Eric Garcia

Eric Garcia: Jebolan La Masia, Masa Depan Man City

9 April 2020 14:31 WIB
comment
38
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eric Garcia, bek tengah muda Manchester City. Foto: Instagram/@ericgm3
zoom-in-whitePerbesar
Eric Garcia, bek tengah muda Manchester City. Foto: Instagram/@ericgm3
Banyak jebolan La Masia—akademi Barcelona yang termasyhur itu—yang mencoba peruntungan di Inggris. Tentu tak semuanya beruntung.
Yang sukses sebenarnya cukup banyak. Ada Nayim, Luis Garcia, Mikel Arteta, Francesc Fabregas, Gerard Pique, sampai Hector Bellerin. Namun, jangan lupakan nama-nama seperti Fran Merida, Jon Toral, hingga Marc Muniesa, yang layu sebelum berkembang.
Kini talenta terpanas La Masia yang bermain di Inggris adalah bek tengah milik Manchester City, Eric Garcia. Pertanyaannya, apakah Garcia akan mengikuti jejak Pique dkk., atau melempem seperti Merida dan Toral?
***
Eric Garcia bergabung bersama La Masia pada 2009. Saat itu, usianya baru menginjak delapan tahun.
Menurut jurnalis ESPN sekaligus pakar sepak bola Spanyol, David Cartlidge, Garcia berkembang dengan baik semenjak menapakkan kaki di La Masia. Namun, Garcia baru mendapatkan sorotan ketika masuk ke tim U-14 Barcelona (Infantil).
Kala itu, Garcia sudah menunjukkan karakteristik yang paling utama dari pelajar di La Masia, yaitu kemampuan olah bola dan distribusi yang ciamik. Namun, Garcia tak hanya sekadar ball-playing defender buat La Masia.
Tampak luar bangunan anyar La Masia yang diresmikan pada 2011. Foto: AFP/Josep Lago
Ia juga menjadi pemimpin. Garcia selalu menjadi kapten di tim kelompok umur Barcelona yang ia bela. Dari situlah popularitas Garcia meroket. Ia menjadi sosok yang diharapkan oleh para Cules—sebutan dari suporter Barcelona.
Pada 2017 lalu, bakat Garcia terendus Manchester City. Mengutip Bleacher Report, The Citizens melayangkan tawaran senilai sekitar 900 ribu poundsterling. Jumlah yang kecil, tetapi Barcelona dengan senang hati menerima itu.
Tentu saja suporter Barcelona meradang. Semakin ironis, mengingat Garcia direpresentasikan oleh dua legenda Barcelona, Carles Puyol dan Ivan de la Pena.
Garcia sejatinya merasa berat untuk meninggalkan Barcelona. Maklum, usianya saat itu baru 16 tahun dan ia mesti menyeberangi lautan untuk pindah ke negara dengan iklim dan bahasa yang berbeda dengan kampungnya.
Namun, di lapangan, tak ada kesulitan buat Garcia.
“Pindah ke City adalah keputusan yang sulit karena saya meninggalkan keluarga dan teman saya. Saya juga pergi ke negara yang bahasanya berbeda. Namun, semua berjalan baik buat saya,” kata Garcia kepada Goal International.
“Saya beruntung karena di sini dan ketika saya di Barcelona, kami memainkan sepak bola yang serupa. Buat saya, tak ada perbedaan yang besar,” lanjut sang bek muda.
Kondisi itu wajar mengingat sistem permainan City dirancang oleh pria yang sempat menjadi pelatih Barcelona, Pep Guardiola. Garcia mampu menerjemahkan permainannya dari La Masia ke City dengan mudah.
Karena itu jugalah, Garcia dengan cepat menanjak di tim City. Pada musim pertamanya, ia berkontribusi besar terhadap kesuksesan Tim U-18 City masuk ke semifinal UEFA Youth League.
