Fisioterapis Timnas Bahas Cedera ACL: Penyebab hingga Lama Penyembuhan

24 Oktober 2024 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Cedera menjadi momok bagi para pemain sepak bola profesional. ACL merupakan salah satu jenis cedera yang paling ditakuti karena dampaknya yang mengancam kelangsungan karier pemain.
ADVERTISEMENT
Fisioterapis yang berpengalaman di Timnas Indonesia senior hingga usia muda, Asep Azis, membahas secara tuntas terkait cedera ACL. Baginya, ACL merupakan salah satu jenis cedera terparah yang pernah ditanganinya selama berkarier di bidang fisioterapi.
Pemain Manchester City, Rodri, bereaksi setelah mengalami cedera pada pertandingan Liga Inggris antara Manchester City melawan Arsenal di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, Minggu (22/9/2024). Foto: Jason Cairnduff/REUTERS
"Cedera ACL terjadi karena ada robekan pada ligamen. Ligamen adalah urat yang menahan gerakan kita supaya enggak berlebihan. Kebanyakan orang kena cedera ACL karena enggak ada benturan, kakinya melintir, salah posisi menendang, salah tumpu, salah landing. ACL pada pemain bola sebaiknya dioperasi karena jika tidak akan longgar," ujarnya secara eksklusif pada kumparan.
"Setelah dioperasi, bukan tiba-tiba bisa main. Butuh serangkaian fisioterapi, penguatan otot, dan menjaga kondisi selama pemulihan. Nanti ada fase-fase di mana mereka boleh berlari kembali, kapan mereka boleh kembali ke permainan, dan kapan bisa kembali ke performance [performa terbaik]," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Fisioterapis Timnas U-20 Indonesia, Asep Azis saat berkunjung ke kantor kumparan, Jakarta, Rabu (16/10/2024). Foto: Syawal Febrian Darisman/kumparan
Idealnya, penyembuhan cedera ACL adalah selama 9-12 bulan. Sebenarnya, bisa lebih cepat, misalkan 6 bulan, tetapi itu berisiko menyebabkan cedera menjadi kambuhan.
"Jadi secara waktu mungkin rata-rata 9 bulan sampai satu tahun itu yang ideal. Kalau 6 bulan agak terlalu cepat karena kebanyakan hanya bisa return to play, belum sampai ke performance, itu risiko cedera lebih tinggi. Panjang pemulihannya, banyak yang trauma," jelas lulusan Universitas Esa Unggul tersebut.
Tidak banyak pemain sepak bola profesional yang bisa kembali ke performa terbaik usai mengalami cedera ACL. Sebab, ini bukan perkara penguatan fisik saja, tetapi juga tentang mental.
"Berdasarkan penelitian, hanya 50 persen yang bisa kembali ke level performance tertinggi. Mereka juga adaptasi lagi, termasuk gimana psikologinya untuk menghilangkan rasa trauma. Itu juga harus dari dalam dirinya. Karakter dari pemain penting," tutur Asep.
ADVERTISEMENT
"Makanya sekarang, kita di Timnas U-20, ada psikolog sampai psikotes. Jadi, dari dulu memang, Coach Indra [Sjafri] yang memopulerkan psikotes di kalangan pemain karena kita jadi tahu karakter sampai golongan darah pemain. Golongan darah juga dijadikan salah satu referensi," terangnya yang kini fokus jadi fisioterapis Timnas U-20.