Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Di antara pelatih-pelatih asal Italia, Carlo Ancelotti menjadi salah satu yang termasyhur. Setelah pensiun sebagai pemain pada 1992 silam, Ancelotti memulai karier kepelatihannya bersama Reggina pada 1995.
ADVERTISEMENT
Hengkang dari Reggina, Don Carlo melanjutkan perjalanannya sebagai juru taktik. Mulai dari Parma, Juventus, AC Milan, Chelsea, Paris Saint-Germain, Real Madrid, hingga Bayern Muenchen pernah bertanding dalam koridor taktik yang digagas oleh pelatih kelahiran Reggiolo ini.
Periode emas menjadi milik Ancelotti kala menangani Milan sejak 2001 hingga 2009. Bersama klub yang bermarkas di Stadion San Siro tersebut, Ancelotti meraih berbagai gelar juara, seperti scudetto, Coppa Italia, Piala Super Italia, dan tentunya Liga Champions. Total, delapan trofi ia sumbangkan untuk Rosonerri.
Berbekal kesuksesannya, Ancelotti melebarkan langkah ke luar Italia. Chelsea menjadi tim luar Italia pertama yang dia tangani, dengan torehan tiga trofi selama tiga tahun masa kepelatihannya.
Ketika melatih di klub-klub asing inilah, Ancelotti mengalami masa-masa sulit, terlebih saat menangani Bayern. Di Allianz Arena, meski sukses mengantarkan Bayern meraih trofi Bundesliga, Ancelotti kerap menerima kritik dari pemain-pemainnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Sempat vakum melatih selama setengah musim usai dipecat sebagai pelatih Bayern pada September 2017, Ancelotti kembali ke dunia kepelatihan pada musim 2018/19. Kali ini, Napoli yang menjadi tujuan kariernya.
Napoli kini duduk di peringkat dua klasemen Serie A 2018/19. Partenopei sudah menorehkan 28 poin, hasil dari 9 kali menang, 1 kali imbang, dan 2 kali kalah. Di ajang Liga Champions, peluang Napoli untuk lolos ke fase gugur masih terbuka karena mereka sudah mengumpulkan 6 poin, sama dengan raihan poin Liverpool, si pemuncak klasemen.
Kemampuan Ancelotti meracik taktik tak luput dari perhatian Aurelio De Laurentiis. Di mata sang presiden, penampilan Napoli membuktikan bahwa Ancelotti sudah terlahir kembali--bahwa Ancelotti mampu melepaskan diri dari periode sulit.
ADVERTISEMENT
"Ancelotti adalah sosok pelatih yang luar biasa. Di sini, dia seperti lahir kembali setelah bertahun-tahun lamanya bekerja di luar Italia. Ia bekerja bersama dengan skuat yang dipercayainya, walaupun tim diisi oleh banyak pemain muda," jelas De Laurentiis, dilansir Football Italia.
"Tidak perlu waktu lama baginya untuk membuat tim menampilkan permainan yang sesuai dengan keinginannya. Ia tidak mengubah gaya Maurizio Sarri (pelatih Napoli sebelum Ancelotti). Di tim ini, ia memadukan gaya bermain Sarri dengan gaya bermainnya sendiri," kata De Laurentiis.
Didikan Ancelotti membuat Napoli bisa bermain lebih fleksibel dan tidak saklek pada satu pakem tertentu. Terkadang, Napoli bisa bermain menyerang, persis seperti ketika masih dilatih oleh Sarri. Namun, Napoli juga bisa bermain dengan lebih defensif, misalnya saat mereka mengalahkan Liverpool 1-0 di matchday kedua Liga Champions 2018/19.
ADVERTISEMENT
Namun, musim masih bergulir dan tantangan untuk Napoli belum berakhir. Khusus di kompetisi di domestik, masih ada Juventus yang mendominasi, terlebih setelah mereka mendatangkan Cristiano Ronaldo di awal musim. Lagi pula, Serie A baru berjalan 12 pekan dan Liga Champions masih ada di fase grup sehingga ada begitu banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
Artinya, soal hasil, sampai saat ini jelas belum dapat dinilai. Namun, setidaknya, Napoli di bawah kepelatihan Ancelotti membuktikan bahwa mereka adalah tim yang tahu bagaimana caranya mengupayakan kemenangan.