Empat Catatan Menarik dari Laga Everton vs Liverpool
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya, laga bertajuk Derbi Merseyside itu berakhir dengan skor 0-0. Liverpool, sebagai tim yang lebih diunggulkan, berhasil mendominasi bola sampai 70%. Namun, penyelesaian akhir skuat asuhan Juergen Klopp itu tak memuaskan.
Sementara, Everton sanggup beberapa kali melancarkan serangan balik yang berbahaya. Kendati demikian, penyelesaian akhir mereka tak kalah buruk dari Liverpool.
Oke, tak ada gol tercipta di laga ini. Namun, bukan berarti tak ada hal menarik yang bisa dikulik lebih jauh. Kami menyajikan lima di antaranya.
Ruang Ganti Portabel Goodison Park untuk Liverpool
Ada satu hal yang layak disorot sebelum masuk ke lapangan. Setelah tiba di markas Everton, Goodison Park—yang menjadi venue di laga ini—Liverpool tak masuk ke ruang ganti yang ada di dalam stadion.
ADVERTISEMENT
Mereka masuk ke ruang ganti portabel yang terletak di area parkir mobil Goodison Park. Usut punya usut, ruang ganti portabel itu disediakan Everton karena ruang ganti di dalam stadion tak cukup besar.
Dari ruang ganti portabel itu, Liverpool masuk ke lapangan via pintu yang terletak di sudut Goodison Park. Sementara, Everton masuk lewat lorong utama. Nah, mari membahas apa yang terjadi di lapangan.
Liverpool Butuh Penyerang Tambahan?
Jujur saja, lini depan Liverpool begitu tumpul di laga ini. Trisula Roberto Firmino-Sadio Mane-Takumi Minamino hanya menghasilkan tiga tembakan dan tak ada yang benar-benar berbahaya.
Absennya Mohamed Salah mungkin membuat Liverpool kesulitan. Namun, itu semakin menunjukkan bahwa trio lini depan Liverpool akan berkurang ketajamannya jika ada salah satu dari mereka yang absen.
ADVERTISEMENT
Dari situ, legenda Liverpool yang kini menjadi pundit Sky Sports, Jamie Carragher, menyatakan bahwa eks timnya itu mesti membeli penyerang tambahan, yang setidaknya bisa melapisi Salah dkk. Hmm, sepakat dengan Carragher?
Kredit untuk Seamus Coleman
Seamus Coleman tahu bahwa laga melawan Liverpool tak akan berjalan mudah baginya. Ia mesti berhadapan dengan salah satu pemain sayap terbaik di dunia, Sadio Mane.
Namun, Coleman menunjukkan performa yang luar biasa. Ia sanggup menetralisir Mane. Penyerang sayap asal Senegal itu bahkan sama sekali tak melepaskan tembakan di laga tersebut.
Tak hanya menghentikan Mane, Coleman juga kerap menjadi inisiator serangan Everton dari sisi kanan sayap. Singkatnya, Coleman sanggup menunjukkan bahwa di usia 31 tahun, ia belum habis.
ADVERTISEMENT
Alisson, Oasis untuk Liverpool
Penampilan Liverpool di laga ini secara keseluruhan memang tak memuaskan. Lini depan mereka tumpul, dan bek mereka seperti Dejan Lovren masih saja melakukan blunder tak perlu.
Namun, hal yang sama tak bisa disematkan kepada Alisson Becker. Kiper asal Brasil itu tampil luar biasa. Ia sukses membuat tiga penyelamatan, satu di antaranya terhadap sundulan Dominic Calvert-Lewin yang 90% mungkin akan menjadi gol.
Dari situ, Juergen Klopp sampai kehabisan kata-kata buat Alisson. Bahkan, tak berlebihan apabila menyatakan bahwa Alisson sukses menjadi penyelamat Liverpool di laga ini.
***
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona . Yuk, bantu donasi atasi dampak corona!