Demi Agama, Benatia Tinggalkan Eropa

7 Februari 2019 19:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mehdi Benatia, andalan baru Al-Duhail. Foto: KARIM JAAFAR / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Mehdi Benatia, andalan baru Al-Duhail. Foto: KARIM JAAFAR / AFP
ADVERTISEMENT
Keputusan Mehdi Benatia pindah ke klub asal Qatar, Al-Duhail, merupakan salah satu kejutan yang terjadi pada bursa transfer musim dingin ini. Dibilang demikian, karena Goal International melaporkan bahwa bek berkebangsaan Maroko itu sempat diincar Manchester United.
ADVERTISEMENT
Tak salah memang jika United menginginkan Benatia, mengingat bek berusia 31 tahun itu sebenarnya masih oke meski jarang tampil bersama Juventus pada paruh pertama musim 2018/19. WhoScored mencatat, Benatia mampu melakukan 1,1 tekel, 2,3 intersep, dan 3 sapuan per laga.
Ditambah faktor pengalaman memperkuat sejumlah klub besar, Benatia juga dinilai mampu menjadi pemimpin di lini belakang tim berjuluk The Red Devils tersebut. Kombinasi ini dipandang bisa menjadi solusi bagi United, yang jarang mengakhiri laga dengan kondisi nirbobol pada musim ini.
Namun, ketika United melayangkan penawaran, Benatia menolak. Mendekati akhir bursa transfer musim dingin, terdengarlah kabar bahwa Al-Duhail telah menebus Benatia dengan mahar total hanya 10 juta euro kepada Juventus.
ADVERTISEMENT
Keputusan Benatia pindah ke klub asal Doha ini membuatnya mendapatkan kritik keras dari skena sepak bola di negerinya sendiri. Namun, bek yang sempat memperkuat Bayern Muenchen ini memiliki alasan jelas di balik tindakannya ini.
Benatia cetak gol kemenangan Juve. Foto: REUTERS/Massimo Pinca
“Saya mendapatkan kritik dari pecinta olahraga di Maroko setelah pindah ke Doha. Tapi, saya ingin semua orang menghargai keputusan saya karena inilah yang terbaik untuk saya dan keluarga,” kata Benatia, sebagaimana dilansir situsweb resmi Al-Duhail.
“Saya ingin anak-anak saya tumbuh dalam lingkungan Islami. Saya bisa saja pindah ke klub dari Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, tapi saya memilih Al-Duhail karena ada banyak orang-orang Maroko yang sering tampil di timnas di klub tersebut,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Prestasi merupakan alasan lainnya Benatia menjatuhkan pilihan kepada Al-Duhail. Tim berjuluk The Red Knight ini menjadi jawara Qatar Super League musim 2017/18, dan Qatar Emir Cup dan Qatar Cup edisi 2018.
Di Qatar Super League musim ini, Al-Duhail berada di posisi kedua dengan ketertinggalan 2 poin dari Al-Sadd. Selain kembali merajai kompetisi domestik pada 2019, target Al-Duhail adalah melangkah jauh di Liga Champions Asia. Prestasi terbaik mereka di turnamen tersebut adalah kandas di perempat final, yang terjadi pada 2018.
“Saya sudah bermain bersama Bayern Muenchen, Roma, Juventus, dan saya sudah banyak menangi gelar bersama mereka. Sekarang, saya ingin persembahkan gelar jawara Asia kepada klub ini,” ucap Benatia.
ADVERTISEMENT
“Saya melihat betapa seriusnya ambisi mereka, mulai dari menunjuk pelatih hebat macam Rui Faria, yang dahulu merupakan tangan kanan Jose Mourinho. Hingga melihat skuat tim ini sekarang. Faktor-faktor ini, saya yakini, bisa membuat kami sukses di Liga Champions Asia,” tegasnya.