Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Deretan Kontroversi yang Mewarnai Rivalitas Panjang Chelsea-Barcelona
20 Februari 2018 14:39 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Awalnya, Chelsea dan Barcelona tak punya riwayat perseteruan. Sejarah mencatat, kedua kesebelasan hanya pernah bertemu tiga kali sebelum memasuki era 2000-an. Semua berubah setelah Roman Abramovich memancangkan tiang perubahan di Stamford Bridge.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Abramovich—dengan segepok uangnya, mengubah jalan Chelsea dalam waktu sekejap. Bersaing dengan Barcelona, yang dulunya hanya ada dalam angan, tiba-tiba menjadi nyata.
Persaingan yang dipupuk tahun demi tahun akhirnya melahirkan sejumlah kontroversi. Menyambut laga Chelsea vs Barcelona yang bakal digelar Rabu (21/2/2018) dini hari WIB, kumparan (kumparan.com) merangkum lima kejadian kontroversial yang pernah terjadi.
Camp Nou, 23 Februari 2005
Pelatih Barcelona, Frank Rijkaard jadi korban mulut besar manajer Chelsea, Jose Mourinho, di Liga Champions. Jelang pertemuan pertama keduanya di Liga Champions, Mourinho sempat mengungkapkan bahwa ia jauh lebih baik ketimbang Rijkaard.
Penampilan Chelsea dalam laga ini tak buruk. Mengandalkan formasi 4-4-2, mereka terus menekan Barcelona. Pada menit keenam, Chelsea bahkan mampu mendapat gol setelah Juliano Belletti menjebol gawang sendiri.
ADVERTISEMENT
Apes, nasib Chelsea berubah menjadi buruk setelah itu. Setelah beberapa kali peluang tak mengarah ke gawang Victor Valdes, mereka harus bermain dengan 10 pemain setelah Didier Drogba diberi kartu kuning kedua.
Usai laga, giliran wasit Anders Frisk yang jadi korban Mourinho. Menurut Mourinho, Frisk harusnya pensiun sebagai wasit karena keputusannya memberi Drogba kartu kuning kedua dianggap terlalu kuno.
Stamford Bridge, 22 Februari 2006
Laga ini menjadi babak kontroversial kedua yang melibatkan Chelsea dan Barcelona. Chelsea, yang mengalahkan Barcelona pada pertemuan di musim sebelumnya, merasa di atas angin dan jemawa menyambut laga ini.
Namun, Barcelona, membuktikan segalanya salah. Sejak laga dimulai, mereka langsung menekan. Keberanian yang ditunjukkan oleh pemain Barcelona membuat pemain-pemain Chelsea kaget. Pada akhirnya, sederet kontroversi terjadi dalam laga ini.
ADVERTISEMENT
Kontroversi pertama yang terjadi adalah sepakan kencang bek kiri Chelsea, Asier Del Horno, kepada Lionel Messi. Wasit Terje Hauge rupanya tak memberikan pelanggaran untuk Barcelona dan meminta pemain melanjutkan pertandingan.
Kontroversi kedua terjadi pada menit ke-35. Bermula dari keberhasilan Messi melewati Arjen Robben, Del Horno datang untuk melepaskan tekel. Hauge tak mengulangi kesalahannya di pelanggaran pertama dengan memberikan Del Horno kartu merah langsung.
Camp Nou, 31 Oktober 2006
Barcelona menyambut laga ini dengan keyakinan yang jauh lebih tinggi. Kedatangan dua eks pemain Juventus, Gianluca Zambrotta dan Lilian Thuram, serta eks pemain Chelsea, Eidur Gudjohnsen, membuat mereka yakin bisa menekuk Chelsea.
Namun, mengalahkan Chelsea tak semudah membalikkan telapak tangan. Kendati bermain di Camp Nou, Chelsea bermain begitu terbuka. Sempat unggul 2-1 hingga menjelang berakhir, Barcelona harus puas menutup pertandingan dengan skor 2-2.
ADVERTISEMENT
Selain empat gol yang tercipta dari pertandingan ini, kedua kesebelasan juga memeragakan permainan keras. Total empat kartu kuning untuk Barcelona dan enam kartu kuning untuk Chelsea keluar dari saku wasit Stefano Farina yang memimpin jalannya pertandingan.
Stamford Bridge, 6 Mei 2009
Chelsea butuh kemenangan usai kedua kesebelasan hanya bermain imbang 0-0 di Camp Nou, satu pekan sebelumnya. Sadar atas tugas tersebut mereka langsung mengambil inisiatif untuk terus menerus menekan Barcelona.
Menit keenam, Chelsea sudah unggul melalui gol spektakuler Michael Essien. Menerima bola muntah, Essien melepaskan sepakan jarak jauh menukik yang gagal diantisipasi oleh Victor Valdes.
Jalan hidup Chelsea tak semudah itu. Wasit Tom Henning Ovrebo yang memimpin pertandingan beberapa kali tidak mengindahkan permintaan penalti dari pemain-pemain Chelsea yang merasa dilanggar oleh pemain-pemain Barcelona.
ADVERTISEMENT
Ada empat kejadian dalam laga tersebut yang dinilai sebagai kesalahan Ovrebo, yakni pelanggaran Dani Alves kepada Florent Malouda, tarikan Eric Abidal kepada Didier Drogba, handball Gerard Pique, dan handball Samuel Eto’o.
Sialnya, Chelsea gagal lolos ke babak berikutnya setelah kebobolan pada menit-menit akhir pertandingan, lewat gol Andres Iniesta.
Kontroversi tak berhenti pada pertandingan. Usai laga, beberapa pemain dan pendukung Chelsea terlibat intrik dengan Ovrebo. Beberapa hari kemudian, UEFA menghukum Drogba enam pertandingan, Jose Bosingwa tiga pertandingan, dan Chelsea 85 ribu poundsterling.
Camp Nou, 24 April 2012
Kemenangan 1-0 yang didapatkan oleh Chelsea pada pertemuan pertama membuat Barcelona memutuskan untuk langsung menekan. Tugas Barcelona seakan berjalan mudah setelah mereka mencetak satu gol saat laga berjalan 35 menit melalui Sergio Busquets.
ADVERTISEMENT
Dua menit kemudian, ketakutan Chelsea akan memori tiga tahun silam mendadak datang setelah John Terry dikartu merah oleh wasit Cuneyt Cakir. Alasannya, ia dianggap sengaja memukul perut Alexis Sanchez saat terjadi perebutan bola.
Kartu merah Terry ternyata direspons dengan apik oleh manajer Chelsea, Roberto Di Matteo. Sepeninggal Terry, ia langsung menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik.
Pilihan tersebut tak salah. Kendati Barcelona mencetak satu gol melalui Andres Iniesta, Chelsea-lah yang akhirnya lolos, setelah mencetak dua gol melalui Ramires dan Fernando Torres pada pengujung laga.