Musim berikutnya, ia mulai berlatih bersama tim utama. Kini, Garcia sudah mencatatkan total 14 penampilan di semua kompetisi bersama tim utama City—enam di antaranya di Premier League 2019/20.
Kemampuan utama Garcia terlihat dengan baik lewat catatannya di Premier League. Mengutip Whoscored, ia sanggup mencatatkan 93,6% operan sukses dan rata-rata dua umpan lambung sukses per laga.
Secara defensif, angka Garcia tak terlalu tinggi—ia hanya mencatatkan rata-rata 0,3 tekel dan 0,8 intersep per laga. Namun, dalam skema Guardiola yang menerapkan pressing tinggi, angka tersebut tak bisa menjadi indikator dari kemampuan bertahan Garcia.
Eric Garcia, bek tengah muda Manchester City. Foto: Instagram/@ericgm3
Lagi pula, Garcia memiliki visi yang mumpuni sehingga tak perlu sering melakukan tekel. Itu diakui Guardiola ketika ia menurunkan Garcia dalam tiga laga Premier League berturut-turut pada akhir Desember 2019 sampai awal Januari 2020.
“Garcia adalah pemain yang tak melakukan kesalahan. Ia sangat pintar. Ia selalu membuat pergerakan yang tepat,” kata Guardiola, dikutip dari situsweb resmi City.
Garcia tentu masih jauh dari kata sempurna. Ia bisa dibilang lemah dalam duel udara. Menurut catatan situsweb resmi Premier League, ia hanya memenangi tiga dari 13 duel udara yang ia lakukan.
Tinggi Eric Garcia, yang hanya 183 sentimeter, menjadi faktor ini. Namun, Guardiola yakin fisik Garcia bisa berkembang lebih baik lagi mengingat usianya yang masih muda.
“Tentu Garcia akan menjadi lebih tinggi dan ia akan jauh lebih baik di usia 25 atau 27 nanti. Saya pikir Garcia bukanlah pemain yang akan terlena dengan pujian,” ucap Guardiola.
***
Selayaknya Garcia, Merida dkk. juga menjanjikan ketika datang ke Inggris. Namun, Garcia memiliki modal utama untuk tak mengikuti jejak senior-seniornya yang gagal.
Guardiola menyatakan bahwa Garcia adalah pemain yang kerap terlibat dalam diskusi taktik. Singkatnya, Garcia selalu ingin belajar.
“Garcia selalu ingin tahu mengapa [soal taktik]. Ketika melakukan kesalahan, ia juga langsung memahami kesalahan yang ia buat. Pemain yang memahami kedua hal tersebut bisa menciptakan performa yang luar biasa,” kata Guardiola, dikutip dari Manchester Evening News.
Eric Garcia (kiri), Cameron Humphreys (tengah), dan Sergio Aguero (kanan) di sesi latihan Manchester City. Foto: Paul ELLIS / AFP
Garcia pun menjelaskan bahwa yang menjadi fokusnya saat ini adalah mengembangkan dirinya sendiri.
“Saya harus terus berlatih untuk menunjukkan kepada pelatih bahwa saya selalu siap kapan pun ia membutuhkan saya. Saya juga akan terus belajar dari para pemain di sini karena mereka adalah pemain-pemain terbaik yang pernah berlatih bersama saya,” ucap Garcia.
Eric Garcia boleh jadi beruntung karena direkrut Manchester City yang memiliki cetak biru serupa dengan Barcelona dan dilatih oleh Pep Guardiola. Namun, bukan kedua faktor itu saja yang membuatnya menjadi pemain besar.
Garcia akan menjadi Gerard Pique berikutnya karena kemampuan dan mentalitasnya sendiri.
***
Catatan editorial
kumparanBOLA akan mengulas pemain-pemain menjanjikan yang berpotensi menjadi bintang di masa depan.
Anda bisa mengikutinya melalui topik 'wonderkid'.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!
Ayo, ikutan Home of Premier League dan menangi uang tunai Rp50.000.000. Buruan daftar di sini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten