Di Bukit Jalil, Malaysia, Suporter Indonesia Dengungkan Persatuan

19 November 2019 17:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pendukung Timnas Indonesia mulai memadati kawasan stadion jelang pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pendukung Timnas Indonesia mulai memadati kawasan stadion jelang pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Timnas Indonesia menghadapi Timnas Malaysia pada Kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Selasa (19/11/2019). Skuat Garuda dipastikan mendapat dukungan sekitar 4.000 penonton.
ADVERTISEMENT
Suporter Indonesia tiba di Stadion Bukit Jalil sejak pukul 14.00 waktu Malaysia. Mereka datang bertahap, ada yang berangkat kolektif dengan bus dan ada yang datang sendiri-sendiri.
“Saya dan rombongan datang dari kemarin (18/11/2019). Ini ada dari macam-macam dan waktu datangnya pun beragam,” ujar Larico Ranggamone, mantan Ketua Jakmania, saat dijumpai kumparanBOLA.
Suporter Timnas yang berangkat secara kolektif ke stadion menyewa empat bus. Titik keberangkatan dipilih salah satu hotel di kawasan Bukit Bintang, Kuala Lumpur.
Biaya sewa dibebankan ke suporter. Masing-masing kepala harus merogoh kocek 15 ringgit Malaysia untuk sewa antar-jemput bus.
Pendukung Timnas Indonesia mulai memadati kawasan stadion jelang pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Menariknya, dalam kerumunan suporter timnas, ada beberapa orang yang masih mengenakan atribut klub kesayangannya. Mereka membaur meski di Tanah Air terkenal rival dan sering bentrok.
ADVERTISEMENT
“Ini bukti bahwa kami satu tekad mendukung Timnas. Padahal, lihat saja ada yang dari Bandung (Bobotoh), Surabaya (Bonek), Jakarta (Jakmania), Lamongan, Madura, dan Brebes. Kami bersatu demi mendukung Timnas,” kata Larico.
Bobotoh yang hadir di Malaysia pun sepakat dengan pernyataan Larico. Menurutnya, suporter harus datang memberi dorongan kepada Timnas agar bisa meraih kemenangan.
“Saya optimistis Timnas menang. Kalau di sini semua saudara,” tutur Wawan Aditya, Bobotoh asal Cirebon.
Kemenangan juga menjadi harapan Faisol Bahri, Bonek asal Madura. Ia pun menyatakan keinginan bahwa persatuan suporter harusnya muncul juga ketika kembali ke Tanah Air.
“Ini kumpulan persaudaraan. Indonesia itu beragam, termasuk jersi klubnya. Saya inginnya di Indonesia juga begini,” katanya.
Gambaran bersatunya suporter klub-klub Indonesia mendukung Timnas menjadi sinyal perdamaian. Larico mengungkapkan bahwa tinggal bagaimana pendekatan PSSI kepada suporter untuk menjalin perdamaian.
ADVERTISEMENT
Mantan Ketua Jakmania menilai kericuhan apa pun bisa diredam dengan komunikasi yang baik dengan suporter. Bahkan, Larico melihat bahwa kericuhan yang terjadi saat Indonesia bertemu Malaysia (5/9/2019) karena federasi tidak berkoordinasi baik dengan suporter.
“PSSI harus bisa merangkul suporter. Berikan kami wadah dalam mendukung Timnas. Lalu, suporter harus sering diajak berdiskusi. Suporter bertanya, PSSI harus menjawab. Ke depan harus jalan, bagaimana PSSI bisa merangkul semua elemen suporter,” kata Larico.
Pendukung Timnas Indonesia mulai memadati kawasan stadion jelang pertandingan Timnas Indonesia melawan Timnas Malaysia di Stadion Bukit Jalil, Malaysia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Pernyataan Larico seakan menegaskan bahwa masih banyak cara meredam kerusuhan suporter.
“Tampak di sini bahwa mendukung Timnas adalah panggilan jiwa. Atribut apa pun berkumpul demi mendukung tin Merah-Putih. Apa pun hasilnya, kami terima. Namun, ke depan PSSI harus mempersiapkan Timnas sebaik mungkin,” ujar Larico.
ADVERTISEMENT
Suporter Indonesia memang diinstruksikan untuk datang lebih awal, padahal laga sendiri baru digelar pukul 20.45 waktu setempat.
Awalnya, suporter Timnas dijadwalkan memasuki tribune stadion pada pukul 16.00 waktu Malaysia. Namun, mereka baru dibukakan pintu pada pukul 17.00.