Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Piala Super Eropa 2019 tidak hanya bercerita tentang kemenangan Liverpool atas Chelsea. Ini bukan cuma kegagalan kesekian Frank Lampard menjuarai Piala Super Eropa. Duel ini juga bicara tentang kelahiran sejarah.
ADVERTISEMENT
UEFA, si empunya gelaran, menunjuk wasit wanita bernama Stephanie Frappart untuk memimpin pertandingan. Keberadaan wasit wanita di pertandingan sepak bola pria sebenarnya bukan perkara baru. Ambil contoh, Bibiana Steinhaus yang sudah menjadi wasit Bundesliga sejak 2017.
Namun lain cerita jika bicara soal laga besar milik UEFA. Frappart memang wasit wanita pertama yang ditunjuk memimpin pertandingan pria akbar milik UEFA.
Frappart tentu tak bertugas sendirian pada duel yang digelar di Vodafone Park, Istanbul, pada Kamis (15/9/2019) ini. Ia dibantu oleh dua asisten wasit wanita, Manuela Nicolosi dari Italia dan Michelle O`Neill dari Republik Irlandia.
Ngomong-ngomong soal Frappart, ia juga bertugas di laga final Piala Dunia Wanita 2019. Pun dengan Nicolosi dan O'Neill, keduanya turut ambil bagian di pesta sepak bola wanita sejagat itu.
ADVERTISEMENT
Frappart membuktikan kualitasnya sebagai wasit. Per 2019/20, ia juga ditunjuk sebagai wasit wanita pertama di Ligue 1 alias kompetisi tertinggi sepak bola pria Prancis.
Oke, kembali ke duel Piala Super Eropa. Di sini Frappart tak ragu beradu argumen dengan para pemain Liverpool dan Chelsea yang mengajukan protes.
Tak ada kompromi meski yang dihadapinya adalah pemain sekaliber Virgil van Dijk, Cesar Azpilicueta, hingga Jordan Henderson. Nama yang disebut terakhir bahkan diganjar kartu kuning.
Mereka boleh bergelar pemain bintang. Tapi, di atas lapangan kali ini Frappart adalah pengadil pertandingan. Ketegasan menjadi kunci dan senjata sekaligus.