosok penuntut, tetapi lihatlah kebijakan Madrid musim panas 2018. Tak ada pemain bintang yang didatangkan untuk menutupi lubang peninggalan Cristiano Ronaldo.
Nah, dengan merekrut Pochettino, Madrid bisa menyelam sambil minum air. Selain ekspektasi tinggi yang bisa dipenuhi, Los Blancos sekaligus mendapatkan perantara guna merekrut Harry Kane. Ya, mesin gol Spurs tersebut juga sudah sering dikaitkan dengan Madrid.
ADVERTISEMENT
Modal lainnya yakni pengalaman karena 'Negeri Matador' bukanlah wilayah asing untuknya. Selama 13 tahun, dia menghabiskan karier sebagai pemain dan pelatih di sana.
Santiago Solari
Santiago Solari bisa dikatakan sebagai opsi terakhir, mengingat pengalamannya di dunia kepelatihan masih singkat. Dia tercatat cuma pernah menangani tim muda dan Real Madrid Castilla sebelum diangkat menjadi pelatih interim di tim utama.
Santiago Solari, kandidat pengganti Julen Lopetegui di Real Madrid. (Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Santiago Solari, kandidat pengganti Julen Lopetegui di Real Madrid. (Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP)
Kendati begitu, publik tak boleh melupakan bahwa waktu Madrid cukup pendek. Apabila gagal menemukan solusi untuk sosok pelatih tetap, Solari bisa saja dipatenkan sebagai juru taktik Los Blancos sampai musim 2018/19 rampung.
Belum tentu skenario tersebut malah menjadi kabar buruk untuk penggemar Madrid. Ingat, mereka memiliki cerita manis ketika mempromosikan pelatih dari Madrid Castilla. Contoh paling akbar tentu saja Zinedine Zidane yang menyumbangkan tiga trofi Liga Champions secara beruntun, sebelum mundur pada pertengahan 2018.
ADVERTISEMENT
Untuk merealisasikan skenario itu, Solari harus membuktikan kapasitasnya dalam dua minggu ke depan. Tersedia empat laga yang akan dilakoni Madrid sebagai panggung unjuk gigi, yakni melawan Melilla di Copa del Rey, Real Valladolid di La Liga, Viktoria Plzen di Liga Champions, serta Celta Vigo di La Liga.