Empat Bintang Juara Dunia Adalah Bukti Timnas Putri AS Layak Diperlakukan Setara

15 Maret 2020 7:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simbol perlawanan Timnas Putri AS terhadap USSF. Foto: Instagram/Michelle Akers
zoom-in-whitePerbesar
Simbol perlawanan Timnas Putri AS terhadap USSF. Foto: Instagram/Michelle Akers
ADVERTISEMENT
SheBelieves Cup sebenarnya 'hanyalah' turnamen invitasi. Akan tetapi, bersama Algarve Cup, kejuaraan ini punya nilai cukup tinggi di kancah persepakbolaan wanita.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa, tim-tim yang berlaga di turnamen tersebut selalu membawa serta pemain-pemain terbaiknya. Pada edisi 2020 ini, nama-nama tenar di sepak bola wanita seperti Ellen White, Alexia Putellas, Megan Rapinoe, dan Carli Lloyd turut terlibat di dalamnya.
Bagi Timnas Putri Amerika Serikat selaku empunya hajatan, ada dua hal yang ingin mereka buktikan di SheBelieves Cup kali ini.
Pertama, bagaimana perkembangan mereka di bawah asuhan pelatih baru Vlatko Andonovski. Pria Makedonia Utara ini resmi menggantikan Jill Ellis sebagai pelatih Timnas Putri AS pada Oktober tahun lalu.
Penyerang tim nasional sepak bola wanita Amerika Serikat, Megan Rapinoe, mencium trofi saat merayakan kemenangan setelah menjuarai Piala Dunia FIFA 2019, di City Hall, New York, Rabu (10/7). Foto: REUTERS
Kedua, dan ini yang lebih penting, SheBelieves Cup menjadi ajang pembuktian bagi Timnas Putri AS bahwa mereka layak untuk mendapat bayaran setara dengan kolega prianya.
ADVERTISEMENT
Sejak 2018 lalu Timnas Amerika Serikat terlibat dalam pertarungan hukum dengan Federasi Sepak Bola AS (USSF) terkait honor yang diterima dalam pertandingan internasional.
Selama ini, Timnas Putri AS hanya mendapat 38 persen dari honor yang diberikan USSF terhadap Timnas Putra. Padahal, Timnas Putri AS tak cuma punya prestasi lebih baik tetapi juga mampu mendatangkan penghasilan lebih besar untuk federasi.
Berdasarkan laporan Wall Street Journal, sejak 2016, Rapinoe dkk. menghasilkan 1,87 juta dolar AS lebih banyak dibanding Timnas Putra. Fakta ini membuat Timnas Putri Amerika lantas mengajukan gugatan class action.
Sampai sekarang masalah itu belum selesai. Padahal, tahun lalu mereka sudah berhasil meraih gelar juara dunia lagi usai menundukkan Belanda dalam partai final.
Pemain Timnas sepak bola wanita Amerika Serikat merayakan kemenangan setelah menjuarai Piala Dunia FIFA 2019, di City Hall, New York, Rabu (10/7). Foto: REUTERS
Justru, masalah semakin runyam di tengah penyelenggaraan SheBelieves Cup, 5-11 Maret lalu, setelah argumen USSF terkait rendahnya bayaran untuk Timnas Putri AS itu bocor ke media.
ADVERTISEMENT
Dalam pernyataan resmi USSF yang disampaikan ke pengadilan itu disebutkan bahwa Timnas Putri AS dibayar lebih rendah karena 'sepak bola wanita tidak membutuhkan kemampuan teknik dan fisik seperti sepak bola pria'.
Pernyataan itu pun sontak memicu kontroversi. Bahkan, dua sponsor besar USSF, Coca Cola dan Volkwagen, sampai mengeluarkan kecaman secara resmi. Kritikan juga terus berdatangan dari media-media setempat.
Di lapangan, Timnas Putri AS menjawabnya dengan elegan. Sehari setelah pernyataan USSF itu bocor, Christen Press mencetak gol indah ke gawang Timnas Putri Inggris.
Tak hanya itu, Timnas Putri AS pun akhirnya keluar sebagai juara. Selain Inggris, Spanyol dan Jepang pun berhasil mereka tundukkan. Gelar SheBelieves Cup ketiga pun didapat tuan rumah.
Timnas Putri AS mengenakan seragam terbalik yang menyembunyikan logo USSF. Foto: Getty Images/Ronald Martinez
Respons Timnas Putri AS tidak sampai di situ. Sebelum menjalani laga terakhir kontra Jepang, mereka melakukan protes dengan cara mengenakan seragam pemanasan dengan posisi terbalik.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, logo USSF pun jadi tidak terlihat dan yang tampak hanyalah empat bintang di dada. Empat bintang itu menunjukkan empat gelar juara dunia yang selama ini telah mereka kumpulkan.
Aksi protes simbolis ini juga kemudian dilakukan pemain legendaris, Michelle Akers. Mantan pemain depan andalan Timnas Putri AS itu ikut mengunggah logo terbalik tadi di akun Instagram-nya.
Hasilnya, Carlos Cordeiro pun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden USSF. Pria 64 tahun itu mengaku tidak sempat mereviu argumen resmi USSF sebelum disampaikan ke pengadilan tetapi dia tetap bertanggung jawab atasnya.
Saat ini, posisi Cordeiro di USSF untuk sementara digantikan oleh eks penggawa Timnas Putri AS, Cindy Parlow Cone. Pemilik 153 caps timnas itu akan menjabat sebagai Presiden Interim USSF sampai Februari 2021 mendatang.
Megan Rapinoe dan Carlos Cordeiro. Foto: AFP/Christophe Simon
Naiknya Parlow Cone sebagai presiden memunculkan harapan bagi Timnas Putri AS untuk mendapat apa yang mereka inginkan karena sebelumnya dia sendiri sudah pernah mengkritik perbedaan honor itu.
ADVERTISEMENT
Namun, yang menjadi persoalan adalah status presiden di USSF itu sendiri. Di federasi tersebut, presiden tidak mendapat bayaran dan pada praktiknya itu merupakan jabatan paruh waktu.
Dengan kata lain, Parlow Cone bisa jadi tidak akan bisa menjalankan fungsinya dengan maksimal. Apalagi, dia masih bakal berhadapan dengan sistem yang selama ini sudah menunjukkan ketidakberpihakan pada hak pemain wanita.
Jadi, meskipun sudah berulang kali memberi bukti, jalan bagi Timnas Putri AS untuk mendapatkan kesetaraan masih amat sangat panjang.