Copa America sebagai Kawah Candradimuka bagi Timnas Qatar

10 Juni 2019 18:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Timnas Qatar ketika menjalani sesi latihan. Foto: Roslan Rahman / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Qatar ketika menjalani sesi latihan. Foto: Roslan Rahman / AFP
ADVERTISEMENT
Timnas Qatar akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 dan bakal berhadapan dengan negara-negara kuat. Oleh karena itu, mereka memutuskan ikut ajang Copa America 2019 -- supaya mereka terbiasa menghadapi tim-tim kuat.
ADVERTISEMENT
Bersama Jepang, Qatar jadi dua negara undangan yang mengikuti ajang Copa America 2019. Mereka akan bergabung bersama 10 negara anggota CONMEBOL (Konfederasi Sepak Bola Amerika Selatan) seperti Brasil, Argentina, Chile, dan Uruguay dalam kompetisi yang akan dihelat di Brasil, 14 Juni -7 Juli 2019.
Di ajang Copa America 2019, Qatar akan tergabung di Grup B bersama Paraguay, Kolombia, dan Argentina. Pelatih Qatar, Felix Sanchez, percaya bahwa ajang Copa America ini akan menjadi kawah Candradimuka bagi timnya.
"Di ajang ini (Copa America), kami akan menghadapi tim-tim yang kuat dan berpengalaman. Mereka lebih kuat daripada tim-tim di Asia. Jadi, saya percaya bahwa keikutsertaan kami ini akan jadi tempat untuk melihat posisi Qatar di sepak bola dunia," ujar Sanchez seperti dilansir AFP.
ADVERTISEMENT
"Bukan cuma itu, partisipasi kami di ajang ini juga jadi langkah kami untuk bersiap menuju Piala Dunia 2022 mendatang. Dari sini, kami akan tahu hal-hal mana yang mesti kami perbaiki dan benahi," lanjutnya.
Trofi Copa America Foto: Raul Arboleda/AFP
Qatar hadir di ajang Copa America 2019 dengan status mentereng. Pada awal 2019, mereka menahbiskan diri sebagai juara Asia. Pada partai final Piala Asia 2019, mereka sukses membekuk Jepang dengan skor 3-1. Bukan cuma itu, salah satu pemain mereka, Almoez Ali, juga menunjukkan sinarnya di ajang tersebut.
Dalam ajang tersebut, pemain yang kini berusia 22 tahun itu berhasil mencetak 9 gol, mencatatkan diri sebagai pencetak gol terbanyak. Meski begitu, Ali mengaku masih banyak yang mesti dipelajari Qatar jika ingin bicara banyak di Piala Dunia 2022.
ADVERTISEMENT
"Di ajang ini (Copa America) kami tidak berharap untuk keluar sebagai pemenang. Kami akan belajar karena setelah ajang Piala Dunia, Copa America adalah salah satu kompetisi besar di dunia," ujar Ali.
"Asia berisikan tim-tim yang tidak terlalu kuat. Asia adalah benua terlemah dalam peta sepak bola dunia. Jadi, di ajang Copa America, kami akan mempelajari banyak hal," ujar Ali.
Saat ini, Qatar sendiri berisikan pemain-pemain muda. Bukan cuma Ali saja, ada juga pemain-pemain muda potensial lain semacam Tarek Salman, Abdullah Al-Ahrak, Yousef Hassan, Bassam Al-Rawi, serta Mohammed Al-Bakri. Semuanya merupakan hasil dari proyek Aspire Academy yang diterapkan Qatar.
Dengan target tunggal tampil apik di Piala Dunia 2022, maka ajang Copa America ini juga akan jadi tempat bagi para pemain muda itu unjuk gigi. Sanchez ingin agar ketika ajang Piala Dunia 2022 nanti, timnya sudah berada dalam puncak performa.
ADVERTISEMENT
"Secara khusus, di sini kami akan belajar caranya mengatasi gaya bermain ala Amerika Latin. Kami juga akan mengatasi tekanan bermain di hadapan para suporter fanatik Amerika Selatan. Dari situ, detail dalam dan luar lapangan bisa kami evaluasi," kata Sanchez.
"Di ajang itu, saya ingin agar para pemain saya tampil sebaik mungkin dan menunjukkan sudah sejauh mana mereka berkembang. Jika bisa sampai melaju ke fase gugur, tentu itu adalah hal yang baik," tambahnya.