Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Final Liga Champions: Casemiro dan Makelele, Teringat dan Terlupakan
24 Mei 2018 15:20 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB

ADVERTISEMENT
Dulu, Real Madrid pernah memiliki gelandang bertahan sekelas Claude Makelele. Kehadirannya di lini tengah, meski tak tampak, begitu terasa. Kini, Madrid punya Casemiro.
ADVERTISEMENT
Makelele, dibandingkan dengan rekan-rekan setimnya ketika dia bermain di Madrid, adalah pemain yang dianggap tidak memiliki talenta. Tubuhnya kecil, larinya tidak cepat, teknik olah bola buruk, serta tidak punya kemampuan duel udara yang baik. Di antara deretan Galacticos yang ada di Madrid kala itu, sinar Makelele tidak terlihat.
"Dia bukanlah penyundul bola yang baik dan kerap mengumpan bola tidak lebih dari tiga meter. Pemain yang lebih muda akan datang dan itu akan membuat Makelele cepat terlupakan," ujar Presiden Madrid saat itu, Florentino Perez, disitat dari Managing Madrid.
Memang bagi Perez, makna hadirnya Makelele di skuat Madrid tidak ada artinya sama sekali. Tapi, bagi para pemain Madrid yang merasakan kesuksesan meraih trofi La Liga musim 2000/2001 dan 2002/2003, serta trofi Liga Champions musim 2001/2002, mereka lebih mengetahui makna kehadiran Makelele di skuat Madrid. Bahkan, dia disebut sebagai salah satu pemain terbaik Madrid kala itu.
ADVERTISEMENT
"Untuk apa menambah lapisan cat emas pada mobil Bentley Anda, ketika Anda sudah kehilangan seluruh mesinnya?" ujar Zidane, yang kini menjadi pelatih Real Madrid, mengomentari kepergian Makelele ke Chelsea.
Apa yang pernah dirasakan oleh Makelele di masa itu, diingat namun kadang dilupakan, dicintai namun kadang dibenci, dirasakan juga oleh Casemiro kini. Tatkala orang-orang lebih mengenal Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Isco, Gareth Bale, Luka Modric, dan Toni Kroos, Casemiro hanya bisa dikenali oleh mata-mata yang jeli.
Mengenal Casemiro Lebih Dekat
Casemiro sebenarnya bukan wajah baru di Real Madrid. Sejak Januari 2013, dia sudah membela Los Blancos. Namun, dia lebih banyak menghabiskan waktunya di Madrid Castilla (Madrid B) saat itu sebagai pinjaman. Dia akhirnya resmi menjadi pemain Madrid setelah dibeli dari Sao Paulo pada bursa transfer musim panas 2013.
ADVERTISEMENT
Dengan usianya yang masih muda, serta masih adanya nama Xabi Alonso, membuat pemain bernama lengkap Carlos Henrique Casemiro tersebut tidak kunjung masuk skuat inti Madrid. Untuk mematangkan kemampuannya, Madrid memutuskan untuk memminjamkannya ke Porto FC selama satu musim.
Sejalan dengan kepergian Casemiro, Madrid mengalami krisis di posisi gelandang bertahan pada musim 2014/2015. Hengkangnya Xabi Alonso ke Bayern Muenchen menjadi pangkal dari krisis ini, karena di skuat Madrid saat itu, tak ada yang bisa menjadi pengganti sepadan dari Alonso. Luka Modric, Toni Kroos, Sami Khedira, maupun Asier Illaramendi gagal menggantikan peran Alonso.
Buntut dari tidak adanya gelandang bertahan mumpuni ini adalah nirgelar yang dialami Madrid di musim 2014/2015. Di semua ajang, mereka gagal tampil ciamik. Sadar akan hal ini, Madrid membawa pulang Casemiro dari Porto. Musim 2015/2016 adalah awal dari cerita manis Casemiro bersama Madrid. Jarang dimainkan oleh Rafael Benitez, Casemiro mulai dapat kesempatan ketika Zinedine Zidane naik jadi pelatih.
ADVERTISEMENT

