Dani Ceballos: Tukang Ejek yang Kini Diperebutkan Barcelona dan Madrid

1 Juli 2017 14:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ceballos dalam aksinya di Euro U-21. (Foto: Reuters/Andrzej Iwanczuk)
zoom-in-whitePerbesar
Ceballos dalam aksinya di Euro U-21. (Foto: Reuters/Andrzej Iwanczuk)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebelum Piala Eropa U-21 (Euro U-21) dimulai, Dani Ceballos mungkin hanya dikenal dengan kontroversinya. Ya, Ceballos terkenal sebagai pemuda yang gemar berceloteh kasar, mengejek tentang pelbagai hal. Terutama tentang Catalunya, mengingat Ceballos pernah mengaku sebagai pemuda yang pro terhadap rezim otoriter Jenderal Franco.
ADVERTISEMENT
Pernah sebelum final Copa del Rey 2015 antara Barcelona versus Athletic Bilbao, Ceballos menyebutkan apabila dia berharap sebuah bom dijatuhkan di Camp Nou dan membuat orang-orang Catalunya dan Basque yang ada di tribune tewas. Dia juga pernah mengatakan kalau Cesc Fabregas dan Gerard Pique --dua pemain Barcelona kala itu-- tak tahu malu karena merayakan gelar juara Euro 2012 dengan bendera Senyera --bendera Catalunya.
Tak hanya para pemain Barcelona saja, klub yang dianggap dekat dengan Franco, Real Madrid, juga pernah jadi sasaran Ceballos. Adalah mantan kapten Madrid, Iker Casillas dan sang istri, Sara Carbonero, yang pernah diejek oleh Ceballos. Di luar lapangan, pemuda 20 tahun itu memang penuh dengan masalah. Karena itu pula ia pernah "diasingkan" dari skuat utama Real Betis oleh sang mantan pelatih, Gus Poyet, sebelum akhirnya tampil gemilang sejak awal tahun.
ADVERTISEMENT
Ya, semenjak awal tahun 2017, Ceballos telah kembali mendapat tempat di skuat utama Betis dan ia mampu membuktikan diri sebagai pemain terbaik di tim. Dia adalah sosok penting kala Betis berhasil menahan imbang Barcelona 1-1 pada akhir Januari. Dia juga yang menjadi kunci bagaimana di akhir musim, Betis mampu menahan imbang Atletico Madrid dan pada akhirnya selamat dari degradasi.
Tapi, ya, bermain di tim semenjana seperti Betis, kebintangan Ceballos jelas kurang mendapat sorotan. Terlebih statistiknya terhitung biasa-biasa saja. Musim lalu dia hanya menciptakan 2 gol dan 2 assist untuk Betis. Hingga pada akhirnya Piala Eropa U-21 2017 bergulir di Polandia dan semua orang tahu siapa dan bagaimana hebatnya seorang Daniel 'Dani' Ceballos.
ADVERTISEMENT
Eit, tapi tunggu dulu. Sebelum laga pertama Spanyol kontra Makedonia bergulir, media-media Spanyol tak ada yang menyangka kalau dia bakal menjadi pemain inti. Bukan tanpa alasan. Di lini tengah, Albert Celades masih memiliki Denis Suarez atau Carlos Soler. Ceballos, dianggap hanya akan menjadi pemain pelapis saja. Tak lebih.
Ceballos tengah berebut bola dengan Toljan. (Foto: Reuters/Andrzej Iwanczuk)
zoom-in-whitePerbesar
Ceballos tengah berebut bola dengan Toljan. (Foto: Reuters/Andrzej Iwanczuk)
Benar saja, pada laga itu, Ceballos hanya tampil sebagai pemain pengganti karena Celades lebih memilih Suarez yang tampil di lini tengah, menemani Marcos Llorente dan Saul Niguez. Ceballos hanya tampil selama 23 menit. Tapi itu kemudian sudah cukup membuat Celades berubah pikiran untuk di laga berikutnya memainkan Ceballos sejak menit awal.
Pada laga berikutnya kontra Portugal, Ceballos bermain sejak menit pertama. Dia bermain begitu baik dan mampu menjadi pionir penting di lini tengah Spanyol. Bersama Llorente dan Saul, Ceballos mampu membuat Spanyol menguasai lini tengah, mengungguli lini tengah Portugal yang kala itu diisi Ruben Neves dan Renato Sanches. Hasilnya, Spanyol menang 3-1.
ADVERTISEMENT
Tapi kebintangan pemain bertinggi 176 sentimeter itu datang di laga semifinal kala menghadapi Italia. Di sini, visi Ceballos benar-benar terlihat. Dia mampu mengatur tempo permainan dan berhasil mendikte lini tengah Italia. Spanyol pun berhasil menguasai jalannya laga. Bahkan di laga ini Ceballos turut memberi satu assist untuk gol pertama Spanyol yang dicetak Saul.
Tak hanya itu, pergerakan-pergerakan dan teknik individunya begitu cemerlang di laga ini. Bayangkan saja, dia tiga kali mengolongi (nutmeg, red) Roberto Gagliardini sehingga sang pemain frustrasi hingga kemudian melakukan pelanggaran keras dan diusir keluar lapangan setelah menerima kartu kuning kedua. Saul memang menjadi sorotan karena hattrick-nya di laga ini, tapi bintang sesungguhnya adalah Ceballos.
Kekecewaan Dani Ceballos. (Foto: Reuters/Andrzej Iwanczuk)
zoom-in-whitePerbesar
Kekecewaan Dani Ceballos. (Foto: Reuters/Andrzej Iwanczuk)
Di laga final, Ceballos sebenarnya masih bermain baik. Tempo pertandingan berhasil dijaganya dan itu membuat Spanyol unggul 56% penguasaan bola dari Jerman. Hanya saja, keberuntungan kali ini memang tak memihak kepada anak asuh Celades. Satu gol Mitchell Weiser sudah cukup membawa Jerman menang atas Spanyol dan menjadi kampiun Piala Eropa U-21 2017 yang dihelat di Polandia.
ADVERTISEMENT
Namun, walau Spanyol pada akhirnya gagal meraih juara. Ceballos tetap mendapat penghargaan tinggi atas penampilannya. Pria kelahiran Utrera, Andalusia itu dianugerahi gelar pemain terbaik turnamen. Gelar penuh prestise yang jelas membuktikan kebintangan Ceballos dan menaikkan kelasnya sebagai pemain. Gelar yang sebelumnya juga diraih nama-nama top macam Juan Mata, Andrea Pirlo, hingga Luis Figo.
Kini Ceballos tak hanya dikenal sebagai pemain yang kontroversial saja, namun juga dikenal sebagai salah satu calon bintang yang dimiliki Spanyol saat ini. Ia kini juga dikenal sebagai gelandang yang memiliki visi bagus, teknik individu mumpuni, serta daya jelajah yang tinggi. Ditambah lagi, Ceballos juga merupakan pemain yang tak kenal lelah di atas lapangan.
Karenanya, wajar apabila di bursa transfer ini, nama Ceballos mulai dikaitkan dengan tim-tim besar. Menariknya, justru dua klub yang pernah terkena ejekannya, Barcelona dan Madrid, yang dikabarkan tengah rebutan mengincar tanda tangannya. Dua klub raksasa Spanyol itu siap saling sikut untuk mendaratkan Ceballos di musim panas ini. Apalagi, klausul pelepasannya hanya 15 juta euro saja. Jelas itu uang kecil bagi kedua raksasa tersebut.
ADVERTISEMENT
Bagi Ceballos sendiri, ia mengaku tak ingin buru-buru dalam menentukan masa depannya. Terlebih, Piala Eropa U-21 juga baru berakhir dan masa jeda musim panas masih panjang. Tapi kabar kencang beredar jika ia tak akan berseragam Betis lagi musim depan walau Ceballos lebih dulu akan berbicara dengan pelatih Betis saat ini, Quique Setien.
"Saya sadar akan apa yang terjadi setelah Piala Eropa. Saya akan pergi dan berbicara dengan Setien, karena pelatih mengatakan kepada saya bahwa dia ingin berbicara dengan saya secara pribadi untuk menentukan masa istirahat saya. Dari situ saya akan menentukan masa depan saya dan di mana saya akan bermain musim depan, bersama dengan keluarga dan agen saya," ujarnya kepada Marca.
ADVERTISEMENT
Well, mari kita tunggu ke mana si pemain penuh kontroversi ini akan pergi. Apakah ke Catalunya yang begitu ia benci itu, atau ke Madrid, kota di mana klub yang pernah dekat dengan Franco berada?