Gelar Liga Champions musim 2015/2016 menjadi penanda kegemilangan Casemiro di Madrid. Di musim selanjutnya, peran Casemiro semakin kentara. Partai final Liga Champions musim 2016/2017 bisa menjadi cermin dari pentingnya Casemiro untuk skuat Madrid.
Dalam laga yang dihelat di Stadion Millennium tersebut, secara terlihat Casemiro memang hanya mencetak satu gol saja. Gol yang indah, tapi jika mau melihat secara keseluruhan, Casemiro memang tampil indah juga dalam pertandingan tersebut. Beroperasi di lini tengah bersama Kroos dan Modric, Casemiro menjadi momok bagi para pemain tengah Juventus.
Sepanjang pertandingan, pemain asal Brasil itu tak henti-henti berpatroli di depan empat bek Madrid. Setiap kali Juventus menyerang, dia akan membaca permainan, bergerak, lalu memutus arah serangan Juventus sesuai dengan tebakan. Paulo Dybala dia buat mati kutu. Miralem Pjanic dia buat tidak berkutik.
ADVERTISEMENT
Secara statistik, penampilan Casemiro dalam laga itu cukup menggembirakan. Total 7 kali upaya tekel (terbanyak di antara pemain Madrid saat itu), 1 kali upaya intersep, serta 2 kali sapuan, membuat para pemain bertahan Madrid tak perlu bekerja keras. Selain itu, dia juga tak segan untuk maju jika ada kseempatan, dan gol kedua Madrid yang dia cetak dalam laga itu menjadi contohnya.
Apiknya penampilan Casemiro dalam partai final Liga Champions 2016/2017, merangkum penampilan apik Casemiro selama musim tersebut. Selain gelar Liga Champions, Casemiro sukses mempersembahkan gelar La Liga, Piala Dunia Antarklub, serta Piala Super Eropa di musim tersebut. Pujian pun dilontarkan oleh Zidane selaku pelatihnya.
"Dia (Casemiro) pemain kunci dan memberikan keseimbangan dalam tim. Dia memotong banyak umpan dan apa yang dilakukannya mirip dengan Claude Makelele atau Didier Deschamps. Dia percaya diri dan terus lebih baik setiap hari," ujar Zidane.
ADVERTISEMENT

Dengan segala penampilan apiknya musim lalu, apakah Casemiro akan tampil gemilang lagi di partai final Liga Champions musim 2017/2018 ini?
Apa Kira-kira yang Akan Dilakukan Casemiro di Partai Final Liga Champions?
Di musim 2017/2018 ini, Casemiro tampil cukup ciamik. Dia masih menjadi penjaga empat bek Madrid dengan catatan aksi bertahan yang mumpuni. Sejauh ini, Casemiro menorehkan rataan tekel per laga sebanyak 3,8 kali, rataan intersep per laga sebanyak 2 kali, dan rataan sapuan per laga sebanyak 1,6 kali. Masih bersama Kroos dan Modric, mereka menjadi trio lini tengah mematikan Madrid.
Meski tampil ciamik, bukan berarti Casemiro sudah diingat oleh orang banyak. Masih ada yang melupakan namanya, karena mengilapnya juga penampilan dari Ronaldo, Isco, serta Bale di Madrid. Beruntung, tidak seperti Makelele, Casemiro masih bisa bertahan di Madrid sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Final Liga Champions musim 2017/2018 nanti akan menjadi pembuktian selanjutnya lagi bagi Casemiro. Di pertandingan nanti, Casemiro akan berhadapan dengan para pemain tengah Liverpool maca Jordan Henderson, James Milner, maupun Emre Can/Georginio Wijnaldum.
Dengan segudang pengalaman final dan kemampuan yang dia miliki, Casemiro sebenarnya sudah memiliki bekal yang cukup untuk menguasai lini tengah dalam pertandingan tersebut. Dia hahkan bisa menjadi faktor penentu dalam mencegah trio lini serang Liverpool hidup. Kemampuan membaca serangan dan tekelnya yang apik bisa mencegah Henderson maupun Milner mengalirkan bola ke depan.
Jika pemain berusia 26 tahun itu dapat melakukan tugasnya dengan baik, bukan hanya trio lini serang, tapi permainan Liverpool bisa dengan sukses dia hentikan. Dengan begitu, kemenangan bisa didapat, dan pengakuan akan kemampuannya juga akan semakin meningkat, sehingga dia tak akan lagi terlupakan.
ADVERTISEMENT
=====
*Final Liga Champions akan dihelat di Stadion NSC Olimpiskiy, Kiev, Minggu (27/5/2018) dini hari WIB. Sepak mula dilakukan pukul 01:45 WIB.